chapter 1 ; her

80 15 10
                                    

Lee Taeyong sering terlambat itu udah biasa di mata guru-guru sekolah ini. Karena seminggu saja bisa ada 4-5 masalah dengannya.

Belum lagi ditambah debat dengan laki-laki itu. Setiap kali diberi hukuman pasti akan melenceng dari hukuman yang diberi. Seperti disuruh mengepel koridor tetapi dia malah menyapu lapangan, disuruh menyapu lapangan malah membersihkan gudang sekolah.

Nama Lee Taeyong sudah sangat lengkap di buku BK. Dari senin sampai jumat pasti selalu ada namanya, tidak ada yang terlewat.

Dan hari ini, ia mendapat hukuman membantu cuci piring dan melayani murid lainnya dengan Mas Juda di kantin. Semoga saja dia tidak melenceng dan malah menyabut rumput.

Lima belas sebelum bel, ia sudah keluar kelas lebih dahulu untuk membantu Mas Juda. Sampai di kantin, ia langsung membantu Mas Juda menyiapkan piring, sendok, garpu dan peralatan lainnya.

Setelah semua yang dilakukan sudah beres dan masih ada sekitar lima menit lagi, dia izin keluar kantin sebentar untuk mengambil handphone-nya.

Saat ingin berbelok dari kantin, hampir saja dia menabrak murid lain yang mau ke kantin. Tapi sebenarnya sudah menyenggol sih.

"Eh? Sorry,"

"Ah iya ga apa-apa,"

Taeyong memperhatikan murid itu sebentar karena ia merasa asing dengan wajahnya. Karena Taeyong tidak mungkin tidak kenal semua wajah murid di sekolah ini.

Taeyong berpikir kalau murid di depannya ini merupakan murid baru yang Johnny bilang kemarin di kantin.

"Um, by the way, toilet cewe dimana ya?" tanya murid itu.

Taeyong kembali menatap murid itu, "Lo masuk aja ke kantin, nanti abis wastafel ada toilet di sebelah kanan."

"Oh ok makasih ya." kata murid itu sambil tersenyum kecil.

Taeyong pergi ke kelasnya yang sekarang sepi karena mereka belajar di perpustakaan. Dia masuk dengan tenang lalu mengambil handphone-nya dan berjalan keluar untuk kembali ke kantin lagi.








Sekarang kantin sudah mulai ramai dengan murid-murid lapar. Dan Taeyong langsung pergi kearah Mas Juda dan membantunya.

Mas Juda melihat Taeyong yang terlihat kelelahan karena dari tadi melayani murid dan mencuci piring sehingga tenaganya terkuras banyak.

Karena Mas Juda adalah bapak kantin penjual mie ayam paling enak di sekolah ini, yang baik juga friendly dengan murid-murid, jadi ia memutuskan untuk memberi semangkuk mie ayam gratis untuk Taeyong.

"Yong, nih makan dulu gih sana sama temen lo. Ga usah mikirin bayar, tenang aja ini gratis karena udah bantuin Mas Juda."

"Beneran nih Masjud? Wih makasih."

Taeyong langsung menyambar mangkuknya dan jalan ke arah temannya yang sudah duduk di kursi langganan mereka.

Semakin dekat ke arah mereka, Taeyong terlihat heran mengapa ada perempuan lain disana. Karena selama ini mereka hanya berteman dengan satu perempuan, yaitu Minjae.

Terlihat asing, tetapi seperti pernah melihatnya di suatu tempat. Wajahnya tidak terlihat karena duduknya memunggungi Taeyong.

"Yong sini!" panggil Johnny.

Taeyong menoleh lalu mengangguk dan duduk di sampingnya, "Belum masuk juga si Yuta?"

Minjae menggeleng, "Oh iya Yong, ini anak baru yang Johnny bilang kemarin. Ternyata dia sekelas sama gue sama Yuta."

"Lee Taeyong kelas 11-4."

"Park Baeri." katanya sambil menerima tangan Taeyong untuk bersalaman.

"Lo dari mana deh? Tumben banget lama, biasanya udah mojok disini duluan." ucap Minjae.

"Biasalah, disuruh bantuin Mas Juda. Untung aja dapat mie ayam gratis." jawabnya seraya menaik turunkan alisnya.

"Kalo gitu besok gue telat dah! Enak banget lo dapet gratis." seru Johnny.

Taeyong menaruh sumpitnya, "Nih gue kasih tau, hukuman telat pertama itu disuruh ngepel koridor kalo ga bersihin gudang. Makanya hafalin dulu hukuman-hukuman yang dikasih Pak Rudi, baru deh lo telat sepuasnya." jelas Taeyong.

"Emang ya lo, murid kesayangan Pak Rudi banget." Johnny menggeleng-gelengkan kepalanya sambil bertepuk tangan ke arah Taeyong.

Minjae tertawa lalu mengalihkan pandangannya ke murid baru yaitu Baeri. Dia terlihat masih mencoba untuk beradaptasi disini.

"Ri, jangan diem aja, nimbrung aja santai sama kita." ajak Minjae yang membuat Johnny dan Taeyong menoleh ke mereka secara bersamaan.

"Ah iya, gue cuma bingung aja mau ngomong apa hehe." ucapnya.

Taeyong mengajak berbicara, "Lo pindahan dari mana deh?"

Johnny yang di sampingnya melirik Taeyong karena dia sudah tau apa yang akan Taeyong lakukan. Karena kemarin ia bilang kalau ia ingin menjadikan murid baru itu sebagai target.

"Singapura,"

"Lahir disana?"

Baeri menggelengkan kepalanya.

"Terus?" kali ini Minjae yang bertanya.

"Gue disana ada urusan sebentar," Minjae mengangguk paham.

"Berapa lama lo tinggal disana?" tanya Minjae lagi.

Baeri terlihat berpikir, "Sekitar.. kurang lebih tiga tahun. Pokoknya akhir kelas delapan gue pindah kesana."

Itu ga sebentar sih, batin Taeyong.

"Lo disana sendiri atau sama keluarga?" kali ini Johnny yang bertanya.

"Sama kakak sama papah gue."

Taeyong mengernyitkan dahi, "Mama lo?"

Baeri tersenyum kecil menatap Taeyong, "Udah tenang."

Taeyong, Johnny dan juga Minjae terkejut mendengarnya. Karena mereka kira dia anak yang paling dekat dengan mamanya karena terlihat dari wajahnya.

"Sorry, gue ga tau."

"Iya ga apa-apa kok."








Bel pulang sekolah berbunyi. Baik Minjae maupun Baeri membereskan tasnya dan segera pulang ke rumah masing-masing.

Mereka berdua langsung pergi ke gerbang yang sudah dibuka. Mereka berdua bahkan bertemu lagi dengan Johnny dan Taeyong. Katanya sih, Minjae pulang diantar Johnny.

"Lo balik sama siapa?" tanya Minjae.

"Dijemput sama kakak gue." Jawab Baeri.

Johnny yang mendengarnya langsung menyenggol lengan Taeyong, "Ga jadi target pulbar nih." bisiknya.

Taeyong mendengus dan menatap tajam Johnny lalu berjalan cepat ke parkiran meninggalkan mereka bertiga.

"WOI TUNGGUIN GUE!" teriak Johnny.

"Lo tunggu di depan gerbang aja Jae." katanya lagi.

Minjae memberi simbol 'ok' pada tangannya dan beralih menatap Baeri lagi, "Gue duluan ya."

"Iya hati-hati."



congratulations for 2 million followers taeyong!
yuk vote juga yuk <3

warm feelingWhere stories live. Discover now