Bagian 2

4 0 0
                                    

Hari ini Fatur datang lebih awal dari biasanya. Ia melangkahkan kaki nya menuju kelas XII RPL 4 yang letaknya di lantai 2 bersebelahan dengan Lab komputer. Langkah nya terus menaiki anak tangga. Melewati kolidor kelas yang belum begitu ramai karena masih menunjukan pukul 6.30 am. Masih ada waktu 30 menit sebelum bel berbunyi.

Baru saja ia memasuki kelas itu. Teriakan seseorang berhasil membuat gendang telinga nya berdengung.
"HEH NGAPAIN LO MASUK-MASUK KE KELAS GUE?," Ucap seseorang, dari arah pintu.

Fatur melotot. Berbalik badan mencari suara itu, tampak nya ia kesal mendapatkan perlakuan seperti itu. "GUE?" Sinisnya.

"EMANG DISINI ADA ORANG SELAIN ELO," Jawabnya ketus.

Fatur melupakan tujuan utamanya menemui kekasihnya untuk meminta maaf soal kemarin. Tapi, Fanya lebih dulu membuat nya kesal dengan meneriaki nya.
"LAH LO BUTA, ITU TEMEN LO. MEREKA APA? SETAN?" Fatur menunjuk teman Fanya yang memang sedari tadi sudah datang dan menyaksikan pertengkaran dua sejoli itu.

"Heh jaga omongan lo, gue bukan setan." Kata salah satu teman Fanya. Ia adalah Rifa teman sebangku Fanya sekaligus sahabatnya.

"PERGI SANA, ENEK GUE PAGI-PAGI LIAT LO,"  Ucap Fanya, ia berjalan melewati Fatur. Tak tinggal diam Fatur mencekal pergelangan tangan Fanya. Ia mengalah, percuma ia tidak akan menang jika berurusan dengan Fanya.

"Udah dong yang gue gak mau ribut sama lo. Gue minta maaf ya," Ucap Fatur, mengulurkan tangan nya dan tersenyum lembut ke arah Fanya.

Fanya melepaskan pergelangan tangan yang di genggam Fatur. Ia masih kesal soal kemarin, bisa-bisa nya Fatur menyuruh nya pergi begitu saja. Fanya berjalan menuju kursi nya dan duduk di sebelah Rifa, menghiraukan Fatur yang masih berdiri di ambang pintu.

"Udah sana lo ke kelas tur, bentar lagi bel," Ucap Rifa. Fatur menurut, ia mengalah dan pergi menjauhi kelas Fanya menuju kelasnya.

💌💌💌

Bel istirahat sudah terdengar. Fanya dan Rifa bergegas pergi ke kantin. Melewati kolidor kelas yang cukup ramai.
"Nya, lo sama si Fatur kenapa?,"Tanya Rifa, sedangkan Fanya sedari fokus berjalan dan menatap lurus kedepan menghiraukan pertanyaan Rifa.

Tak ada respon membuat Rifa kesal,"WOY,"Rifa akhirnya menyenggol lengan Fanya.

"Apa sih Rif? Gue gak minat bahas dia. Nanti aja ya, gue laper. Ayo buruan," Sautnya, langkah nya semakin lebar menuju kantin.

Fanya dan Rifa memilih duduk dibangku paling pojok, karena hanya di sana yang masih kosong.
"Mau pesen apa lo?,"Tanya Rifa.
Fanya berpikir sejenak, "Bakso aja deh sama lemon tea," Ucapnya, Rifa segera bangkit untuk memesan makanan.

Tak lama Rifa datang membawa 1 mangkok bakso, 1 mangkok mie ayam dan 2 lemon tea. Kini waktu nya mereka memberi asupan energi untuk pelajaran Pak Su di jam kedua. Pa Su adalah guru mata pelajaran kejuruan yang tidak ada henti nya memberi tugas disetiap pertemuan.

"Nya," Suara seseorang yang baru saja datang. Fanya mengangkat kepala nya untuk memastikan siapa orang itu. Sebenarnya tanpa melihat pun, ia tahu bahwa itu adalah Fatur.

Fanya tidak menjawab, ia kembali fokus pada bakso terakhirnya.
"Nya," Tak ada jawaban Fatur meraih lengan gadis itu. Fanya menatap nya sinis, "Lo gak liat gue lagi makan?" Sinisnya.

"Ya liat kan gue punya mata,"Jawab Fatur tak kalah sinis.

Fanya bangkit dari tempat duduk nya untuk segara kembali ke kelas, rasanya suasana sudah tidak enak jika harus berlama-lama di Kantin. Baru saja melangkah, sebuah tangan kekar menahan lengan nya.
"Pulang sama gue," Tegasnya, lalu berlalu pergi mendahului Fanya.

"Gak jelas,"Gerutunya.

"Woy, lo gak niat bayar ini makanan?" Suara Rafa yang sedari tadi menyaksikan drama dua sejoli itu.
"Bayar dulu sama lo, gue gak bawa duit." Jawabnya enteng, kemudian pergi meninggalkan Rafa.

Rafa melongo,"Buset. Gue yang pesen, gue juga yang bayar. Gak ada akhlak. Untung temen." Gerutunya.

***

Pelajaran Pak Su sudah berakhir beberapa menit yang lalu. Materi yang di sampaikan tidak ada yang Fanya pahami satu pun. Ia bergegas menuju parkiran. Langkah nya tiba-tiba terhenti, mendengar sebuah teriakan dari arah belakang.

"FANYA, GAK ADA AKHLAK BANGET ANYING. MAKANAN LO, GUE YANG BAYAR. SEKARANG GUE DI TINGGAL. HARI INI ANTERIN GUE BALIK POKOKNYA. BODOAMAT." Suara Rafa semakin mendekat.

"Perhitungan banget si lo jadi temen, jarang-jarang kan lo terktir gue," Jawab Fanya, ia terus melangkahkan kaki nya menuruni satu persatu anak tangga.

"BODOAMAT. ANTERIN GUE BALIK, TITIK."
Rafa terus membuntut di belakang Fanya. Suasana sekolah masih ramai, tapi Fanya ingin segera pulang karena tidak ingin bertemu Fatur. Ia yakin Fatur masih di kelas bersama teman-teman nya yang lain.

Mata nya melebar saat tiba di parkiran. Fatur telah berdiri melipat kedua tangan nya, ia sedang memperhatikan ke arah Fanya. Fatur menghampiri Fanya, "Ayo, pulang sama gue," Menarik lengan Fanya untuk segara pulang bersama nya.

"Gue bawa motor," Jawab Fanya,

Fatur melirik ke arah Rafa. "Raf lo yang bawa motor Fanya ya," Ucapnya, sedangkan Rafa hanya mengacungkan jempol menandakan setuju. Fanya akhirnya pasrah dan mengikuti Fatur menuju mobil nya.

***

Selamat menunaikan ibadah puasa teman-teman🌹🌹🌹🤗 Maaf nih karna gabut di home terus. Tetap di rumah ajah ya. Usahakan keluar rumah harus pakai masker. Terimakasih telah membaca cerita abstrak ini😁 Jangan lupa vote&komen ya😆



You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 25, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ONE DAYWhere stories live. Discover now