chapter 4 ; qtime & stories

35 6 0
                                    

Semua pasti relate kalau libur pasti ada masa membosankannya juga. Apalagi jika tidak ada rencana pergi atau acara, pasti hanya memandang handphone, laptop, jendela atau apa pun itu.

Seperti Baeri sekarang yang dari tadi hanya bolak-balik kamarnya dan kamar kakaknya. Ingin sekali mengajak pergi kakaknya tetapi ia harus menyelesaikan tugas.


Ting!

Satu notifikasi yang membuat Baeri menoleh.

Minjae

[Baeriiiiii]

[Kenapa Jae?]

[Pergi yuk berdua, kemana gitu]

[Kirain lo lagi pergi sama Yuta]

[Ayo aja]

[Yuta ga peka:( malah main sama Ty]

[Ke mall? Timezone?]

[Hahaha kasihan]

[Okay, gue siap-siap dulu]

[Ok, see u!]








Baeri diantar kakaknya sampai ke timezone. Karena jika tidak, dia takut Baeri hilang saja katanya. Biasa deh Chanyeol lagi mode overprotektif.

Disana sudah ada Minjae yang sedang membeli kartunya untuk main. Dan saat itu juga, Chanyeol pamit ke Baeri dan meninggalkannya dengan Minjae.

"Ayo main! Ga usah bayar, gue masih ada saldonya tadi cuma ngecheck aja, yuk!" ajak Minjae.

Sudah dua jam mereka habiskan dengan bermain di timezone. Menyisakan perut yang demo karena lapar belum makan siang.

Mereka pergi ke salah satu tempat makanan Jepang disana. Tadinya ingin di area food court saja, tapi mereka ingin memakan sushi.

Mereka berdua duduk di bangku dekat kasir agar memesannya mudah dan sekarang hanya tinggal tunggu makanannya datang. Baeri dan Minjae memesan berbagai macam sushi karena saking laparnya dan tidak peduli dengan totalnya.

"Loh Jae? Ngapain disini?" ucap seseorang dengan suara beratnya.

"Lah? Lo ngapain disini?" tanya Minjae balik.

"Mau makan lah sama Ty." ucap orang itu lagi, Yuta.

"Oh ya udah, gue sama Baeri juga makan disini tapi kita dateng duluan."

Di saat Minjae dan Yuta debat, Taeyong datang menghampiri mereka, lebih tepatnya menghampiri Yuta.

"Yut—, lah kalian berdua? Ya udah gabung aja disini." ajak Taeyong dan langsung duduk di sebelah Baeri.

Yuta yang mukanya sudah kusut duluan, tidak mau duduk di samping Minjae tetapi pada akhirnya ia duduk juga.

Mereka berempat makan dengan tenang sampai keheningan itu dipecahkan suara Taeyong yang mengajak bicara Baeri.

"Gue kira lo pergi sama keluarga lo," ucapnya.

"Ha? Ga kok, kakak gue lagi sibuk, papa gue juga lagi ada kerjaan." balas Baeri.

"Di rumah sering sendiri ya?" tanya Taeyong dan dijawab dengan anggukan Baeri.

"Yong, gue sama Minjae beli hoodie dulu ya. Ri, duluan ya, hati-hati sama Ty haha." setelah pamit, Yuta berlalu pergi membawa Minjae.

Taeyong menatap Baeri, "Lo mau kemana lagi habis ini?"

"Ga tau sih,"

"Jalan yuk sama gue,"

"Kemana?"

"Tempat yang suasananya hangat."








Mereka —Baeri dan Taeyong sampai di sebuah taman yang tidak terlalu ramai dan berangin sejuk. Taeyong membawa Baeri keluar mall, padahal sebelumnya Baeri sudah janji dengan kakaknya tidak akan pergi kemana-mana selain ke mall.

Entah kenapa, dia menuruti Taeyong dan pergi ke taman ini. Bahkan dia juga lupa sama janji dengan kakaknya.

"Gimana? Suka?" mata berwarna hazel Baeri berbinar dan mengangguk setuju.

"Gue ga pernah ke taman kayak gini, biasanya cuma ke taman kecil doang." ucap Baeri.

"Emangnya lo ga pernah hangout gitu sama teman lo disana?"

Baeri menggeleng, "Gue homeschooling, keluar apartemen juga cuma makan aja jadi lebih sering di rumah."

"Kenapa ga sekolah di sekolah biasa aja? Kayak sekarang." tanya Taeyong lagi.

"I can't, gue ga bisa ninggalin sesuatu dan ga bisa lepas dari itu. Even just dinner ataupun nemenin kakak gue belanja, gue harus bawa itu. So I choose to just stay at home." perjelas Baeri sambil memasang senyum yang susah diartikan.

Taeyong hanya diam dan mencerna kata-kata yang baru saja diucap Baeri.

"But now, gue bebas dari itu, makanya gue sekolah kayak murid pada umumnya dan gue bisa hangout atau pergi kemana pun yang gue mau. Someone said that I can go anywhere and enjoy it right now." ucapnya dengan senyuman bahagia.

Sekarang Taeyong beralih menatap manit mana Baeri dengan lekat, seolah-olah meminta jawaban yang bisa membuatnya mengerti tentang apa yang diucapkannya.

"Maksudnya 'itu' apa?"

Baeri tersenyum lalu menatap ke arah sungai yang berada tidak jauh dari depan matanya, "Sesuatu yang bisa buat gue hidup sampai sekarang."


here's another chapter as promise 🤍
please give this story a vote, danke!

warm feelingWhere stories live. Discover now