SATU

15 3 1
                                    

Ghea turun dari kamarnya dengan mengenakan seragam SMA, dia berjalan ke arah meja makan. Di sana terdapat Riko sang ayah dan Ratna sang ibu. Iya, ibu tiri.

Ghea duduk di hadapan sang ayah. Ghea mengambil selembar roti, mengoleskan selai coklat kesukaannya.

"Gimana sekolah kamu akhir-akhir ini?" Tanya Riko.

Ghea tersenyum kecut, pertanyaan yang klasik!

"Baik pa" jawabnya tanpa menoleh sedikit pun.

"Kamu lupain mantan kamu itu!" Ucap Riko dengan nada yang terkesan dingin.

Itu sudah biasa bagi Ghea.

Papanya bukan lah seorang papa yang sama seperti di luaran sana. Papanya itu hanya mementingkan pekerjaannya, pekerjaan nomor satu baginya.

Ghea beranjak dari duduknya, hendak berjalan pergi.

"Ghea! Papa lagi ngomong!" sentak Riko pada anaknya.

"Sejak kapan papa suka ngomong sama Ghea?" Ucapnya lalu pergi begitu saja.

Kalimat yang di ucapkan anaknya berhasil menohok hatinya.

Ghea mengendarai mobil CRV berwarna putih pemberian dari ibunya saat ulang tahun ke tujuh belas, saat itu keluarganya sangat harmonis, dan ayah nya tidak gila kerja seperti sekarang. Sebelum akhirnya perempuan bernama Ratna muncul dan menghancurkan semua kebahagiaannya. Padahal ia baru saja merasakan kebahagiaan di umur tujuh belas.

Sedangkan Mira, ibu kandungnya kini telah berbahagia dengan pria pilihannya. Ibunya tinggal di luar negeri bersama sang suami.

"Shit!" Umpat Ghea, saat ada sebuah mobil yang menyerobot dan langsung memarkirkannya di tempat yang sudah di tandai olehnya.

Mau tak mau, Ghea memarkirkan mobilnya di pojok parkiran. Ghea membanting pintu mobil saat keluar. Emosinya sedang tidak setabil, di tambah adanya orang yang merebut tempat parkirnya.

Baru saja dia merapikan rambutnya, seorang perempuan yang sedang di boceng oleh lelaki berhenti di depannya.

"Pagi Ghea," sapa Caca, sahabat dari Ghea.

"Ca, aku duluan ya?" Pamit Dimas yang merupakan pacar dari Caca. Yang di balas anggukan olehnya.

"Ghe, muka lo kusut banget," Caca meneliti setiap sudut muka Ghea.

Ghea menyentil kening Caca, lalu pergi meninggalkannya.

Caca berdecak di tempat. "TUNGGUIN GHE!!" Teriak Caca.

Caca mengatur nafasnya setelah berhasil mensejajarkan langkahnya di samping Ghea. "Lo gila ya? Mau buat gue sesek nafas?" Oceh Caca.

"Kata siapa lari," kata Ghea tanpa dosa.

Caca mencebikkan bibirnya, "Bisa-bisa nya gue punya sahabat kaya lo!"

Ghea menggidikkan bahu, matanya menatap lurus pada jalanan koridor yang mulai ramai dengan para siswa.

Hingga ada seseorang yang mendorong tubuh Ghea, "Sorry!" Ucap orang itu yang tengah lari terbirit-birit karena sedang di kejar.

Ghea mencoba menyeimbangkan tubuhnya, namun nihil tetap saja dia ambruk, tersungkur pada lantai koridor.

"Shit! Murid-murid sialan!" Umpat Ghea yang memandang telapak tangannya yang memerah.

Takdir baik memang tidak berpihak padanya.

Caca yang panik langsung berteriak. "WOY! TANGGUNG JAWAB! GADA AKHLAK LO!"

Ghea berdiri dan merapikan bajunya. "Udah Ca, berisik!" Ucap Ghea lalu berjalan pergi.

Caca terperangah, dia sedang membela Ghea. Tapi yang di bela gak tahu diri.

"Sialan lo, Ghe!"

"Apaan sih, Ca?!" Dengus Ghea saat akan memasuki kelas, ia merasa ada yang menarik ranselnya.

"Siapa, Ca?" Tanya orang di belakangnya.

Ghea berbalik ke arahnya. Seketika wajahnya tegang, "D-David?"

Orang di hadapan Ghea tersenyum sinis, "Kenapa? Lo lupa? Gue gak bakalan biarin seorang pembunuh adik gue gitu aja! Lo harus nerima balasan!"

"GUE BUKAN PEMBUNUH!" teriak Ghea yang membuat para murid berada di sekitarnya menoleh dan menatapnya.

Caca datang dan berdiri di samping Ghea, ia menatap David yang sedang menatap tajam ke arah Ghea.

"Maksud lo apa? Dava meninggal memang udah takdir! Lo gak bisa nyalahin Ghea gitu aja!" Bela Caca.

"Siapa lo ikut campur? Gue gak ada urusan sama lo!" Sarkas David, lalu kembali menatap tajam ke arah Ghea. "Inget! Lo pembunuh adik gue!" Ucapnya lalu pergi.

"Gue bukan pembunuh," lirihnya. Tubuhnya merosot ke lantai, Ghea terisak.

"Iya, Ghe. Lo bukan pembunuh, itu semua udah takdir"

Ghea semakin terisak dan kemudian, Gelap. Ghea pingsan!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 17, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DESTINYWhere stories live. Discover now