Please, Stay!

2.3K 91 2
                                    

Sejak tiga hari setelah Smantha menginap di rumahku, aku tidak bertemu dengannya. Biasanya, Smantha datang mengunjungiku atau dia yang memintaku ke rumahnya. Kali ini berbeda, aku rasa memang ada sesuatu yang disembunyikannya. Aku mengirimkan pesan padanya berkali-kali, namun dia mengatakan baik-baik saja dan tak bisa ditemui.

Besok adalah hari Sabtu. Smantha berjanji mengajakku menikmati weekend bersama. Tapi sampai malam ini, dia tidak juga memberiku kabar.

"Ini keterlaluan. Mau tidak mau aku harus datang ke tempat Smantha."

Aku bergegas keluar rumah.

Namun ketika aku membuka pintu, seorang pria mengenakan hoodie putih berdiri di hadapanku.

"Julian??" Aku mengelus dada karena saking terkejutnya.

"Hey! Kenapa terkejut begitu?"

Aku mengehela nafas panjang. "Ada apa? Kenapa tiba-tiba kesini?"

"Apa tidak ingin mempersilahkan tamumu masuk?" Julian mengintip ke dalam rumah sekilas.

Aku memutar bola mata kesal. Ku tutup pintu rumahku dan menguncinya.

"Aku sibuk." Tegasku lalu berjalan mendahului Julian.

Julian mengangkat kedua tangannya sejajar bahu seolah bingung dengan diriku.

Dia berjalan cepat mengejarku. "Velove!"

Aku berhenti tanpa berbalik.

"Kau mau kemana?" Dia beridi di sampingku.

"Aku harus ke tempat Smantha." Jawabku lalu melanjutkan langkah.

Julian menarik tanganku.

Tubuhku seketika berbalik menghadapnya. "What?!"

"Smantha, kan? Aku ikut?"

Gila!

Apa jadinya jika aku ke rumah Smantha membawa Julian.

"No!" Aku menarik gagang pintu mobilku.

Brak!!

Julian menutup kembali pintu itu.

"Aku ikut."

"Julian!!" Dia membuatku kesal.

Namun tak sedikitpun terlihat rasa takut ataupun sungkan di wajahnya.

Julian mengambil paksa kunci mobil dari tanganku lalu masuk ke pintu driver.

Aku menghela nafas berat. "Whatever!"

Kali ini, aku membiarkan dia. Semoga tidak terjadi masalah di sana.
-
-
-
Ketika aku sampai di rumah Smantha, aku melihatnya duduk seorang diri di halaman rumah. Dia tampak murung.

Dia benar-benar sakit?

"Smantha!!" Teriak lalu berjalan cepat menghampirinya mendahului Julian.

Terlihat dari kejauhan wajahnya yang nampak seperti orang terkejut dan bingung.

"Smantha." Aku memeluk erat tubuh hangatnya.

Dia membalas pelukanku perlahan.

"Sudah ku bilang jangan kesini. Aku pasti menepati janjiku. Jangan khawatir."

Aku menatapnya resah. "Kenapa? Kenapa tidak mau bertemu denganku?"

Pandangan Smantha mengarah ke depan seperti melihat sesuatu di belakangku.

"Julian??"

Aku menoleh ke belakang perlahan lalu menatap Smantha lagi.

"Please.. please..." Dalam hati aku berharap agar tidak ada pertengkaran.

I'LL TOUCH HER, BUT I NEED HIS TOUCH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang