prologue ; the rumor

143 24 9
                                    

Lee Taeyong (이태용)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lee Taeyong (이태용)

"Dia yang dulu ku tinggal pergi, dan sekarang dia yang pergi meninggalkanku."








Park Baeri (박배리)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Park Baeri (박배리)

"Dia nyaman, dia sebenarnya orang baik. Hanya saja, takdirnya harus seperti itu."
































"Lee Taeyong? Mana anaknya?"

"Saya hadir bu, tapi maaf saya belum punya anak bu!"

Seisi kelas termasuk guru yang sedang mengabsen menoleh ke sumber suara, yaitu dari pintu kelas. Terdapat laki-laki yang berdiri dengan baju yang bisa dibilang sangat berantakan, bahkan tampilannya seperti anak berandalan.

Dia adalah Lee Taeyong.

Walaupun ia jarang berpakaian seragam dengan rapi, ia tetap memakai name tagnya. Tidak peduli ia menaruhnya di blazer ataupun di kemejanya, prinsipnya 'yang penting pakai'.

"Terlambat lagi? Udah tulis nama kamu di buku BK?" tanya gurunya sambil berkacak pinggang.

"Of course udah dong! Saya masuk ya bu mau duduk, ibu lanjut aja absennya. Saya hadir nih bu walaupun telat dikit." kata Taeyong enteng dan menuju ke arah belakang dimana tempat ia duduk.

Pada akhirnya guru itu melanjutkan absensi, ia hanya bisa pasrah melihat dan menangani murid seperti Taeyong.

Bel istirahat 10 menit lagi akan berbunyi. Tapi untuk laki-laki ini tidak, ia keluar lebih dulu sebelum bel. Katanya agar dapat kursi langganan, alias kursi paling pojok.

Laki-laki itu sedang memesan makanan di kantin, ia hanya mengingatkan kepada ibu kantin tentang pesanannya. Ya, ia membuat list setiap minggu untuk makan di kantin.

"Yong,"

Taeyong yang dipanggil hanya berdehem tanpa menoleh sekalipun.

"Pesenin soto ayam satu kayak biasa." kata orang itu dan dibalas anggukan oleh Taeyong.

Mereka berdua duduk di kursi langganan mereka dan fokus dengan handphone masing-masing.

Tak lama bel istirahat berbunyi. Kantin sudah mulai ramai dan tidak mengganggu mereka yang sedang menyantap masing-masing makanan mereka.

Yaiyalah, mereka sama-sama pakai earphone pastinya suara keramaian tidak akan didengar. Salah satu perempuan menghampiri meja mereka dan menelengkupkan wajahnya pada lipatan tangannya.

"Jae, Yuta mana?" tanya orang tadi yang duduk di samping Taeyong, Johnny namanya.

Perempuan itu mengangkat wajahnya, "Ga masuk.", Minjae namanya.

Kini Taeyong yang bertanya, "Kenapa?"

"Sakit."

Tidak ada balasan lagi dari Taeyong, semua kembali kepada handphone-nya masing-masing. Tapi tidak lama kemudian, Johnny membuka suara yang menarik perhatian mereka berdua.

"Bakal ada anak baru,"

Taeyong maupun Minjae pun menoleh ke arahnya.

"Gue denger sih cewe, tapi ga tau dia masuk kelas mana pokoknya seangkatan sama kita." jelas Johnny.

Mereka berdua hanya mengangguk saja, merasa tidak terlalu peduli akan ada murid baru di sekolahnya nanti dalam waktu dekat.

Taeyong menaruh handphone-nya dan mentap Johnny, "Cantik?"

"I think.. yea,"

"Okay, she'll be my target." perkataan Taeyong membuat Johnny tersedak minumannya.

"Apa kata lo? Target? Lo gila ya?"

"No, udah biasa juga kan?"

"Mending lo stop, cukup terakhir Jenna."

"Nanti kalo udah nemu yang spesial."

Johnny yang sudah lelah mendengar perkataan Taeyong hanya memutar bola matanya malas. Karena setiap kali Taeyong disuruh berhenti, pasti jawabannya sama.

Nanti kalo udah nemu yang spesial.

warm feelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang