Prolog

27 10 0
                                    

Gelapnya malam, dinginnya angin, dan kerasnya suara hewan-hewan malam yang berbunyi. Tak menyurutkan niat seorang gadis cantik dengan khimar yang menjuntai panjang untuk melangkah kepada bangunan yang selalu rindu kan oleh umat muslim, dimana disana lah tempat tenang tercipta, dimana di sanalah tempat mengadu rasa, dimana di sanalah tempat seorang hamba semakin dekat dengan Sang Pencipta, masjid. Bangunan besar yang mendominasi oleh warna hijau dan silver di atasnya tak lupa tugu berwarna perak menghiasi bangunan tersebut. Mata nya telah menangkap bangunan tersebut, dengan tertatih-tatih ia terus melanjutkan jalannya.

Air matanya mengalir dengan deras, tak lupa dengan luka-luka yang didapatinya. 

Ia meracau,"Abii, umiiii, Hanummm....hiks"dengan kekuatan yang ekstra akhirnya ia sampai pada tangga lantai bangunan tersebut. Seorang ibu yang tengah terduduk dan melihat gawainya tersendak kaget, melihat gadis itu terkulai di tangga. "Astagfirullah!"ucapnya menghampiri. "Dek kenapa dek?"tanyanya tangannya tak tinggal diam, setelah memasukan gawai kedalam tas ia membantu gadis itu untuk duduk. Ibu itu tercengang melihat banyak nya darah yang megalir dari pelipis gadis tersebut.

Si ibu dengan khimar coklat sangat gelisah, ia menatap ke dalam bangunan itu, dan bersyukur karna ja'maah telah melaksanakan solat isya, melihat beberapa bapak-bapak yang keluar. Ia pun meminta tolong, "Tolong... tolong pak! Bantu gadis ini," karna mendengar itu, bapak-bapak pun menghampiri dan menggerumi gadis tersebut.

"Hanuuum,,, Hanum hiks, Abiii..."racau gadis itu kembali sambil terisak.

Orang-orang yang mengerumini tampak panik, dan tidak berbuat apa-apa sangking kagetnya.

"Ya Allah bawa kerumah sakit"ucap salah satu bapak dengan sorban merah, mengambil tindakan.

Gadis itu menggeleng, "Abii, Umiii."

"Kenapa nak kenapa?"

Gadis itu hanya menunjuk jalan raya yang cukup jauh dari masjid.

Seorang wanita bercadar yang tengah mengusap bahu sang gadis pun menagngkat suara, "Coba lihat kesana, takut ada petunjuk."

Karna mendengar itu, sebagian bapak-bapak pun berjalan kejalan raya dan sebagiannya lagi menganggat gadis itu, yang akan di bawa kerumah sakit.

Di perjalanan air matanya terus mengalir, meratapi musibah yang baru saja menimpa keluarganya.

Ia terus terisak, tiba-tiba ada tasbih di genggamannya. Ia mendongkak mencari tahu siapa yang menaruhnya, menatap seorang pemuda yang juga tengah menantapnya, "Beristigfarlah!"perintah orang itu. Gadis itu menurut.

Itu adalah hari dimana dunianya berubah, hari dimana seorang Gharam Shanah harus rela kehilangan kedua orang tuanya di usia 12 tahun, hari dimana ia harus memikirkan berbagai macam cara agar ia dapat bertahan hidup dengan seorang adik di sisinya. Dan hari di mana ia bertemu dengan seseorang yang tidak pernah ia temui lagi sampai saat ini.

Tbc;

Assalaamu'alaikum, puji dan syukur mari kita panjatkan kepada Ilahi robi. Yang telah memberikan kita nikmat islam dan nikmat sehat wal afiat.

Tidak lupa solawat serta salam kita curahkan kepada jung jungan Nabi kita Muhammad SAW.

Saya disini membawakan kisah tentang petualangan Gharam sebagai gadis yang harus berjuang untuk dirinya dan adik tercintanya.

Bila ada salah-salah kata, saya mohon maaf, dan mohon bimbingannya.

Dan saya tunggu kriksar dan vote nya☺

Butiran TasbihWhere stories live. Discover now