Untuk masalah sifat, gak jauh lah sama abangnya; Khrisna. Mulutnya sadis, rada susah ketawa, dan selalu keliatan serius walau sebenarnya dia lagi bikin satu lawakan. Katanya keberadaan dia di Indonesia cuma beberapa hari aja, itupun karena ada urusan bisnis dengan Khrisna yang selama ini selalu menjadi advertiser creator untuk perusahaan otomotif yang dikelolanya. Awalnya dia cuma bilang begitu, walau ternyata ada alasan lain kenapa dia menetap sampai dua minggu di tanah Nusantara.

"Mami seru deh orangnya." Itu adalah pertemuan pertama Mami dengan Freya. Mungkin ... di hari kelima kita kenal? "Awalnya sih judes, gara-gara liat dandanan gue kali ya, Mas?"

Gue berdecih, "Lagian lo tuh celana bolong-bolong, jaket kegedean, ketemu sama mantan ketua Persit, istri Mayjen pula. Masih untung gak diusir, coba aja kalo kalian gak ada ketertarikan yang sama soal tas, udah disuruh pulang beneran kali."

"Haha, tapi kan ujungnya Mami suka juga sama gue, sampe gak boleh pulang." Ucapnya bangga.

"Ngomong-ngomong soal pulang, lo kapan balik ke Scotland?"

"Hm, sepuluh harian lagi. Kenapa?"

"Nanya aja, lama amat disini." Padahal gue pengennya dia disini aja gitu, gak usah balik ke Scotland.

"I need to refresh my head, my heart, and my body. It'll take a long time, dan gue belum sepenuhnya bisa refresh semuanya jadi ... ya, masih lama. Bosen lo liat gue, Mas?"

"Bukan, gue cuma heran, disana lo kan Head Officer, gimana ceritanya perusahaan bisa jalan tanpa pemimpin disana?" Tanya gue serius. Mobil Jeep CJ yang kata orang mirip mobil culik ini sedang melaju ke arah Cimahi, tepatnya ke daerah tempat Freya tinggal sementara di rumah kakak tercintanya itu. Dia gak pake trail, sengaja gue larang soalnya gue bosen dibawa sport jantung tiap kali cewek barbar ini nyalip dua truk atau bis sekaligus.

"Gue lagi slek sama bonyok." Akhirnya dia jujur bahwa sesungguhnya ada alasan lain yang membuat dia tinggal lama di Indonesia. "Semenjak Khrisna minggat, mereka naruh semua beban di pundak gue. Semua perusahaan gue yang urus, sedangkan gue ... gue gak bisa, Mas. Kapasitas gue sebagai manusia cuma mampu ngurus dua perusahaan aja, bukan tiga, apalagi enam."

Simpulkan aja sendiri gimana tajirnya keluarga Adhyaksa yang perusahaan di luar negerinya aja ada enam. Btw, lo tau gak sih siapa bokap Freya? Itu loh, bisnisman terkaya di Indonesia dan dunia yang sering diundang ke ILC karena pengaruhnya di perpolitikan dan pemerintahan. Namanya Arifin Adhyaksa, bentukannya rada beda dari Khrisna dan Freya soalnya mukanya lebih ramah dan berisi gitu.

"Khrisna minggat?"

"Yaps, dia minggat dari rumah pas lulus SMA apa ya? Disuruh masuk bisnis gitu kan, eh gak mau dan malah ambil kedokteran. Rame tuh, huru-hara, gak dikasih biaya. Ujungnya kerja dia, masih di perusahaan bokap juga cuma ya gitu lah ngerti kali lo." Paparnya, gak heran deh kenapa Khrisna koneksinya dimana-mana. Ternyata latar belakangnya emang se-wah ini.

"Capek gue, kadang pengen marah ke Khrisna soalnya gara-gara dia minggat, bokap jadi neken gue. Gue anaknya gak bisa membangkang, Mas, cuma iya-iya doang dan belakangan gue sadar kalo gue tuh selama ini gak hidup. I mean ... gue hidup sebagai manusia tapi gak hidup sebagai Freya."

Oke, sampe sini gue paham. Gue bahkan gak perlu mendengar kelanjutan ceritanya karena gue sudah tahu dengan penyebab kenapa dia jadi anak yang sama-sama membangkang seperti Khrisna. Pada awalnya Freya juga cuma cewek biasa, cewek yang belum nemuin jati dirinya sebagai 'dia' karena terkurung oleh tuntutan keluarga.

"Sekarang gimana?" Tanya gue, "Sekarang lo hidup sebagai Freya gak?"

Cewek yang duduk disebelah gue itu ketawa sambil mengikat rambutnya ke belakang, "Of course, gue lagi hidup sebagai Freya makanya gue liar begini."

TIGA BELAS JIWAWhere stories live. Discover now