14 : Pembelaan mereka

Mulai dari awal
                                    

Yoongi terdiam, ia mengangguk mengerti.

"Kim Seokjin!" Bentak Suujin menatap nyalang ke arah anak pertamanya itu.

Jungkook menggeleng cepat, dan mengkode untuk tidak ikut campur urusannya dengan Ibu dan ayah.

"Ayah, pertama aku minta maaf karena lancang. Tapi asal kau tau, kami tau kau memegang perusahaan yang besar seperti itu, dan kau selalu melihat mana orang yang berbohong dan mana yang tidak," jelas Jin menatap ayahnya dengan tatapan tajam.

Suujin terdiam, lalu menatap Jungkook. Perasaan amarah miliknya tidak mereda, malah semakin meluap.

Jungkook menatap sendu ke arah ayahnya itu, "ayah aku tidak berbohong," ucap Jungkook pelan.

Ayahnya itu menggeleng kembali, "jadi kalian semua berpikir kalau ibu kalian itu, berbohong kepada ayah?!" Kesal Suujin.

Yoongi mengepalkan tangannya dengan kuat, "Ayah! Kau itu selalu berada di kantor, dan selalu berpergian kesana kemari, kau hampir tidak tahu masalah apa yang sebenarnya terjadi! Kami menghormati ayah, tapi jika ayah menuduh Jungkook tanpa adanya bukti-bukti nya. Itu sama saja dengan fitnah, dan fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan." Mereka mengangguk berbarengan.

Mereka berenam membela Jungkook, hal itu benar-benar membuat Jungkook merasakan sesuatu yang bernama 'kasih sayang' kembali.

Suujin terdiam, ia menatap ke arah Jungkook dengan tatapan tajam dan bersifat sinis.

"Jungkook mulai hari ini, ayah akan memotong uang jajanmu selama 3 bulan dan ayah akan menghukummu dengan kata wajib untuk menyapu halaman semingguan!" Jungkook menatap datar ke ayahnya itu.

Mereka semua menatap ayahnya itu dengan tatapan tidak percaya, "Ayah!" Sentak mereka bersamaan.

Jungkook menggeleng pelan, "tidak apa-apa, kak..." Ucap Jungkook pelan, dengan senyuman yang menempel di wajahnya.

"Ayah itu tidak adil! Jungkook tidak salah, Hyunbin yang melakukannya..." Bela Taehyung kepada Jungkook dengan tatapan kekesalan kepada ayah terhormatnya itu.

Jimin ikut mengangguk cepat, "benar, ayah. Jungkook tidak salah, kami melihat bahwa Hyunbin lah yang melakukannya," ucap Jimin membenarkan perkataan saudaranya itu.

Hoseok mengusap pelan pucuk kepala Jungkook, "yang mereka berdua katakan itu benar, ayah... Kami berdua juga melihatnya." Akhirnya mulut milik Hoseok terbuka untuk membela adik bungsunya.

Namjoon melirik ke arah kakaknya itu, dan hanya sebuah anggukan kepastian dari balasannya untuk kakaknya itu.

Suujin menggeleng pelan, "Apa kalian tuli? Ayah sudah pernah katakan berulang kali, kan? Jika ayah sudah mengatakan hal itu sekali, ayah tidak akan mengulangnya lagi, dan tidak akan pernah menarik perkataan itu." Mereka terlihat menatap Suujin dengan tatapan kekesalan.

"Tapi itu tidak adil, Jungkook tidak salah! Dia sekarang juga sedang sakit, ayah..." geram Jin tidak tahan dengan perkataan ayahnya itu.

Suujin melirik ke arah Jungkook dengan tatapan mengintimidasi, "pokoknya mulai besok sore kau harus melaksanakan hukuman itu, Kim Jungkook... Ayah tidak mau tahu, dan ayah akan selalu mengecek hal itu. Sekalipun kau lupa dengan hukuman itu, ayah tidak akan segan-segan menambah hukuman itu, kau mengerti Kim Jungkook?!" Tegas Suujin membuat Jungkook hanya terdiam dan tidak membalas, namun ia tidak terlihat takut sama sekali.

"Ya, ayah. Aku mengerti." Jawab Jungkook dengan tatapan kosong miliknya.

"Jungkook kau tidak perlu melakukan hal itu, ya? Tenang saja Jungkook, ada bibi Wenn dan bibi Glienn yang akan menyapu halaman, kau harus istirahat dulu untuk beberapa hari kedepan," ucap Jin pelan, ia menyampai duduk adiknya.

Suujin menatap mereka semua lalu berbalik dan lekas pergi keluar kamar, namun sebelum ia keluar, kata-kata yang terucap dari bibirnya membuat ruangan itu menjadi suram. "Jungkook, ikuti perkataan ayahmu ini atau kau akan mendapatkan masalah seperti tempo hari." Jungkook terdiam, tatapan miliknya menjadi tatapan ketakutan.

Jungkook ketakutan, ia membayangkan dirinya yang dikunci seharian di ruangan sempit, dan gelap membuat Jungkook ingin menangis. Jungkook benci hal itu, ia lebih memilih tidak makan selama 3 hari, daripada harus memasuki ruangan yang sumpek dan penuh penyiksaan itu. Baginya.

Jungkook menggeleng pelan, mata miliknya berkaca-kaca. Jungkook menangis, detik selanjutnya ia terlihat menutup matanya dengan kedua tangannya. Ia terlihat begitu ketakutan.

Semua kakak-kakaknya khawatir dengan hal itu, mereka mengatakan hal-hal yang baik. Tapi, tidak bisa menenangkan rasa sakit ini.

Jungkook, ia butuh ibunya. Ia butuh Kim Yuna sebagai penenang dada kirinya ini, elusan milik ibunya dan dekapan hangat milik ibunya dapat menyurutkan rasa sakit dan rasa sedih ini. Ia merindukan hal itu, dan selalu akan merindukan hal itu.

Hyunbin tersenyum menang, namun terbesit kembali rasa iri yang tertanam di hatinya. Ia iri dengan perhatian kakak-kakaknya itu yang seharusnya teralih kepada dirinya.

Sebenarnya sedari tadi Hyunbin menguping, ia pergi ke lantai dua untuk memastikan keadaan. Saat ia merasa tenang, Hyunbin akan pergi turun dan pergi bermain Nintendo switch itu kembali.

"Haha, ini menyenangkan! Jauh lebih menyenangkan daripada bermain PS4. Maaf Jungkook," Batin Hyunbin.

TBC.

Yeeahhh! Karena hari ini Nana sudah selesai US, langsung aja deh update.

Daripada kalian nunggu besok, kan bisa aja di PHP-in Nana lagi. Canda deh...

Gimana nih? Kesal nggak sama Hyunbin?

Mana nih komen nge-gas nya lagi?! Nana mau ngakak dulu, sekaligus nenangkan diri setelah US nihh.

Salam hangat,
-Nana

Just Give Me The Same Love | •JJK•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang