"Iya sama-sama, hati-hati di rumah ya," kata Chanyeol dan dibalas anggukan oleh Seulgi.
"Rumahnya Seulgi kok sepi? Dia tinggal sendiri?" tanya Jennie sambil memperhatikan rumah Seulgi yang tampak sepi. Tidak terlihat satupun anggota keluarga Seulgi yang menyambut kedatangannya.
Chanyeol mengangguk. "Orang tuanya di luar kota."
"Ngapain?"
"Ngejagain kakeknya Seulgi yang lagi sakit."
"Ooh gitu."
Allahuakbar Allahuakbar.
Jennie langsung melirik jam tangannya ketika mendengar suara adzan barusan. Ia sampai tidak sadar kalau ini sudah masuk waktu isya. Acara fitting baju tadi benar-benar membuatnya lupa waktu.
"Udah adzan, kita cari masjid dulu ya," kata Jennie dari kursi belakang.
Chanyeol menoleh ke belakang. "Lo mau sholat sekarang? Nggak nanti aja di rumah? Kan waktu isya jamnya lama."
"Iya tau, tapi gue pengennya sekarang, biar nanti kalo udah sampe rumah tinggal cus bocan. Gue capek banget hari ini."
"Oh kalo gitu sholat di rumah Seulgi aja. Mumpung kita masih di sini," tawar Chanyeol.
"Ih goblok, jangan ah. Lo nyari kesempatan dalam kesempitan ya? Mentang-mentang Seulgi tinggal sendiri di rumah."
"Anjrit, jadi lo nuduh gue kalo gue mau macem-macem sama Seulgi?!"
Bukannya menjawab pertanyaan Chanyeol, Jennie kembali bacot lagi. "Lagian nih ya, dia pasti kecapekan Chan kalo harus nerima tamu. Lo mau ngerepotin pacar sendiri? Nggak kan?"
"Iya gue tau, tapi kan dia nggak langsung tidur. Gue yakin dia lagi persiapan mau sholat juga. Nah maka dari itu gue ngajak lo sekalian sholat di rumahnya Seulgi."
"Ga ah ga mau, kita cari masjid di jalan. Titik gak pake protes!" kata Jennie sambil menatap tajam ke arah Chanyeol.
Chanyeol yang ditatap seperti itu hanya memutar bola mata jengah. "Sini lo pindah ke depan."
"Ogah, udah pw."
"Lo pikir gue supir lo apa? Sini pindah depan!"
"Iya njir iya," kata Jennie sambil berdiri dan melebarkan langkahnya. Dalam sedetik, ia sudah duduk di depan.
Chanyeol yang terkejut dengan tingkah Jennie hanya geleng-geleng kepala. Ia pikir Jennie akan keluar dari mobil untuk pindah ke depan, tapi ternyata tidak.
"Kuy jalan, keburu iqomah," lanjutnya lagi dan mobil Chanyeol langsung melesat dari halaman rumah Seulgi menuju masjid terdekat di daerah tersebut.
30 menit kemudian...
"Kayaknya ga ada orang di rumah lo Jen."
Jennie yang baru saja keluar dari mobil Chanyeol ikutan menoleh ke arah rumahnya yang memang benar terlihat sangat sepi.
Ditambah lagi lampu yang ada di halaman rumah Jennie mati. Itu tandanya belum ada orang yang masuk ke rumah sama sekali daritadi sore untuk menyalakan lampu halaman.
"Mungkin ada di dalem, cuma lupa nyalain lampu," kata Jennie dan langsung memencet tombol bel yang menempel di tembok.
Ting tong!
Bel pertama, tidak ada yang menyahut dari dalam.
Ting tong!
Jennie mencoba lagi, namun tetap tidak ada yang membukakan pintu. Seperti benar-benar tidak ada satupun anggota keluarganya yang berada di dalam rumah.
Entah kenapa Chanyeol merasa kalau ia harus tetap di sini, menunggu Jennie sampai pintu rumahnya dibukakan oleh seseorang sampai Jennie masuk ke dalam rumah dengan selamat.
"Kayaknya emang ga ada orang deh Chan," kata Jennie yang sadar kalau Chanyeol masih ada di sini.
"Emang lo ga punya kunci cadangan?" tanya Chanyeol.
"Pu-- Yaampun! Kunci cadangannya gue taro di kamar, di dalem tas kuliah. Duh, pinter banget sih gue!" gumam Jennie sambil menepuk jidatnya.
Semua anggota keluarga Jennie memang memegang kunci pagar dan rumah masing-masing.
Ia langsung mengambil handphonenya, mengetikkan sesuatu lalu menempelkan benda tipis itu di telinganya.
Selang beberapa detik, ia berdecak. "Enu gue telpon gak aktif!"
"Gue barusan chat mama, ternyata mereka masih ada urusan dan pulangnya jam sembilan," sahut Chanyeol. "Emang papa lo ke mana?" lanjutnya lagi.
"Papa juga lagi ada urusan, dia di luar kota sekarang," jawab Jennie.
Jadi mereka berdua daritadi mengobrol posisinya Chanyeol di dalam mobil dan Jennie berdiri di depan pagar.
"Yaudah gini aja, lo ikut pulang ke rumah gue sekarang," kata Chanyeol memberi solusi.
"Ngapain?" tanya Jennie bego.
"Lah emang lo ga takut sendirian di luar? Ini udah malem cuy, mana gelap banget lagi halaman rumah lo. Ntar kalo lu diculik kan yang susah gue."
Jennie berpikir sejenak, benar juga apa kata Chanyeol. Ini pilihan terakhir, mau tidak mau ia harus setuju dengan tawaran Chanyeol. Ia tidak mau berakhir dengan namanya yang tercantum di koran dengan judul, "Kronologi lengkap penculikan gadis cantik yang terekam kamera cctv."
"Yaudah yuk."
•~• •~• •~•
To be continue
Nah loh, Chanyeol mulai peduli sama Jennie hmm
Seperti biasa, aku banyak mengucapkan terimakasih buat kalian yg udh sempetin waktu buat baca ff ini hehe
13. Basa-basi Seulgi
Start from the beginning
