15 : Ketenangan dipagi hari

5.5K 576 105
                                    


"Ayah! Kau tidak bisa seperti ini!" Geram Jin tidak terima, ia mencegat tangan ayahnya.

Suujin menghempas cepat tangan Jin.

"Jika ayah melihat salah satu dari kalian membantu Jungkook, ayah pastikan akan menambah hukuman Jungkook lebih berat! Sekalipun kalian yang menawarkan bantuan kepadanya." Tegas Suujin menunjuk-nunjuk ke arah Jungkook.

Mereka semua tidak percaya dengan ayah mereka, dimana Suujin yang adil? Dimana kewibawaan miliknya? Dimana rasa kemanusiaannya? Dimana ayah mereka yang sebenarnya? Kasih sayang miliknya kemana?

Jungkook menatap ke arah jendela, dengan tatapan kosong. Ia sudah cukup lelah, namun ia tidak bisa diam dengan hal ini.

Jungkook itu bukan tipe pendendam, tapi ia tidak akan membiarkan salah satu keluarganya terluka hanya karena dirinya. Sekalipun Hyunbin, kakak tirinya yang terluka... Jungkook pasti akan membantunya dengan ikhlas dan sabar, walau balasan darinya malah kebalikannya.

"Huh," helaan nafas terdengar dari bibir Jungkook.

"Kenapa Jung? Ada yang sakit lagi? Apa perlu kakak periksa?" Tanya Jin khawatir.

Jungkook menatap ke arah kakak-kakaknya itu dengan tatapan hangat, Jungkook benar-benar tidak berdaya di hadapan ayahnya itu, tapi dia akhirnya bisa merasakan kata pembelaan.

Selama ini selalu saja Hyunbin yang akan di bela, Jungkook akan tercap sebagai sang pelaku kasus itu. Jungkook hanya diam, ia tidak akan mengatakan yang sebenarnya kepada kedua orangtuanya ataupun kakak-kakaknya, karena jujur sebenarnya Jungkook menyayangi kakak tirinya itu layaknya kakak kandung.

"Kak, untuk beberapa Minggu kedepan... Jangan ada yang mengangguku, atau menyapaku-" ucap Jungkook, namun saat Jungkook melihat beberapa kakak-kakaknya itu ingin menolak akan hal itu.

"Cukup, kak! Tolong biarkan aku menyelesaikan hukuman-hukuman dari ayah, biarkan aku sendiri dulu..." Pinta Jungkook memohon.

Kakak-kakaknya terdiam menatap Jungkook, mereka berharap Jungkook akan terus menyuarakan pembelaan miliknya yang seharusnya di pertahankan.

Jungkook itu tipe lelaki yang akan bertanggung jawab, sekalipun bukan kesalahan miliknya. Ia cuman lelah karena selalu dicap sebagai pelaku.

"Jangan memaksakan dirimu, Jung... Kami ada disini. Bersamamu. Selalu. Jangan memendam sendiri." Kata-kata yang terlontar dari Jimin membuat Jungkook harus bisa menahan buliran air mata yang hampir jatuh itu.

"Kalau benar-benar tak tahan dan terlalu sakit, maka menangislah..." Namjoon bersuara, Jungkook terdiam tidak menjawab.

Malam itu, untuk pertama kalinya keenam kakak-kakaknya itu, melihat adik bungsunya itu terisak dengan pelan. Terlihat begitu menyakitkan di mata mereka.

Kata-kata milik Jungkook terngiang-ngiang di gendang telinga mereka, "untung pertama kalinya aku minta maaf kak, aku sudah tidak tahan lagi untuk menangis... Ini akan menjadi tangis terakhirku di depan kaian, kok..." Tatapan sendu milik Jungkook membuat mereka ikut menangis dan tersiksa didalam batin milik mereka.

•••

04.56 KST

Jungkook terbangun dari tidurnya, akhirnya semalam ia tidak merasakan serangan hebat yang biasanya akan membawanya ke dalam mimpi buruk yang selalu terngiang-ngiang di otak miliknya.

"Sakitnya," lirih Jungkook pelan, ia memegang kepalanya.

"Hari ini harus dan wajib pergi ke sekolah..." gumam Jungkook dengan gelengan kepala.

Just Give Me The Same Love | •JJK•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang