Chapter 6:"Takdir yang Menyedihkan"

106 6 0
                                    

Cahaya matahari mencoba melawan kegelapan. Ditengah Greatest Eclipse, pancaran sinar matahari masih sedikit menembus langit bumi. Di sebuah lapangan tempat yang telah mereka setujui, Athena, dan yang lainnya menunggu Hades beserta pasukannya. Tak lama kemudian, dari atas langit, muncullah para Specter, dan Dewa Dunia Bawah, Hades turun ke bumi.

"Semua bersiap. Dewa Hades telah turun", ucap tegas Heavenly Saints Librio.

Mendengar ucapan Librio, semua Saints, Heavenly Saints, Egidia, dan Laica bersiap melihat lawan mereka menginjakkan kaki di bumi ini. Melihat Hades menggunakan tubuh aslinya, Egidia terengun. Ia tak menyangka Hades akan menggunakan tubuh aslinya. Terlihat, Laica menunduk sambil memasang wajah sedih sambil memegang erat Tongkat Tyche. Egidia hanya bisa memegang pundak Laica agar Laica tegar. Sesampainya di tanah, Hades menutup matanya. Hypnos, dan Thanatos terengun. Mereka kaget akan menghadapi siapa. Sementara itu, Hades tetap bersikap tenang sambil membuka matanya.

"A...Aphrodite, sama?!", kaget Thanatos, dan Hypnos.

"Lama tak berjumpa, terutama kau Aphrodite. Sekarang kau sudah tumbuh besar, ya", sapa Hades tanpa ekspresi sambil membuka matanya.

Laica mengangkat wajahnya. Kini, mata mereka bertemu. Hades dengan tatapan tanpa ekspresi, dan Laica dengan wajah sedih yang terengun. Di kubu yang saling bermusuhan, paman, dan Keponakan yang dekatnya seperti ayah, dan anak saling bertatap mata. Takdir kejam memisahkan jalan mereka pada pihak yang berlawanan. Egidia berjalan, dan tak lama kemudian berhenti.

"Paman, aku tahu, kau terkejut melihat Aphrodite yang dekat denganmu berada di pihakku. Jadi, aku mohon. Paman tolong jangan ganggu bumi lagi. Apakah paman ingin melukai Aphrodite yang paman sayangi?", kata Egidia berusaha untuk bernegosiasi dengan Hades disertai wajah sedih.

"Sepertinya, ingatan mu telah kembali, ya, Athena. Langka sekali bertarung dengan mu dalam keadaan mengingat semuanya", kata Hades dengan wajah tanpa ekspresi

Sejenak, Hades tertunduk terdiam untuk berpikir. Suasana menjadi hening seketika. Setelah beberapa waktu, Hades mengangkat tangannya, dan memerintahkan pasukannya untuk bersiap. Egidia terengun.

"Siapapun musuhku, aku akan membunuhnya!!", kata Hades dengan ekspresi serius

Logika mengalahkan perasaan. Hades tetap menginginkan bumi walaupun Laica berada di pihak Egidia. Perlahan pasukan Hades mendekat. Dengan sigap, Egidia memerintahkan Para Saint untuk bergerak. Sementara Laica memerintahkan para Heavenly Saints untuk bergerak. Perang besar besaran pun tak terhindarkan. Dari kedua belah pihak yang saling berlawanan mulai saling melukai. Lautan darah pun mulai memenuhi lapangan itu. DEEEG!! Dada Laica berdegup kencang. Ia teringat akan kenangan buruk sewaktu pertama kalinya ikut perang, tiba-tiba saja, di saat Laica lengah, muncullah sesuatu yang tak terduga.

"Aphrodite-sama, maafkan kelancangan saya. GREATEST COUTION!!"

Serangan langsung mengarah ke Laica, Pisca meloncat kearah Laica, dan menggunakan tubuhnya untuk menahan Greatest Coution milik seseorang bernama Wyvern Rhadamantys. Karena sudah terluka berat, Pisca pingsan, dan kembali ke wujud semulanya, yaitu burung merpati. Mengetahui bahwa Laica terpisah dari Egidia, datanglah Saint Capricorn, dan Heavenly Saint, Caprico.

"Ibunda, anda baik baik saja", kata Caprico.

"Pisca..", kata Laica dengan wajah sedih.

Melihat saudari nya terkapar lemah hingga berubah kembali menjadi burung, Caprico terengun. Tak lama kemudian, Emosi Caprico memuncak. Ia hendak meng-Excalibur Rhadamantys, namun gurunya, Saint Capricorn tahan.

"Specter bajingan!! Aku tak akan mengampunimu karena berani menyentuh Pisca", geram Caprico.

"Heh, budak burung lemah, kemari lah", ledek Rhadamantys.

Karena tenaga yang terlalu kuat akibat emosi, akhirnya Caprico terlepas, dan berlari menuju Rhadamantys. Melihat Caprico yang maju tanpa melihat keadaan, Saint Capricorn terpaksa mengikuti Caprico maju. Lalu di Sanctuaty, terlihat paus agung merasa cemas. Di tangannya, ia memegang sebuah box hitam. Ia terus berjalan bagaikan orang yang lalu lalang. Lalu di medan pertarungan, Saint Capricorn berusaha untuk menenangkan Caprico yang tengah mengamuk. Di kesempatan itu, Saint Capricorn memanggil kawan kawan gold saint, dan Heavenly Saints yang lain untuk menjaga Laica yang sedang tanpa penjagaan.

"Krest, tolong beritahu Heavenly Saints, dan gold saint untuk menjaga Aphrodite-sama. Situasi disini sangat kacau", telepati Saint Capricorn.

"Baiklah", jawab Krest.

Di pimpin oleh Cancer Saint, Aria, Tauro, dan Gemi menuju ke lokasi Laica. Di samping itu, Capricorn masih berusaha menahan Caprico yang emosi sambil berkata agar jangan menyerang musuh sembarangan. Terlepas, dengan secepat kilat, Caprico mencoba menebas leher Rhadamantys. Namun gagal, Caprico tertendang oleh Rhadamantys. Dari kejauhan, muncul Cancer Saint, Aria, Tauro, dan Gemi, memanggil Laica. Tiba-tiba saja, muncul sesuatu yang tak terduga.

"Aphrodite-sama, maafkan aku. Tidurlah dengan tenang"

 Tidurlah dengan tenang"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Celaka!!", teriak Aria.

Secara mengejutkan, muncul Hypnos di depan Laica. Laica terengun. Aria pun teleport. Namun sayang, karena kalah jauh kecepatan, Aria gagal menyelamatkan Laica. Laica pun di bawa pergi oleh Hypnos melalui teleport. Capricorn melepas Caprico. Karena keteledoran mereka. Laica terculik oleh pihak musuh. Melihat tugas nya untuk mengelabui selesai, Rhadamantys pun pergi.

"Sampai jumpa, bodoh"

Akhirnya mereka bertiga sampai. Kedatangan mereka sia-sia. Melihat Laica yang terculik karena kebodohannya, Caprico berteriak kesal. Gemi bertekuk lutut. Tubuhnya yang terluka. Melihat tubuh saudarinya itu terluka, Tauro menggendongnya, akhirnya mereka semua mundur. Berita terculiknya Laica, sampai pada telinga Egidia.

"Seharusnya, aku memang tak membiarkanmu memimpin pasukan, Aphrodite", sesal Egidia.

Peperangan terus berlanjut, semakin lama, lapangan itu semakin di penuhi oleh darah, di sebuah Istana Kegelapan yang kelam, Hypnos menidurkan Laica di tempat tidur sambil duduk di tepi tempat tidur sesuai perintah Hades sebelum mereka menapakkan kaki di bumi.

Saint Seiya: The Wing of Eternity
Chapter 6
-Selesai

Saint Seiya: The Wing of EternityWhere stories live. Discover now