#BUCINNYANAGA || DUA

Mulai dari awal
                                    

8. Diajari Maya main panahan atau diajari Gema main basket?

9. Diajak Gemi nonton drakor atau diajak Jendral goyang K-Pop?

10. Diajak Erza ke Bad Boy Cafe atau diajak Naga ke restoran Bang Albi?

Yang nggak tahu ajaibnya Bad Boy Cafe, langsung ke akunku aja ya andhyrama dan temukan Bad Boy Cafe: Milly!

Happy reading, don't forget to vote , comment, and share!

(。♥‿♥。)

Freya

Nama: Widya Putri Dewanti

Wattpad: widyaptri_

Instagram : @widynanae

Dieditori: Andhyrama

(。♥‿♥。)

Tulisanku tentang dia dimulai dari sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tulisanku tentang dia dimulai dari sini.

Aku Freya yang mengaku sebagai seorang bucin. Ah, kenapa aku bisa sampai mengaku seperti ini, ya? Oh ya tentu saja karena objek bucinku adalah seorang Naga. Duh, baru menyebut namanya saja sudah membuatku gugup. Kalian tahu siapa dia? Dia bukan Naga yang bisa menyemburkan api. Nama lengkapnya Naga Putra Mahendra. Kami satu angkatan, tapi berbeda jurusan. Karakter dan sifatnya yang khas membuatnya susah dilupakan: baik, percaya diri, easy going, pintar masak, agak songong dan ... tampan. Aku jadi membayangkan wajahnya.

Lewat setumpuk buku dari Bu Enilah pertemuan pertamaku dengan Naga dimulai. Saat itu, beliau memang menyuruhku untuk meletakkannya di meja kelas 11 IPS sendirian. Bohong jika aku berani memasuki kelas orang lain tanpa diantar. Baru sampai di depan pintu saja, tanganku sudah gemetaran

"Lo kenapa mandangin pintu terus? Mending mandang gue."

Aku ingat, saking kagetnya, mataku sampai susah berkedip melihat ketampanan cowok itu. Aku tidak tahu harus berkata apa.

Naga tersenyum, menahan tawa. "Gue emang terlahir handsome, jadi nggak perlu lah dilihatin segitunya."

Benar-benar sihir, menuliskan pertemuan sedeharana itu saja sudah membuat pipiku merona. Ini semua karena aku merasa malu atau memang senyum Naga yang memabukkan sih?

"Gu-gue mau simpan buku-buku ini di meja Guru, tapi gue nggak berani masuk."

"Kocak! Teman-teman gue bukan reptil, santai aja."

"Duh, tetap aja gue malu. Ka-kalo lo mau masuk kelas, gue ngikut deh dari belakang," ucapku waktu itu. Lebih baik dibilang penakut daripada harus berbohong.

Naga, Jangan Bucin!「SUDAH TERBIT」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang