(3)

75 14 18
                                    

"Ughh..."

Suar kecil terdengar saat Ny. Kang menaruh punggung tangannya di dahi anak gadisnya itu.

"Sepertinya kau demam, Solji-ya. Hari ini tidak usah keluar dulu ya. Di rumah aja", perintahnya sambil menatap putrinya yang masih setengah sadar.

Solji yang semula tidur kini telah mendudukkan dirinya, "Aku sakit?", tanyanya sambil mengecek suhu tubuhnya menggunakan tangannya sendiri.

"Kok bisa?? Perasaan kemarin tidak melakukan apa-apa", tanyanya terheran dengan kondisinya saat ini.

"Ya mana eomma tahu", jawab ibunya enteng sambil menaikkan pundaknya.

"Cuaca akhir-akhir ini kurang bagus. Dan kau kemarin minum minuman dingin saat subuh. Mungkin saja kan bisa terjadi?", tambah ibunya menganalisis sambil merapikan sedikit kasur putrinya.

Sebelum beranjak pergi, ibu dari dua anak ini melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, "Sekarang masih sore, masakan Ibu belum selesai. Kau boleh tidur lagi"

Sesaat sebelum ibunya melangkah pergi, Solji menghentikannya, "Eomma, aku benar-benar tidak boleh keluar malam ini?", tawarnya sekali lagi dengan wajah memelas yang diajarkan Kino padanya.

"Andwae. Kau tidak akan ke mana-mana malam ini. Kau tidak boleh banyak gerak", tegas ibunya sambil menggeleng kepalanya dengan mantap.

Putri satu-satunya itu mulai merengek karena tak diizinkan, "Ahhh, eommaaaa.... aku bisa mati kebosanan di sini"

Ibunya melipat kedua tangan di depan dadanya sambil menghela napas, "Sebenarnya ibu juga rugi sudah menggaji Kino untuk seminggu karenamu...."

"Nah iyaaaa, makanya izinkan aku keluar eomma", Solji tak menyerah untuk merayu ibunya itu.

Sumpah, badannya pun tak terlalu panas untuk disebut sakit. Ibunya hanya terlalu khawatir jika terjadi sesuatu padanya saat di jalan.

"Tidak. Eomma akan meminta kembali uangnya. Eomma kan yang punya uangnya", ucap ibunya sambil tertawa.

"Sudah ya, nanti masakan eomma gosong. Nanti eomma ke sini lagi untuk mengantar makanan. Dah!", pamit wanita itu dan menghilang setelah membuka pintu.

Tepat setelah Ny. Kang menutup pintunya, Solji beerteriak sambil membanting dirinya kembali ke kasur, "Ahh, bosan!"

Memang sih melukis bisa dilakukan di kamar saja. Tapi, percayalah, kau perlu suasana dan mood yang membangun saat menorehkan kuasmu. Masalahnya, ide tak akan datang di kamar yang sumpek dan berantakan ini.

Kini aktivitas yang ia pilih untuk dilakukan hanyalah men-scroll layar ponselnya dengan wajah yang kesal. Kekesalan itu tidak berlangsung lama ketika sebuah notifikasi tanda ada pesan masuk.

-----------------------------------------------------------
Yoon Arin
-----------------------------------------------------------

Hei, kau masih hidup?

-----------------------------------------------------------

"Ck, anak ini jahat sekali", komentarnya sambil tertawa kecil. Ia pun langsung mengetik untuk membalas pesan temannya itu.

-----------------------------------------------------------
Yoon Arin
-----------------------------------------------------------

Hei, kau masih hidup?

Maaf,
orangnya sudah di surga

Allergic to Sunshine | HoshiWhere stories live. Discover now