04

171 9 2
                                    

Malam hari di kamar Bastian yang tenang. Sunyi dengan nuansa kamar yang dark layaknya kamar seorang pria. Anak laki-laki itu sejak pulang sekolah sibuk memikirkan sesuatu di dalam kamarnya, sehingga ia merasa makan saja rasanya tak enak, mandi saja asal basah, sholat pun tak khusu', ia merasa sangat bersalah sekali pada salah satu perempuan di sekolahnya. Ya siapa lagi jika bukan Lamy, adik kandung sahabatnya sendiri.

Di tengah-tengah kusut pikirannya, Bastian tak sengaja memutar kembali kejadian tadi siang saat dirinya dan Lamy dalam sesi interview berdua.

"Kalo gue ga mau gimana?" tantang Bastian.

"Lu harus mau lah,"

"Kok maksa sih,"

"B aja ya,"

"Yaudah gue pergi yaa,"

"Ihhh nyebelin. Yaudah iya, gue pengen gue bisa interview lu, gimana?"

"Yaudah yuk kasihan gue sama lu," kata Bastian, Lamy cuman mendengus kesal.

"Jadi apa bahan interview-nya?"

"Minta biodata lu doang kok,"

"Minta hati gue juga gapapa,  nanti gue kasih seutuhnya buat lu,"

Lamy hanya membentuk huruf O di mulutnya, sedangkan anak laki-laki itu terlihat puas.

"Nama? Bastian—" kata perempuan itu menggantung.

"Bastian,"

Lamy mengerutkan dahi, "Kepanjangannya apa?"

"Ada deh, itu rahasia!'

"Apaansi, segala rahasia-rahasiaan. Nanti kalo gue ditanya nama panjang lu gimana,"

"Yaudah bilang aja gatau,"

"Gue pengen tahu, buat jaga jaga aja,"

"Dan gue ga mau ngasih tau,"

Lamy hampir naik darah, "Gue aja yang tau deh,  ga apa apa, ya?" bujuk Lamy.

"Nggak,"

"Ihhh jangan gitu dong,"

"Tetep!"

"Jangan gitu sih Bastian,"

"Emang lu anggap gue apa sampai pengen tahu nama gue gitu,"

"Maksudnya?" Lamy mengerutkan kening.

"Orang yang anggap gue spesial aja dalam kehidupannya, yang tau siapa kepanjangan dari nama gue itu,"

"Hmmm, ribet ya sama lu,"

Lamy merotasikan bola matanya, "Kesukaan lu deh, apa?"

"Kesukaan gue itu makan jelly, main gitar,  sama tidur,"

Lamy mencatat, lalu sengaja Bastian menghentikan, "Eh, satu lagi?"

"Apaan?"

"Kesukaan gue satu lagi itu pas chatingan bareng lu,"

Tiba-tiba aja Bastian dan Lamy terdiam saling menatap satu sama lain, "O aja ya," kata Lamy meski heran.

"Cita cita lu apa?" Lanjut Lamy, seketika Lamy menyeka nafas Bastian yang bersiap akan menjawab, "Bentar! Jangan bilang buat pacarin gue karena ditantang sama bang Jeno. Iya kan?"

Bastian tertawa lepas, "Bukan, kok, pede banget luuuu,"

"Terus?"

"Cita cita gue itu buat lu jadi ibu dari anak anak gue nanti,"

MABOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang