Mafia Is My TARGET | Part 1 : Sankt Petersburg

Zacznij od początku
                                    

"Perintahkan dia untuk menemuiku sekarang juga, dan aku tidak menerima alasan apapun." Suaranya terdengar rendah penuh ancam yang tidak main-main.

Sean mengangguk tegas. "Baik, bos." Segera pamit undur diri lalu mengeluarkan ponselnya dan langsung menghubungi orang yang bersangkutan— Jarvis Ackerman, the Caporegime.

"So.. bagaimana bisa seorang Don Semion terluka?"

Seorang pria tinggi berwajah latin dan berparas tampan dengan surai platina blonde yang kontras dengan kulitnya, baru saja menampakkan batang hidungnya, dibelakangnya terdapat dua orang pria berpakaian hitam— anak buah Axel yang ditugaskan untuk mengantar sosoknya.

"Selamat datang, Dokter Petra." Sean kembali bergabung setelah melaksanan perintah Axel. Dia memberi kode lewat anggukkan kepada dua orang bawahannya dan kedua orang itu langsung pamit undur diri.

"Oh, Hai Sean." balasnya begitu tatapan mereka bertemu, Sean sedikit menundukkan kepalanya hormat.

Axel mengadahkan kepalanya untuk melihat seseorang yang baru tiba, seseorang yang dia tunggu lebih tepatnya. Tatapanya langsung bertubrukan dengan pemilik iris biru itu— Tayler Petra, pria berdarah Itali yang di pungut oleh kakek nya. Axel cukup dekat dengannya karena mereka pernah berlatih bersama sewaktu dulu.

"Kau membuatku menunggu."

Tayler menatap Axel sambil tersenyum miring. "Aku sempat tidak percaya begitu mendengar kabar kau terluka, kukira kau ini anti peluru."

Axel menegakkan tubuhnya menatap sinis Tayler. "Ck, mana ada seorang dokter yang datang tidak tepat waktu."

"Tiba-tiba menghubungiku di pagi hari? Hidup normalku sekarang lebih sibuk dari pada hidupmu, Alesso." dengus Tayler sambil berjalan mendekat sebelum mendudukkan dirinya di samping Axel.

"Hidup normal, heh?" Axel tersenyum miring— mengejek. "Menyesal dengan pilihanmu?"

Tayler hanya tertawa mendengarnya. "Tidak ada kata menyesal dalam kamusku, Don Semion." Menatap Axel santai. "Aku hanya tidak ingin mengulang tragedi."

Perkataanya membuat Axel terdiam beberapa saat, hanya memandang pria itu dengan datar. "Tragedi tidak akan terjadi jika kau belajar dari kesalahan-"

"Sepertimu?" Tayler menyela sinis, mengalihkan pandanganya dengan mengeluarkan peralatan medis miliknya. "Pada kenyataanya kau pun tidak bisa berbuat apapun."

Dan lagi, Axel dibuat diam kembali dengan perkataan Tayler yang memang benar adanya. "Itu adalah resiko yang sudah kau terima begitupun denganku." katanya.

"Jika aku menjadi mu, tanpa berpikir dua kali pun aku akan lebih memilih mengurus Alesso dari pada kelompok ini."

Perkataan Tayler membuat Axel menoleh cepat dengan tatapan tidak sukanya, dia menatap tajam ke arah pria yang bahkan kini tidak peduli dengan tatapannya itu. "Kau bukan aku, maka berhentilah berpikir seperti itu."

Tayler tertawa santai menanggapi perkataan Axel yang terdengar dingin, dia tau bahwa pria itu sedang kesal tapi Tayler tidak takut padanya walaupun pria itu dalam keadaan tak bisa tersentuh sekalipun.

To już koniec opublikowanych części.

⏰ Ostatnio Aktualizowane: Aug 15, 2021 ⏰

Dodaj to dzieło do Biblioteki, aby dostawać powiadomienia o nowych częściach!

Mafia Is My TARGETOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz