Chapter 5:"Mimpi yang Sama"

135 7 0
                                    

"Hah?!"

Tiba-tiba saja, Laica terbangun. Sinar Matahari perlahan masuk ke kamarnya. Burung Burung Merpati peliharaanya mulai memenuhi tempat tidurnya. Sebagian duduk di kepalanya. Di depannya terdapat Egidia yang sudah menunggu sejak tadi. Melihat Egidia, Laica terengun. 

"Egidia?"

"Laica, aku ingin bertanya padamu"

Mendengar ucapan Egidia, Laica bertanya apa yang ingin Egidia tanyakan. Tanpa basa basi, Egidia langsung bercerita bahwa ia mimpi melihat bayangan hitam. Mendengar ucapan Egidia, Laica terengun, dan berkata bahwa ia juga mengalaminya. Bayangan hitam aneh memberitahukan kepada mereka, bahwa mereka adalah keponakan dari Hades.

"Aku akan memberitahu hal yang menarik, loh. Ah, Putri Merpati kesayanganku, kamu ingat nggak aku siapa? Dari wajahmu, aku tahu kamu lupa. Aku adalah sebagian cosmo Hades, pamanmu. Hades sangat banget loh, sama kamu? Kenapa kamu menghianatinya, Aphrodite sayangku? Coba lihat deh, tanganmu aphrodite ku tersayang", kata bayangan cerewet itu sambil tersenyum

"Hah? darimana gelang ini?", kata Laica.

Mahluk aneh itu mengucapkan "Bingo!!". Dan seketika ingatan Laica mengenai dirinya sebagai Dewi Aphrodite kembali. Mendengar penjelasan Laica, Egidia mengehela nafas. Kini ingatan mereka berdua sebagai dewi perang, dan dewi Kecantikan telah kembali. Laica melihat gelang di tangan kanannya. Melihat benda aneh yang belum pernah di lihatnya, Egidia bertanya benda apa itu. Laica menjawab bahwa ini adalah gelang pemberian Hades agar ia bisa ke dunia bawah tanpa ada penghalang. Tak lama kemudian, muncullah Pegasus.

"Athena-sama, ada kejadian aneh!!

"Pegasus?!", seru mereka.

Secara terburu-buru, mereka berdua berlari. Langit terang tiba-tiba saja berubah menjadi gelap. Masyarakat di dunia pun bingung akan hal ini. Di Sanctuary, semua orang menatap langit dengan bingung. Di istana Paus Agung, terlihat paus agung mengehla nafas. Di dalam hatinya berkata,"Sudah saatnya, ya. Hades telah terlepas, dari segelnya". Melihat kawan-kawannya yang bingung, Krest menjelaskan bahwa ini bukanlah gerhana biasa. Di Istana Aphrodite, Egidia menjelaskan bahwa segel yang mengurung Hades telah lepas, dan meminta Pegasus untuk memberitahukan kepada yang lainnya, bahwa mereka akan bersiap untuk perang. Mendengar ucapan Egidia, Pegasus segara berlari untuk menemui yang lain sambil membawa perintah Egidia untuk bersiap.

"Aphrodite, kau yakin mau ikut? Perang kita melawan Paman Hades", kata Egidia meyakinkan Laica untuk yang terakhir kalinya.

"Aku sudah membuat keputusan sejak 23 tahun yang lalu bukan, bahwa aku akan berada di sisismu, dan penduduk bumi, Athena", kata Laica dengan sedih.

Perlahan air mata Laica menetes, namun ia menyekanya. Melihat Laica yang tak akan berubah pikiran, Egidia segera pergi untuk bersiap, dan menyuruh Laica untuk mempersiapkan baju perangnya. Paus agung menyuruh para saint untuk berkumpul. Pada saat Egidia telah sampai, paus agung segera mempersilahkan Egidia untuk memimpin pasukan. Mereka membuat strategi mendesak. Egidia memberikan Hakurei, dan Mini sebuah segel kasat mata. Setelah semua beres, mereka semua berpencar menuju ke gerbang Sanctuary. Di belakang Istana Aphrodite, Laica memanggil seluruh Burung-Burung Merpatinya, dan muncullah mereka berbaris sesuai zodiaknya masing-masing. Tak lama kemudian, muncullah Harmonia, dan Eros, di tangan Aphrodite sendiri terdapat Tyche. Mereka berubah menjadi wujud dewa, dan dewi mereka.

"Ibu, ibu tidak apa apa? Aku melihat wajah ibu agak di penuhi dengan keraguan", kata Eros.

"kalian jangan meragukan keputusan, Ibu. Kita percayakan saja pada ibu", kata Tyche yang tegas. 

Mendengar ucapan Tyche, kedua saudaranya itu hanya bisa mengangguk. Tak lama kemudian, mereka berubah kembali menjadi sebuah barang. Namun kali ini berbeda. Eros menjadi Kalung, dan Harmonia menjadi gelang. Mereka rupanya ingin membantu ibu mereka. Laica menyayat tangannya, dari Istana Aphrodite, dan Istana Athena, muncul 2 cahaya yang berbeda. Kini mereka berdua memakai God Cloth mereka masing-masing. Laica mengubah burung-burung itu menjadi manusia bersayap lengkap dengan baju baja perang berwarna emas putih.

"Ibunda, apakah perang melawan Hades sudah dimulai?" tanya Caprico

"Sudah Caprico. Heavenly saints, dengarkan aku"

Para Heavenly Saints bertekuk lutut seolah mereka menerima titah. Laica menjelaskan strategi yang baru saja di kirimkan Egidia melalui telepati. Dengan seksama, Heavenly Saint menyimak. Di sela-sela itu, paus agung, dan para saint yang sudah berada di Gerbang Sanctuary menunggu Egidia, dan Laica. Paus agung menyebarkan segel teleportasi di sekitar para saints. Dirasa cukup, Laica bertanya apakah mereka paham. Dengan tegas mereka menjawab, "Sudah Ibunda". 

"Heavenly Saints, ayo bergerak", kata Laica sambil menunduk

"SIAP, IBUNDA!!" teriak tegas para Heavenly saints.

Di Langit, muncul cahaya emas menuju ke gerbang istana. melihat Egidia telah bergerak, Laica, dan 13 Heavenly saints ikut bergerak menyusul cahaya emas itu. Sesampainya di Gerbang, paus agung telah memasang segel teleportasi. Laica, dan Egidia beserta Heavenly Saints sampai di tempat. Melihat mahluk mirip manusia bersayap, para saint terkagum-kagum. Egidia bertanya siapa mereka. Laica menjawab bahwa itu adalah Heavenly Saints, burung peliharaannya. Mendapat bantuan, para saints semakin bersemangat. Akhirnya, Egidia, dan Laica menyatukan tongkatnya, dan menghilanglah mereka semua teleport menuju ke tempat yang telah di tentukan. Langit semakin gelap, nasib umat manusia berada di pundak kedua dewi itu.

"Athena-sama, Aphrodite-sama, semoga anda selamat", kata paus agung.

Saint Seiya: The Wing of Eternity
Chapter 5.
-Selesai.

(Itu adalah salah satu Heavenly Saints

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Itu adalah salah satu Heavenly Saints. Nama Lain dari Heavenly saints adalah White Gold Saints. Itu White Gold Saint Leo, Leona. Maaf kalau gambarnya belum jadi X"D)

Saint Seiya: The Wing of EternityWhere stories live. Discover now