Dua

179 9 1
                                    




BEBERAPA TAHUN KEMUDIAN

            Kyuhyun baru saja menyuapkan sesendok nasi ke mulutnya ketika sahabatnya berlari masuk menghampiri dirinya. Pemuda kelebihan tinggi itu memegang tangan Kyuhyun, sambil mencoba menormalkan kembali nafasnya yang ngos-ngosan.

            "Kyu! Cepat ikut aku!" Changmin mencoba menarik tangan Kyuhyun.

            "Wae, Changmin-ah? Ibu kantin kehabisan stok makanan untuk mengisi perut karetmu?" Kyuhyun berkata malas. Sahabatnya ini selalu deh, segala sesuatu dibuat berlebihan menyangkut makanan.

            "Bukan bodoh! Adikmu... Adikmu berkelahi lagi."

            "Mwo??" Kyuhyun refleks berdiri. Tanpa pikir panjang Kyuhyun berlari keluar kelasnya. Diikuti Changmin di belakangnya mengekor dalam diam, tidak menyahuti umpatan-umpatan yang Kyuhyun sedang lancarkan sambil berlari. Tanpa Changmin beritahu pun Kyuhyun sudah langsung menuju tempat yang tepat. Jelas sekali ini bukan pertama kalinya kan?

            Gudang di belakang sekolah yang terbengkalai itu memang nampak sepi. Namun Kyuhyun tidak melambatkan langkahnya, ia tahu persis adiknya ada di mana. Dan benar saja, di sudut gudang ada adiknya di sana. Raekyo sedang mencoba berdiri setelah sebelumnya terkena pukulan pada pipinya hingga jatuh, lebam keunguan mulai nampak di wajahnya, namun Raekyo malah tertawa. Tidak ada raut takut atau kesakitan di wajah Raekyo, gadis itu menatap tiga orang di hadapannya dengan tatapan menantang.           

            "CHO RAEKYO!!!!!!" Suara Kyuhyun menggema mengagetkan keempat orang di sana. Kyuhyun menghampiri adiknya, memegang wajah Raekyo sambil terdiam. Memar itu tidak akan hilang dalam waktu dekat ini sepertinya. Ketiga pelaku pengeroyokan Raekyo kini berdiri gelisah. Tentu saja, mereka takut akan diadukan oleh Kyuhyun pada guru.

            "Sunbae, dia duluan yang...."

            "Pergi! Sebelum kuadukan cepat pergi! Dan tidak ada lain kali." Tanpa disuruh dua kali ketiganya berlari keluar. Hm, ada yang aneh di sini. Adiknya dikeroyok namun Kyuhyun malah memilih membebaskan pelakunya? Jawabannya tentu saja karena Kyuhyun tahu, sangat tahu, adiknya yang pasti memulai mencari perkara. Selalu seperti itu. Raekyo akan memulai gara-gara dengan ucapan dan tingkah lakunya, tidak pernah secara fisik, namun cukup membuat dirinya selalu disakiti secara fisik oleh korban-korbannya. Dan Kyuhyun tidak mengerti, Raekyo nampak menikmatinya. Kyuhyun tahu, Raekyo sedang cari perhatian, tapi cara yang digunakan oleh gadis itu selalu membuat Kyuhyun jantungan.

            "Lepas." Raekyo memalingkan wajahnya, melepaskan paksa tangan Kyuhyun pada wajahnya. Gadis itu kemudian berjalan pergi, seolah tidak pernah terjadi apa-apa.

            "Cho Raekyo! Kau pikir kau bisa kulepaskan semudah itu?! Apa yang sebenarnya kau inginkan hah? Lihat wajahmu, kau mau masuk kelas dengan wajah babak belur begitu lalu dilihat oleh guru, dan berakhir kau akan diskors. Dan setelah itu Appa akan menghukummu lagi." Kyuhyun mencengkeram tangan adiknya dengan kuat, tidak menghiraukan usaha adiknya untuk melepas. "Appa akan merotanmu lagi, Rae."

            "Lalu?" Suara dingin Raekyo membuat Changmin bergidik. Changmin tahu Raekyo itu dingin, namun bukan dingin yang bisa dimengerti. Ada banyak luka di balik topeng itu.

            "Apa yang sebenarnya kau tuju? Kau senang dirotan Appa?" Kyuhyun tidak habis pikir dengan adiknya. "Kau baru dihukum Appa tiga hari lalu, Rae. Hasil rotan Appa belum sembuh pada tubuhmu, kau mau merusak tubuhmu?"

            "Tidak, bila aku pulang dengan begini, maka rotan appa tidak akan ada hari ini. Memang aku harus rusak dulu baru appa akan berhenti. Ya kan Oppa?" Raekyo tersenyum sinis, menghentakkan tangan kakaknya hingga lepas lalu berlalu dari sana. Meninggalkan Kyuhyun terpaku di tempatnya.

The Dark Whisper (COMPLETED)Where stories live. Discover now