2 Manusia Baru [23.10.19]

31.7K 4.4K 1.7K
                                    

"Apakah aku harus masuk?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apakah aku harus masuk?"

.

PAGI tidak semenakjubkan seperti biasa. Nana tidak tidur dengan nyenyak. Kantung matanya sedikit menghitam. Bukan, bukan karena terganggu akan seseorang yang melihat seluruh bekas luka pada kulitnya. Melainkan perlu waktu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.

Teruntuk wilayah pegunungan seperti ini. Semalam Nana harus mendouble selimutnya agar tubuhnya tidak menggigil kedinginan. Pagi pun tidak jauh beda temperatur di dalam rumah barunya.

Setelah membuat secangkir kopi, Nana kembali pada keyboardnya. Alunan tuts penuh kesengsaraan sebetulnya bukanlah style-nya. Itu gaya seorang teman yang menyakitinya. Namun pagi ini Nana ingin sekali mengeluarkan ekspresi kesengsaraannya.

Nana menyeduh kopi panasnya. Kopi sashet, cukup mudah dibuat dengan hanya menghangatkan air. Nana cukup bahagia untuk memainkan keyboardnya tanpa cemas sedikitpun. Tanpa takut seorang pria akan tiba-tiba masuk mendobrak pintu kamarnya dan menghancurkan semua alat musiknya serta membakar kertas-kertas lagu buatannya. Sosok itu kini tidak disini. Jadi jangan khawatir.

Kehidupan baru, rutinasi baru. Dimana selalu ada makanan di atas meja makan saat pagi, kali ini Nana harus memperolehnya sendiri.

Jika biasanya Nana selalu delivery makanan, cukup sulit untuk menemukan restoran yang menyediakan layanan pesan-antar di tempat seperti ini. Lagipula Nana tidak menggunakan smarthphone lagi. Dia membenci benda itu, sangat membencinya. Selalu ada notifikasi menyebalkan dari aplikasi apapun itu tentangnya.

Nana menghela nafas panjang. Dia cukup kesulitan memakai jeans dan mengeluarkan sepeda dari dalam rumah. Hanya itu kendaraan yang dimilikinya untuk saat ini. Lagipula saraf kakinya butuh dilatih bergerak agar kembali normal.

Sebelum benar-benar keluar rumah, Nana mengenakan jaketnya untuk menutupi sekujur lengannya. Tanpa lupa mengenakan masker hitam dengan gambaran gigi monster mengulas senyum yang diberikan adiknya untuknya. Syal terlalu rumit dan mencolok digunakan di lingkungan tenang seperti ini. Nana tidak ingin orang-orang melihatnya aneh.

Nana menaiki sepeda barunya dari dalam rumah. Tanpa lupa melekatkan tongkatnya pada plang besi sepeda tersebut. Awalnya memang sulit. Tetapi sebelumnya Nana adalah pesepeda handal jadi dia dalam mengatasi kesulitan tersebut.

Kayuhannya berhenti sampai di tepi jalan saat mendapati tetangga seberang rumahnya sedang mencuci mobil di halaman. Pandangannya tidak dapat beralih dari mata sipit yang menatapnya telanjang semalam.

Pria itu sedang mengelap kap bagasi belakang mobilnya. Guratan keriput ringan di matanya terlihat jelas. Disertai urat-urat hijau pada tangan yang memegang lap tersebut. Nana perkirakan usia pria itu sudah menginjak kepala tiga akhir atau empat.

"Ada sesuatu di bagasi mobilmu kemarin." ucap Nana cukup keras meski dari seberang jalan.

Pria itu menghentikan pergerakannya mengelap mobil. Membalikkan tubuh untuk menatap seseorang yang sepertinya mengajaknya bicara. Dia memperlihatkan tatapan mata penuh tuntutan penjelasan apa maksud dari orang yang tiba-tiba membentuk interaksi dengannya.

GAZELLS - NOMIN [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang