BAGIAN 02

221K 5.3K 46
                                    


Saat ini Arabella sedang berada di rumah orang tua Damian, tapi Damian sedang berada di luar kota, mama Damian sangat baik terhadap Ara seperti anaknya sendiri, karena Dara dan Nic tidak memiliki anak perempuan.

Ara membantu calon mertuanya memasak di dapur. Dia membuat bumbu, kebetulan Ara jago sekali memasak, itu salah satu hal yang membuat Dara menyukainya sebagai calon menantu. Alasan lainnya karena Ara anak yang lembut, sederhana, tidak pernah neko-neko, dan pastinya anak baik-baik. Berbeda sekali dengan Cherry, pacar dari Liam.

"Ara, mama seneng deh sebentar lagi kamu jadi menantu mama, andai Liam juga mendapatkan wanita yang sebaik kamu pasti damailah rumah ini," kata Dara sambil memotong sayuran.

"Biarkan saja, Mah, Liam kan masih muda dan labil, siapa tahu nanti Liam bertemu gadis yang baik," kata Ara menenangkan calon mertuanya.

"Kamu memang calon menantu yang baik, pinter masak, dewasa, lemah lembut, pengertian. Beda jauh tuh sama pacar adik iparmu yang dandanannya mirip cabe di pasar."

Dara memang sangat tidak menyukai Cherry, perkataan calon mertuanya itu membuat Ara tertawa karena persis seperti perkataan Alika tadi pagi, mungkin jalan pikiran mama Dara dan Alika itu sama, kalau mereka ngobrol atau berghibah bersama pasti akan nyambung.

"Mungkin karena dia masih muda, Mah, siapa tahu nanti bisa berubah." Ara menasehati.

"Tidak, dari awal feeling mama padanya sudah tidak baik. Dia itu perempuan yang matrealistis, sudah begitu gayanya tidak sesuai umurnya."

"Mah, udah selesai nih masaknya, aku hidangkan ke meja makan dulu."

"Iya, Ara, ayo bareng-bareng sama mama."

Setelah selesai memasak semua makanan dihidangkan, Nicolas dan Liam turun untuk makan malam bersama.

"Pah, cobain makanannya."

Mama Dara mengambilkan nasi dan lauk untuk suaminya, benar-benar definisi istri yang baik.

"Wah, enak sekali ini," puji Nic .

"Tentu saja enak, ini masakan menantumu loh, Pah!" puji Dara membuat Arabella merasa malu.

"Wah benarkah? Beruntung sekali Damian mendapatkanmu, Nak." Nic ikut memuji calon menantunya itu.

Sementara itu Liam hanya cuek saja dan focus memakan makanannya.

"Gak kok, Pah, aku cuma bantuin mama sedikit aja kok, sebenarnya ini hasil masakan kita bersama," jawab Arabella rendah hati.

"Liam, cari pacar tuh yang kaya calon istri abangmu ini," sindir Dara pada putra bungsunya dan Liam hanya mendengus kesal saja.

"Iya, Liam, untung kalian masih pacaran. Mending dipikir-pikir saja dulu."

Nic yang sebenarnya cuek ternyata juga tidak menyukai pacar anak bungsunya, karena bisa terlihat dengan jelas kalau dia perempuan matre. Anehnya ketika orang sekitar bisa menyadari sifat buruk Cherry, mata Liam seolah buta dan telinganya seolah tuli, tidak mau mendengarkan nasehat orang lain.

Mereka makan malam dengan penuh suka cita, pernikahan antara Arabella dan Damian tinggal sebentar lagi, oleh karena itu mereka akan dipingit terlebih dahulu sampai hari pernikahan tiba.

***

Tiga hari sudah Arabella dipingit, tiba-tiba dia mendapatkan telepon dari calon mertuanya yang menyuruhnya cepat ke rumah mereka. Setelah menutup telepon Arabella bergegas pergi ke rumah keluarga Damian.

Sesampainya di sana dia bingung melihat kondisi Damian yang sudah babak belur dan mama Dara yang menangis sesenggukan, juga papa Nic yang tengah dipenuhi amarah.

"Ada apa ini?" tanya Arabella yang baru sampai.

Dia menghampiri Damian yang terkapar lemas dilantai dengan luka memar di sekujur tubuhnya.

"Damian kamu kenapa?" tanya Arabella panic.

Ara menganggat kepala Damian lalu memeriksa kondisinya, Damian justru langsung memeluk erat Ara dan menangis di pundak gadis itu.

"Hiks, maafkan aku Ara maaf aku tidak sengaja Ara, aku mohon maafkan aku." Damian menangis sambil menunduk, kondisinya sangat kacau pada saat itu.

"Kamu minta maaf untuk apa Damian? Dan ini sebenarnya ada apa?" Ara bingung dengan keadaan semua orang saat ini.

Dara ingin menjelaskan semuanya pada Arabella tapi hatinya tidak kuat untuk menjelaskan, dia tidak sanggup dan tidak kuat mengatakan kebenaran yang akan menyakiti hati Ara.

Damian pun sama, mulutnya begitu sulit dan kelu untuk menceritakan semuanya, hatinya benar-benar sakit telah berbuat salah pada gadis sebaik Ara.

Akhirnya Nicolas memberanikan diri menceritakan semuanya karena saat itu semua orang memilih bungkam.

"Arabella, kami semua minta maaf, maaf karna papa tidak becus mendidik anak hingga brengsek seperti Damian, maaf karena kami menyakitimu, Nak. Kami sangat menyayangimu Ara, seperti anak kandung kami sendiri, tapi maaf kami terpaksa membatalkan pernikahan kalian."

Perkataan Nicolas seperti petir menyambar di siang bolong. Arabella mendadak lemas dan tidak bisa berfikir, apa yang sebenarnya terjadi?

"Tapi kenapa, Pah? Apa salah Ara, sehingga pernikahan Ara dan Damian dibatalkan?" tanya Arabella dengan air mata yang terus mengalir.

Nicolas mengusap kasar wajahnya, dia tidak tega melihat kesedihan Arabella, Dara langsung memeluk Ara yang terduduk di lantai dan menangis.

"Tidak Ara, kamu tidak salah. Kamu gadis yang sangat baik, kamu tidak melakukan kesalahan apapun, tapi putraku yang brengsek ini yang telah berbuat kesalahan besar yang menyakitimu begitu dalam. Maaf ... maafkan kami, Ara. Kami terpaksa membatalkan pernikahan kalian karena Damian, dia menghamili wanita lain."

Perkataan Nicolas seperti tamparan keras untuk Arabella. Bagaimana bisa sosok yang dia banggakan berbuat seperti itu? Damian saja tidak pernah berbuat sesuatu yang lebih pada Arabella karna Damian sangat menjaga dan menyayanginya, Damian sangat menghormati wanita, tapi kenapa? Kenapa dia bisa melakukan hal tercela seperti itu? Batin Arabella tak percaya dengan yang barusan dia dengar.

Apa Damian tidak menyentuhnya Karna Ara tidak menarik makanya dia sampai menghianati Ara hingga menghamili wanita lain? Tapi kenapa Damian memintanya untuk menikah jika hanya untuk menorehkan luka mendalam seperti ini, pernihakahan mereka tinggal menghitung hari. Tapi semuanya seperti mimpi indah yang kemudian berubah jadi mimpi paling buruk dalam hidupnya, hatinya sangat sakit dan terluka saat ini.

"Apakah yang dikatakan papa benar, Dam?" tanya Ara dengan bibir bergetar dan air mata yang terus mengalir.

Damian semakin menangis pilu dan meremas kasar wajahnya yang penuh luka itu.

"Maaf,maafkan aku, Ara, tapi itu terjadi karena aku tidak sengaja. Kumohon Ara, jangan tinggalkan aku, maafkan aku." Damian berlutut meminta maaf pada Ara.

"Kenapa? Kenapa hal ini bisa terjadi? Apa salahku, Damian?"

"Ara, aku yang salah, aku yang bodoh. Tapi sumpah demi Tuhan, aku tidak ada niat sedikitpun untuk mengkhianatimu. Semua ini juga bukan keinginanku, Ara. Semua terjadi begitu saja tanpa bisa dicegah."

"Ara, yang kuat, Nak. Kamu anak yang sangat baik, tidak sepatutnya kamu mengalami semua ini. Tapi takdir begitu kejam mempermainkan dirimu."

Jawaban Damian membuat hati Arabella semakin sakit, dirinya seperti mati rasa saat ini. Kenapa takdirnya seburuk ini? Kesalahan apa yang dia perbuat sampai harus menerima kutukan ini? Arabella hanya bisa menangis menahan luka di hatinya, Dara memeluknya dan menenangkan gadis itu.

My Young Husband Where stories live. Discover now