40 Bayangan Dalam Hujan [13.04.2020]

9.1K 1.5K 503
                                    

"Apakah kita masih manusia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apakah kita masih manusia..?"

.

Perasaan lega sekaligus hangat datang menyelimuti Nana. Meskipun di luar sedang hujan deras, hawa dingin itu seolah lenyap akan hal apa yang barusan Nana terima dari partner kerjanya yang kini tengah menyetir.

Bersikap jujur adalah kuncinya. Orang akan menilainya brengsek atas sikapnya terhadap Mark. Meskipun Mark juga brengsek.

Renjun berbeda. Dia dapat memahami posisi Nana yang tidak ingin kehilangan temannya. Meskipun Renjun sempat terjerat ke dalamnya, hal yang ia rasakan menjadi melegakan akan kejujuran dan Nana yang menanggapinya dengan positif.

Pelajaran bagi Nana hari ini untuk membedakan mana teman dan mana orang yang bisa diajaknya bergumul di atas ranjang. Karena tidak semua orang seperti Mark, ataupun Hyunjin.

"Kita harus menepi." Nana mengulangi permintaannya yang sempat terabaikan tadi. Tidak lucu mereka mati karena kecelakaan mobil setelah berkali-kali lolos dari maut.

"Sebentar lagi kita sampai di minimarket paman Taeil untuk mengisi perut." Kata Renjun.

"Oh bagus. Padahal lurus sedikit kita bisa makan seafood di perempatan." cibir Nana.

"Aku sedang ingin makan mie instan."

Mobil berbelok ke halaman depan sebuah minimarket yang hanya terlihat dari lampu terasnya yang menyala ditengah hujan. Nana memegang erat tongkatnya. Bersiap turun dan melakukan langkah cepat dengan kaki pincang agar pakaiannya tidak basah oleh air hujan.

"Kau butuh bantuan, princess?" tanya Renjun disertai senyum jahil.

Nana merengut. "Tentu. Aku butuh payung jika kau bisa mendapatkannya dalam sekejap."

"Ayolah, Na, ini hanya hujan air bukan hujan peluru."

"Kau tau, Ren, aku tidak memiliki banyak baju ganti dan kita tidak mungkin kembali ke rumahku untuk mengambilnya!"

"Terserah jika kau mau kelaparan di mobil sedangkan aku makan ramen panas di dalam."

Renjun angkat bahu dan segera membuka pintu mobil. Terjun ke luar diantara derasnya hujan untuk berlari ke teras minimarket.

Baru saja mereka membahas ketergantungan, saling bergantung, Nana mengumpat dalam hati. Dasar partnernya yang bermulut licin.

Turun dari mobil jeep ber-ban besar tidak mudah bagi orang yang berkelainan kaki seperti Nana. Salahkan seseorang yang mematahkan alat bantu yang biasa direkatkan pada kakinya saat ia lepas dan tidur di kabin penjagaan. Orang tidak tiketahui serta tidak bertanggung jawab itu membuat Nana kembali lagi pada kruk atau tongkatnya.

Pintu mobil dibuka. Sepatu boot Nana basah saat menepak beton yang menjadi halaman depan minimarket. Air menggenang beberapa centi lebih tinggi. Sepatu Nana memang basah, tetapi tubuhnya tidak. Dahi Nana berkerut heran mendapati payung hitam sudah berada di atas kepalanya. Seseorang tiba-tiba saja muncul ditengah hujan.

GAZELLS - NOMIN [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang