Nazwa menatapnya bingung sambil melambai-lambaikan tangannya "Hello, i'm here?" ucapnya yang nampaknya menyandarkan cowo tadi.

"M-mm apa?" akhirnya dia bicara.

Nazwa melirik sebuah jas lab yang terlipat rapi di meja cowo tadi. Mengambilnya lalu "Gue pinjem jas lab lo, nanti istirahat gue balikin. Oke" ucapnya cepat lalu berlari kembali ke-kelasnya. Karena jika dia ketahuan meminjam jas lab dari kelas lain, mungkin dia tidak akan diizinkan untuk mengikuti praktek hari ini.

Dan akhirnya Nazwa bisa membuang nafasnya lega saat dia berhasil duduk di kursinya sebelum Pak Anwar sampai dikelasnya.

"Dapet Wa?" tanya Fani si cewe yang cara berfikirnya agak lamban, hanya dibalas anggukan dari Nazwa.

Semua ikut membuang nafas lega ketika mendengar'nya, kecuali Sandra dkk dibelakang sana yang malah menatap ke arah mereka sinis.

Sandra si cewe centil yang kerjaannya mencari masalah dengan Nazwa, Nadira si cewe yang bisa dibilang baik tapi tidak terlalu baik ya begitulah, dan satu lagi Ellena si cewe jutek yang sok cantik.

Sandra dkk yang nampaknya tak pernah bisa melihat Nazwa dkk gembira.

Tak lama Pak Anwar memasuki ruang kelas, berdiri di depan. Lalu memberikan instruksi tentang apa yang akan mereka kerjakan di dalam lab nanti.

"Oke penjelasan selesai, kelompok sudah dibagikan. Sekarang kita langsung saja ke lab. Dan bagi kalian yang tidak membawa jas lab, saya hanya akan memberi kalian hukuman ringan. Yaitu memenuhi 4 lembar buku kalian dengan tulisan nama saya" ocehnya tersenyum seram lalu menghadap papan tulis dan menuliskan 'Pak Anwar Ganteng' membuat anak-anak yang membacanya jadi menaha tawa. Namanya juga Pak Anwar. Sok kegantengan. Lalu setelah itu Pak Anwar melangkah keluar kelas berjalan menuju lab.

Setelah sampai di lab semua berkumpul sesuai kelompok masing-masing, hampir 1 jam setengah berusaha menyelesaikan akhirnya pekerjaan Nazwa dkk selesai. Rania tadinya ingin mengumpulkan hasil kerja mereka tapi saat melihat meja guru Pak Anwar tidak ada, dan Gio si ketua kelas memberitahu bahwa tadi Pak Anwar pergi keluar untuk ke toilet.

Lalu entah mengapa tiba-tiba Sandra mendekat dan menumpahkan pewarna ke jas lab yang Nazwa gunakan "Upss.. Ga sengaja."

Nazwa melebarkan mulutnya, lalu menatap Sandra dengan tatapan kesal.

"Maksut lo apa hah!" bentak Nazwa sambil mendorong pundak Sandra, membuat semua mata menatapnya dan suasana di dalam lab menjadi hening.

Beberapa orang mulai menaruh alat kerja yang sedang dipegang, ada juga beberapa yang kini mengambil ponsel dari saku untuk merekam Nazwa dan Sandra. Menyebalkan.

"Kan gue udah bilang ga sengaja" sahut Sandra, menekan kata lalu bertolak pinggang.

Nazwa terlihat semakin emosi.

"Lo bego atau gimana, jelas-jelas lo numpahin itu dengan sengaja ke jas lab gue!" ucapnya lalu menjambak rambut Sandra.

Suasana mulai riuh, Sandra membalas jambakan Nazwa "Lo tuh bener bener gila tau ga!"

"Lo yang gila, kurang kerjaan lo!" balas Nazwa.

Dan sekarang terdengar ada sebagian yang teriak membela Nazwa dan sebagian teriak membela Sandra.

Adelia yang berada di dekat Nazwa, berusaha memisahkan tapi itu adalah hal yang susah. Hingga tiba...

"NAZWA, SANDRA!" bentak Pak Anwar cukup kencang menggema di lab. Nampaknya dia baru saja kembali dari toilet karena kini dia berdiri di depan pintu.

Nazwa maupun Sandra berhenti, Nazwa menatap Sandra sebentar lalu membenarkan posisi jasnya. Sedangkan Sandra dibantu Nadira dan Ellena yang sedang memegang kepalanya, nampaknya Sandra pusing.

THE SUN FOR ALVINDonde viven las historias. Descúbrelo ahora