44.ARA DAN ARALD

10 2 0
                                    

      "Ara" panggil Fera namun tak digubris sang pemilik nama.

      Gadis itu sibuk menulikan telinganya,ia masih marah dengan kelakuan Dirga. Tiba tiba langkahnya terhenti karena seseorang mencekal lengannya dan menariknya ke belakang. Membuat gadis itu berbalik dan menabrak sesuatu.

"Hei Fera sakit" ucap Ara sambil mengusap dahinya.

"Itu bukan aku" jawab Fera.

    Sontak ara mendongak dan mendapati sepasang mata elang sedang menatapnya dengan senyum jail terukir di bibirnya. Membuat ara mendengus sebal.

"Sudah berapa kali ku katakan,jangan menggangguku" tegur Ara sambil kembali berjalan,namun segera di cekal oleh arald.

"Hei,hei, tenang dulu." Ucap arald sambil membalikkan tubuh Ara.

"Apa?" Bentak Ara.

"Fera kembalilah,gastaf menunggumu" perintah arald.

   Fera menoleh ke arah Ara,dan Ara balas menatap dengan melotot ke arah Fera seakan akan berbicara ' jangan pergi,aku tidak mau berdua dengan laki laki sialan ini',kira kira seperti itu.

  Namun Fera salah mengartikan maksud dari tatapan Ara. Ia mengira tatapan Ara seakan akan berkata ' pergilah,jangan menggangguku waktuku dengan arald'. Fera tersenyum sambil mengangguk membuat Ara mendesah lega,mengira Fera akan tetap bersamanya.

"Kalau begitu aku pergi dulu,selamat bersenang-senang" ucap Fera sambil berlalu pergi membuat Ara melotot tak percaya.

"Damn" gumam Ara.

"Ayo" ajak arald sambil menarik tangan Ara tanpa ijin.

"Tidak mau" jawab Ara sambil menarik tangannya.

"Ayolah"

"Tidak mau"

"Astaga kau sangat keras kepala" ucap arald sambil membopong tubuh Ara.

"He.....hei,turunkan aku bodoh" ucap Ara sambil memberontak meminta di lepaskan.

"Sudahlah kau tak akan menolak jika kita sampai di tempat" ucap arald.

   Ara terdiam kemudian menatap arald sejenak.ara baru sadar bahwa lelaki yang telah menggendongnya ini sangat tampan apalagi jika dilihat dari dekat.mulai dari kulit putih mulus,dagu lancip,hidung mancung,mata yang tajam bak elang,rambut yang di tata sedemikian rupa,di tambah lagi kalung salib dan gaya pakaian yang tak pernah ketinggalan zaman.

    Ara sempat berdecak kagum dengan ketampanan arald. Bagaimana bisa seorang titisan dewa turun ke bumi seperti arald ini. Namun semuanya hancur saat sebuah suara membuyarkan lamunannya.

"Aku tahu aku tampan,tak perlu memujiku" ucap arald sambil tetap fokus memandang ke depan.

Ara memanyunkan bibirnya" siapa juga yang memujimu,aku tidak berkata apa apa." Jawab Ara sambil mengalihkan pandangannya,membuat arald tersenyum tipis,tiiiipis sekali hingga Ara tak dapat melihat senyuman itu.

####

    Ara berlari ke sana kemari dengan membawa gula kapasnya. membuat arald tak henti hentinya menyunggingkan senyumnya.

"Ara"panggil arald.

"Ya" jawab Ara sambil menoleh.

"Apa kau anak kecil,makan jangan belepotan" arald berlari menghampiri Ara dan mengusap mulut Ara yang belepotan dengan jempolnya.

     Ara sempat tak berkutik sedikit pun,ditambah lagi buku kuduknya sedikit meremang akibat ulah Arald yang menghisap jempol bekas membersihkan mulut Ara.

friend or love (Hiatus)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu