BAGIAN 03

201K 5.1K 100
                                    

"Mah, kenapa aku harus mengalami hal ini? Kami sebentar lagi akan segera menikah." Ara menangis dipelukan calon mama mertuanya yang ternyata gagal.

"Sabar, Ara, mama juga sangat sedih dan kecewa dengan berita ini. Kami sangat menyayangi dirimu, kami sudah menganggapmu seperti anak kandung kami sendiri. Apapun yang terjadi, kamu tetap mama anggap anak mama."

Dara juga ikut terisak sambil memeluk erat Ara, dia sangat menyayangi Ara seperti anak kandungnya sendiri. Dara benar-benar dipatahkan dengan kabar ini, dia kecewa karena ternyata anak sulungnya melakukan hal tercela seperti itu. Dara juga kecewa karena akibat hal itu membuat pernikahan Damian dan Ara terpaksa harus dibatalkan.

"Ara, aku mohon, aku butuh waktu lebih lama untuk bisa menjelaskan semuanya padamu. Aku mohon jangan tinggalkan aku, aku tidak mau pernikahan ini batal." Damian terisak sambil memohon.

"Maksud kamu apa, Dam? Jadi kamu memintaku untuk menutup mata saja pada perbuatanmu itu? Ini kamu sudah menghamili anak orang. Kesalahan kamu bukan kesalahan kecil yang bisa dengan gampangnya aku maafkan dan menutup mata."

Ara tidak habis pikir pada Damian, dia sudah menghamili anak orang, yang artinya dia sudah tidur dengan perempuan lain di belakang Ara. Tapi bisa-bisanya dengan gampangnya Damian menyuruh Ara untuk menutup mata dan memaafkannya.

"Ara, bukan begitu maksudku, aku tahu salahku besar, maafkan aku. Masalah perempuan itu, aku akan mengurusnya, aku tidak akan membiarkannya mengganggu pernikahan kita."

"Cukup, Damian, aku bener-bener capek banget. Kasih aku waktu sendiri, aku butuh waktu untuk menenangkan diri."

"Tapi ..."

"Mah, aku pengin pulang dulu."

"Iya, Nak, kamu pulang dianter sopir yah." Mama Dara menyuruh supir pribadinya untuk mengantarkan Ara pulang ke apartemen.

***

Arabella pulang ke apartemennya dengan gontai, dia terus menangis seperti mayat hidup disana, entah apa kesalahan yang dia perbuat sampai mendapatkan kutukan seperti ini.

"Hiks, hiks, apa salahku?" rancau Ara frustasi.

Pernikahannya dengan Damian seharusnya tinggal dua hari lagi, tapi semua mimpi indah itu berubah menjadi mimpi terburuk dalam hidupnya.

Tanpa di duga ponsel Ara berdering saat dia terlarut dalam sedihnya, ternyata itu dari teman lamanya yang bernama Sarah, Sarah mengajak Ara bertemu di luar untuk membicarakan sesuatu hal yang penting, dan akhirnya Ara keluar apartemen sekalian menenangkan pikiran, karena selama ini dia hanya terus menangis dan bersedih.

"Ara, duduk dulu, lama gak ketemu." Sarah mempersilahkan temannya untuk duduk.

Arabella hanya tersenyum simpul dan duduk di kursinya, dia melihat di samping Sarah ada seorang gadis muda, dia perkirakan usia gadis itu jauh lebih muda dari dirinya dan juga Sarah.

"Ara, kenalkan ini Liana adik sepupuku, dan Liana kenalkan ini Ara."

Sarah memperkenalkan keduanya, merekapun berjabat tangan dan berkenalan. Ternyata usia Liana masih delapan belas tahun dan baru saja mendaftar kuliah. Sarah memulai perbincangan serius, menceritakan kisah hidup Liana yang diusir dari rumahnya Karna hamil diluar nikah.

"Jadi kenapa kalian menceritakan semua ini padaku?" tanya Ara pada mereka.

"Kak Ara, maafkan aku. Aku hamil anak calon suamimu."

Perkataan Liana begitu mengejutkan Arabella. Jadi ini wanita yang dihamili Damian? Masih sangat muda bahkan lebih muda dari usia adiknya, apakah selera Damian sekarang gadis belia makanya dia sampai menghamili anak orang.

Arrabella diam saja tak bisa berbicara apapun, tubuhnya terasa kaku dan hatinya sangat ngilu saat ini, dia pikir saat pergi menemui Sarah teman lamanya itu bisa sedikit menghiburnya dan sejenak melupakan rasa sakit ini. Tapi ternyata kedatangan Ara menemui Sarah malah menambah lukanya.

"Aku bisa jelaskan, ini bukan kesalahan Damian, kami tidak sengaja melakukannya. Saat itu Damian sedang mabuk karena dia tidak sengaja meminum obat perangsang yang seharusnya diberikan padaku, tapi gelasnya tertukar dengan milik Damian. Ada seseorang yang ingin menjebak dan mempermalukanku saat itu, dan Damian yang hilang kendali melihatku sebagai dirimu, lalu ia menarikku ke sebuah kamar di sana dan ... memperkosaku."

Isak tangis Liana semakin kencang, dia merasa hancur saat itu, tapi hati Ara tak kalah hancur saat mendengarnya.

"Saat itu aku dijebak oleh saudara tiriku yang membawaku ke club dan membuatku hendak diperkosa orang, tapi Damian menolongku. Kemudian saudara tiriku yang licik itu memberikan obat perangsang, hingga akhirnya aku dan Damian, kami ..."

"Tapi percayalah, itu bukan kesalahannya, aku minta maaf. Gara-gara aku hubungan kalian jadi begini, aku bingung kaerna aku juga tidak ingin anak ini lahir tanpa ayah, tapi saat Damian menceritakan semuanya, aku rasa aku akan membesarkan anak ini sendiri." Liana menyeka air matanya kemudian melanjutkan lagi ceritanya.

"Aku hanya tidak ingin anakku bernasib sama sepertiku, sedari kecil aku tidak punya ayah, setelah bertahun-tahun kami baru bertemu ayah. Tapi dia sudah memiliki anak dari wanita lain, saat itu istrinya meninggal hingga akhirnya ibu dan ayahku menikah, oleh karena itu saudara tiriku sangat membenciku," lanjut Liana menjelaskan semuanya.

Arabella tidak bisa mengambil sikap saat ini, ia tau ini murni kecelakaan, tapi hatinya tetap saja nyeri membayangkan Damian melakukan hal itu dengan wanita lain, bahkan sampai wanita itu mengandung anaknya.

Jujur dia juga iba pada Liana, sejak kecil Arabella sudah tinggal dengan paman dan bibinya, dia juga tidak pernah merasakan kasih sayang orangtuanya.

Anak itu tidak bersalah, kesalahan itu terjadi pada orang tuanya dan itu juga tidak disengaja, aku tidak ingin anak Damian mengalami hal buruk, aku tidak ingin anak itu menderita dan kekurangan kasih sayang orangtuanya yang lengkap. Biarlah mungkin takdirku bukan dengan Damian.

Aku sangat menyayanginya tapi sepertinya takdir kami tidak mungkin bersatu, walau sakit merelakan 7 tahun waktu kebersamaan kami, tapi aku rasa keputusanku tepat, Liana adalah gadis yang baik. Hati kecil Ara bergejolak.

"Kak Ara, kamu memaafkan aku dan Damian kan? Dia pria yang baik dan sangat mencintaimu, aku mohon jangan sampai kesalahan ini menghancurkan hidup kalian. Biarlah cukup hidupku yang hancur, lebih baik rusak satu dari pada tiga." Liana mengutarakan tujuannya.

"Aku mohon ,tetap menikahlah dengan Damian, aku akan mengurus anak ini sendiri, kau tidak perlu khawatir," pinta Liana dengan air mata yang mengalir.

Karna dia berada dipersimpangan, dia tidak mau anaknya lahir tanpa sosok ayah, tapi di sisi lain dia tidak mau menghancurkan kebahagiaan wanita lain.

"Tidak Liana, anakmu memerlukan sosok ayah, kamu tidak mau kan kalau anakmu terlahir tanpa ayah dan dia akan diejek seumur hidupnya. Jadi kamu menikahlah dengan Damian."

Ara memberikan senyum tipis yang dipaksakan, hatinya sangat hancur saat mengatakan itu, tapi dia bukan gadis jahat dan egois.

Dia juga tidak bisa menyalahkan Damian maupun Liana, itu murni permainan takdir. Dan Arabella juga tidak boleh egois terhadap anak yang belum lahir itu, dia tidak ingin melihat anak Damian menderita karena keegoisan orang dewasa, Damian pria yang baik dan Liana juga wanita yang baik, mungkin jodoh Damian bukan dirinya. Arabella berusaha ikhlas dengan takdirnya.  

My Young Husband Where stories live. Discover now