BAGIAN 01

300K 5.7K 45
                                    


Namanya Arabella Swastika kini dia berusia 24 tahun, seorang karyawan di sebuah perusahaan multinasional yang besar di kotanya. Ara memiliki tinggi sekitar 155 cm, dengan wajah mungil, bibir tipis, dan rambut panjang sepinggul.

Ara gadis yang sederhana, baik, cantik, lemah lembut dan dewasa dan dia hanya tinggal bersama paman dan bibinya saja sejak kecil. Tapi dia sangat menyayangi pamannya itu,karena mereka memperlakukan Ara seperti anaknya sendiri.

Ara memiliki kekasih bernama Damian Xavender dan mereka sudah berpacaran sangat lama sekali, kurang lebih mereka berpacaran selama tujuh tahun.

Damian adalah pria seusianya dan mereka dulu satu sekolah, Damian selalu menjaga Ara, melindunginya, menyayanginya , dan sangat menghargainya.

Walau sudah tujuh tahun lamanya Damian tidak pernah melakukan lebih dari sekedar pegangan tangan dan paling intim hanya cium pipi itupun sangat jarang. Pacaran mereka murni, Damian merupakan devinisi lelaki yang sangat baik di mata Arabella, dia sangat menghargai Ara sebagai wanita. Damian pernah bilang dia tidak akan merusak Ara, karena cinta itu saling menjaga, bukan merusak.

Damian juga berprinsip tidak akan pernah menyentuh Ara sampai mereka menikah, itulah yang membuat Ara sangat kagum pada sosok Damian yang dimatanya adalah pria yang baik, sopan, dewasa, pengertian, sabar dan mengagumkan.

Damian bagi Ara adalah seorang pria yang sangat langka dan beruntung Ara bisa memilikinya, apalagi mereka akan segera menikah.

Ara bahkan sudah sangat dekat dengan keluarga Damian. Ayah Damian bernama Nicolas dan ibunya bernama Dara, mereka sudah menganggap Ara seperti putri kandungnya sendiri. Karena Ara adalah gadis yang baik hati maka dari itu mereka mengharapkan Ara menjadi menantunya, bahkan Ara sudah menganggap Liam, adik dari Damian, seperti adiknya sendiri. Beda usia antara Ara dan Liam terpaut lima tahun. Di mata Ara, Liam adalah anak yang cuek, bebas, dan semaunya sendiri. Tapi Ara memakluminya karena Liam masih berada diusia yang sangat muda.

Dara sangat khawatir pada pergaulan putranya, dan Dara juga tidak suka pada pacar putra bungsunya itu yang cenderung matre dan terlihat tidak seperti wanita baik-baik.

"Ara, aku sudah menghubungi WO yang akan mengurus pernikahan kita," kata Damian saat menjemput Ara dari tempat kerjanya.

Saat ini memang mereka berdua sedang sibuk mempersiapkan acara pernikahan. Damian sudah tidak sabar, dia sudah menunggu momen ini selama tujuh tahun lamanya. Sampai-sampai orang-orang disekitar Damian mempertanyakan orientasi seksualnya. Hanya karena Damian tidak pernah melakukan hubungan intim pada Ara, padahal mereka sudah berpacaran sangat lama sekali.

Bohong kalau Damian bilang tidak memiliki nafsu, tentu saja dia punya. Hanya saja dia benar-benar tidak tega menodai Ara sebelum mereka sah secara agama dan hukum. Damian sudah mati-matian menahan semua keinginan liarnya pada Ara.

"Benarkah? Jadi sekarang kita pergi ke sana?" tanya Arabella antusias.

"Tentu, kita akan menentukan konsep pernikahan kita," jawab Damian sambil tersenyum melihat antusias dari calon istrinya itu.

Damian sangat menyayangi Arabella, dia tidak sabar memiliki Ara seutuhnya.

Mereka segera pergi untuk menemui WO yang mengurus acara pernikahan mereka berdua, setelah meeting dengan pihak WO selesai Damian mengantarkan Ara pulang ke Apartemen milik Ara karena dia sudah tidak tinggal dengan paman dan bibinya lagi.

"Ara, aku gak sabar deh nikah sama kamu, akhirnya tujuh tahun kita pacaran bisa berakhir bahagia juga yah," kata Damian sambil matanya menerawang mengingat mereka sudah sangat lama sekali berpacaran.

"Iya aku juga gak sabar, oh iya, besok kamu ke luar kota yah? Kemarin mama minta aku ke rumah kamu besok, yah kita gak bisa ketemu dong," ujar Ara sedih.

"Gak apa-apa, kan nanti setelah nikah kita bisa ketemu tiap hari, Sayang." Damian terkekeh melihat tingkah menggemaskan calon istrinya.

Lalu kemudian Ara masuk ke apartemennya untuk mengistirahatkan dirinya, hidupnya terasa lengkap dengan adanya Damian.

Dia tidak pernah merasa sendirian Karna pria itu selama ini selalu menjaga dan melindunginya, dan tak terasa 7 tahun berpacaran akan berakhir dipelaminan, Ara sangat senang dan tidak sabar.

***

Saat ini Ara sedang bersama temannya di kantor, mereka baru selesai kerja dan sepertinya akan pulang bersama.

"Cie, yang sebentar lagi mau nikah sama Damian!" goda Alika.

Alika merupakan salah satu sahabat dekat Ara sejak dari SMA. Alika sangat tahu betul kisah cinta Damian dan Ara sejak dulu karena mereka satu sekolah.

"Hehe, cepet nyusul, Al. Tuh si Bobby dari dulu nungguin cinta kamu!" goda balik Arabella pada sahabatnya itu.

Bobby memang sudah mengejar Alika sedari SMP tapi entah mengapa Alika selalu saja ada alasan menolak pria baik itu. Mereka terus berbincang dan pergi makan siang di luar kantor, Karna saat ini mereka bekerja di perusahaan yang sama.

"Eh, tunggu dong, gue juga mau ikut." Bobby datang menghampiri keduanya dengan napas terengah-engah.

"Cie, di mana ada Alika di situ ada Bobby, aku jadi ngerasa kaya obat nyamuk deh. Coba Haris, Anggara, dan Sonya ikut, kan bagus."

Arabella mulai menggoda keduanya dan mendapat cengiran kuda dari Bobby dan pelototan tajam dari Alika.

Merekapun pergi ke kafe di dekat kantor, Arabella melihat Liam yang merupakan adik Damian sedang berkumpul dengan teman-temannya disana. Tampak juga ada wanita yang bergelayut manja di lengan Liam, itu adalah Cherry pacarnya Liam yang sebenarnya tidak di restui oleh Tante Dara.

"Eh, bukanya itu calon adik ipar lo, ya, Ara?" tanya Alika menunjuk Liam.

"Iya, itu Liam," jawab Ara.

"Gila, itu pacarnya gak tahu malu banget gelendotan kaya apaan banget. Nemplok begitu kok di depan umum, mana gaya pakaiannya udah kek jablay di gang melati," cibir Alika dengan gaya ghibahnya.

"Ishh, biarin aja namanya juga masih muda, mereka kan masih ABG, kaya kamu dulu gak pernah ABG ajah deh," kata Arabella cekikikan.

"Pernah sih, tapi pas kita ABG gak gitu amat, Ra. Lihat deh dandannya itu cewek kaya cabe di pasar, kok adiknya Damian mau sih sama yang modelan begitu?" ujar Alika membuat Arabella tertawa dan menarik sahabatnya itu ke meja yang sudah dipesan Bobby.

"Namanya juga cinta, kan cinta itu buta," jawab Ara.

"Iya betul tuh kata Ara, cinta abang Bob buat ayang Alika juga cinta buta. Buktinya walau selalu ditolak dan dijadiin friendzone doang, tapi bang Bob tetep stay cinta sama ayang Alika," ujar Bobby membuat Alika mendelik tajam ke arahnya dan Ara tek kuasa menahan tawanya.

"Astaga, Alika, Bobby udah kasih kode ekstra keras begitu juga, masih aja gak peka." Ara tertawa sampai perutnya sakit.

"Au ah, gelap!" kesal Alika.

Kemudian Arabella ,Alika dan Bobby makan dengan santai. Tatapan mata Arabella tak sengaja bertemudengan calon adik iparnya, membuatnya hanya tersenyum kikuk pada calon adikiparnya itu, Liam hanya membalasnya dengan senyum tipis yang cenderung acuh.

My Young Husband Where stories live. Discover now