Seringkali Kita Lupa

26 0 0
                                    

Kuperhatikan, hari ini, orang-orang terlalu sibuk dengan ponselnya masing-masing. Sebentar-sebentar ngecek layar, ada chat masuk satu langsung typing. Obrolan menjadi terjeda. Kalau sudah beres nge-send, minta dilanjut lagi. Katanya, "Eh, iya, tadi sampai dimana?". Duh.

Jujur saja teman-teman, aku tidak menyukai situasi seperti ini. Meskipun hanya sedang ngobrol santai. Sungguh. Aku tidak suka. Bagaimana mungkin, saat suatu topik sedang dibahas dan kita sedang serius-seriusnya menyimak, dengan santainya, lawan bicara kita berkata, "Sebentar ya, balas chat dulu".

Kalau aku menjadi kalian, tentu saja aku akan protes. Aku akan berkata bahwa aku keberatan. Tak hanya itu, aku juga akan meminta lawan bicaraku untuk meng-silent ponselnya. Ada lagi? Tentu saja. Ponsel mereka harus diletakkan diatas meja. Atau, paling tidak, aku tidak melihat ponselnya. Maksudku, disimpan dulu.

Kalau sudah diletakkan diatas meja, obrolan akan dilanjut. Kalau masih belum mau juga, basa-basi saja sambil bercanda. Sekedar menghelakan sedikit kekesalan, barangkali dengan bercanda, tawa adalah solusi tepatnya.

Kalian pasti bertanya-tanya, bagaimana kalau mendesak dan penting? Bukan begitu? Oke. Baik.. Kalau mendesak dan penting, silahkan saja. Silahkan membalas chat tersebut. Bahkan kalau kalian ingin, telepon sekalipun kupersilahkan. Dengan senang hati.

Tapi, perlu digaris bawahi disini. Chat yang dibalas tidak berlanjut dan tidak berlama-lama. Sekedar memberi tahu bahwa kau sedang ada urusan dulu pada orang diseberang ponselmu itu, boleh.

Pada intinya, saat mengobrol, aku hanya ingin masing-masing dari kita fokus. Fokus dengan apa yang sedang dibicarakan tanpa ada jeda karena asyik dengan ponsel sendiri. Bukankah nanti setelah obrolan selesai kau bisa memainkan ponsel sesukamu?

Kalau aku, lebih baik berkebun, menyiram tanaman-tanaman, walaupun ini bukan hobiku sih. Ya, paling tidak, daripada mengobrol dengan lawan bicara yang sibuk dengan ponselnya. Eh. Itu kalau aku loh ya. Kalau kalian, ya terserah. Hihihi.

Tulisan-TulisannyaWhere stories live. Discover now