Lima

202 12 1
                                    


Seorang wanita duduk cemberut di meja makan rumahnya. Walau usianya tidak lagi muda, namun sisa-sisa kecantikan masa mudanya tidak mudah terhapus begitu saja. Perpaduan raut wajah jahil dan manja menyatu dalam dirinya menjadikannya sosok yang tidak mudah diabaikan. Tangan lentiknya dengan kuku yang terawat sempurna memegang sumpit dengan malas, mengaduk-aduk makanan di mangkuknya, sedikit terlalu keras sebenarnya berusaha menggapai perhatian pemuda yang duduk di seberangnya. Pemuda itu masih sibuk dengan kertas di tangannya walau tangan satunya masih aktif menyuapkan makanan ke mulutnya yang sesekali bergumam.

"Eomma menyesal menyekolahkanmu di jurusan kedokteran." Wanita itu akhirnya bersuara. Cukup keras agar pemuda tampan di hadapannya menoleh padanya. Tapi apa mau dikata, nihil. Pemuda itu masih komat-kamit sendiri dengan kertasnya. Choi Hana menarik nafas panjang, ia tahu anaknya yang satu ini tidak multi-tasking, tapi ini sudah keterlaluan kan?

"CHOI SIWON!!!!!!"

"AAAAA!!!!!" Akhirnya, akhirnya tatapan Siwon teralihkan. Pemuda itu menatap kaget sang eomma sambil memegang dadanya erat, jantungnya berdetak kencang, kaget setengah mati. "Eomma!! Apa-apaan itu tadi eoh??"

"Habis kamu sih, kenapa bawa kertas itu ke meja makan huh? Kau tidak dengar dari tadi eomma mengajakmu ngobrol? Senang eoh mengacuhkan eommamu sendiri?" Hana menyilangkan tangannya di dada dengan raut muka sebal. Melihat ibunya merajuk, Siwon jadi tertawa. Sudah umur berapa eommanya ini memangnya?

"Mianhe eomma. Aku ada presentasi besok, jadi aku harus belajar. Gagal bukan pilihan kan? Aku harus tampil sempurna. Ini menyangkut posisi direktur di rumah sakit loh. Kalau aku berhasil kan eomma juga yang bangga. Ya kan?"

"Ya, iya sih. Tapi memangnya kau tidak bisa meluangkan waktu untuk eomma selama makan saja? Dasar anak nakal." Hana jadi ikut tersenyum melihat senyuman lebar anaknya. Kesalnya menguap entah ke mana. Siwon mengulurkan tangan yang langsung disambut oleh Hana, sungguh hubungan yang hangat walau hanya ada mereka berdua di meja makan itu. "Eomma jadi kangen appamu."

"Aku juga. Tapi appa sudah bahagia sekarang eomma. Jangan memasang muka seperti itu lagi eoh? Kan sudah ada aku, memang aku tidak cukup untukmu eomma?" Siwon mengerling jahil, menimbulkan tawa dari Hana, sesuatu yang amat Siwon sukai. Pemuda itu benci setiap kali melihat raut wajah sendu ibunya yang tentu saja merindukan sang ayah yang telah dipanggil Tuhan beberapa tahun lalu.

"Siwon-ah, lusa ayo pergi. Eomma kangen berbelanja bersamamu. Kau selalu saja lembur di rumah sakit. Kapan waktu untuk eomma?"

"Mianhe eomma. Lusa ada lanjutan sidang di pengadilan." Siwon menghela nafas keras, cukup membuat Hana tahu bahwa anaknya itu sudah lelah, "Semoga bisa cepat berakhir. Aku sudah muak dengan semua ini."

"Kan sudah eomma bilang, ikhlaskan saja warisan appamu, Siwon-ah. Tidak ada gunanya kau bertarung melawan saudara-saudara appamu. Kau akan lelah sendiri." Hana mengelus tangan anaknya lembut. Ya, Hana tahu sudah bertahun-tahun ini Siwon bertarung dengan saudara-saudara ayahnya untuk memperebutkan hak waris. Sang ayah meninggal secara mendadak sehingga tidak sempat meninggalkan surat waris dan saudara-saudaranya juga dengan gigih memperjuangkan warisan adik bungsu mereka. Walau sudah jelas harus diwariskan kepada anak kandungnya yaitu Siwon namun dengan kekuatan uang mereka mempekerjakan para pengacara handal dan mencoba memutarbalikkan fakta. "Lagipula kan ada eomma, juga kau sudah bekerja, kita tidak akan kekurangan kan."

"Ne, eomma. Hanya saja aku tidak ikhlas hasil keringat appa dimakan para tikus seperti mereka. Aku ingin klaim warisan appa lalu menyumbangkan semuanya untuk yayasan anti kanker yang ada di sini. Appa akan lebih bahagia bila begitu kan eomma? Mereka semua tidak pantas untuk harta appa." Hana tahu, Siwon yang memiliki hati yang lembut itu memiliki tujuan yang mulia. Hana tahu Siwon mati-matian mempertahankan warisan bukan untuk uang semata tapi karena Siwon ingin memberi pelajaran pada saudara ayahnya yang selama ini selalu berbuat jahat pada sang ayah.

The Dark Whisper (COMPLETED)Where stories live. Discover now