"Iye iye, gue bawain oreo sama susu UHT. Dah kek bocah deh lu." Meta sangat hafal dengan makanan yang menjadi favorit Gayatri untuk memperbaiki mood, yaitu Oreo rasa coklat dan susu UHT Full Cream atau low fat rasa plain.

"Biarin." Cibir Gayatri kembali. Peduli amat dengan mereka yang menganggap dirinya seperti bocah karena suka makanan seperti itu.

"Eh bentar," Gayatri langsung mengangkat telepon dan menjauh dari Meta. Gadis itu langsung bangkit begitu Fajar menelponnya.

"Besok bisa nggak dateng ke pertandingan perdana di GBK?"

"Jam berapa Jar?"

"Jam 3 sore."

Gayatri lantas terdiam. Ia bingung lantaran besok adalah jadwal kuliah dan tidak bisa di tinggal begitu saja.

"Bisa nggak?" Tanya Fajar kembali setelah Gayatri belum juga merespon.

"Em anu, aku ada kuliah jar. Gimana ya? Pengen banget aku lihat pertandingan perdanamu."

Gayatri memutuskan untuk kuliah strata 1 setelah lulus Bintara Polri. Gadis itu mengikuti program kuliah dari intansinya dengan mengambil beasiswa separuh untuk studinya. Ia rela menyisihkan uang dan waktunya untuk kepentingan akademik dan masa depannya. Dan kebetulan besok sore adalah kelas karyawannya sehingga dirinya tak bisa ikut menemani Fajar.

Di seberang sana Fajar terlihat menghela nafasnya berat. "Yasudah nggak papa."

"Tapi aku janji bakal lihat pertandingan kamu." Ucap Gayatri kemudian. Ia tahu jika Fajar pasti kecewa berat dengannya. Mereka jarang ada quality time. Paling juga hanya bertukar kabar. Hal itu membuat Shinta beranggapan jika mereka tak selayaknya orang berpacaran. Mereka cenderung seperti teman, nggak ada romantis-romantisnya dan yah, hambar tentunya. Tetapi Gayatri tak mempermasalahkan hal itu. Namun, apakah di pihak Fajar demikian juga?

"Mending kamu nggak usah janji Aya. Aku paham kok."

"Oke. Udah dulu ya, sampai ketemu entah kapan itu. Jaga diri baik-baik."

Setelah itu sambungan telepon mereka terputus. Gayatri hanya mampu terdiam sambil menatap gawainya nanar. Gadis itu terhenyak, apakah dirinya benar-benar serius dengan Fajar? Atau Gayatri terlalu nyaman dengan dunianya sehingga ia tak begitu peduli dengan hubungannya sendiri. Entahlah, Gayatri hanya bisa terdiam sambil menghela nafasnya berkali-kali.

*****

Gayatri menambahkan kecepatan motornya agar cepat sampai di GBK. Gadis itu rela langsung tancap gas setelah kuliah selesai. Pukul setengah 5 sore ia selesai kuliah dan masih ada waktu untuk datang dan mendukung Fajar.

Gayatri langsung memarkirkan motornya dan menuju tiket masuk.

"Mbak tiketnya masih ada nggak?" Tanya Gayatri dengan perasaan campur aduk. Ia takut kehabisan tiket karena melihat banyaknya pedagang dan parkiran GBK Yang penuh. Pasti banyak yang nonton karena di kandang sendiri.

"Masih ada mbak. Tapi tinggal yang VVIP? Gimana?"

Gayatri mengerutkan dahinya dalam. Lantas melihat jam tangannya. Pertandingan kemungkinan akan selesai setengah jam lagi. Namun ternyata hanya ada tiket dengan kategori mahal.

DersikWhere stories live. Discover now