0.3

8 2 0
                                    

Jika aku bisa meminta diberikan satu kemampuan magis saja, aku ingin meminta memiliki kekuatan untuk menghentikan waktu. Agar aku dan kamu-- kita berdua bisa menikmati ketenangan ini bersama, berpacu dalam hening, berbagi dalam sunyi. Namun semuanya tidak mudah, kita hanya manusia biasa tak ada yabg istimewa selain pertemanan kita

...

Aku seperti tengah berhalusinasi, Guanlin berkata bahwa ia rela melakukan apapun demi aku. Setelah berkata bergitu, aku merasakan Guanlin semakin mendekat perlahan bahkan aroma parfumnya bisa jelas ku rasakan sekarang. Guanlin menangkis jarak diantara kami, perlahan mendekat dan menempelkan keningnya pada keningku. Bagai tahu apa maksud Guanlin yang semakin mendekat, aku perlahan menutup mata mulai ingin mendapatkan yang lebih dari Guanlin hingga jarak kami sangat dekat, ku rasakan bibir Guanlin hampir menyentuh bibirku

Drt...drt...

Ponsel Guanlin bergetar tanda ada telepon masuk, kami berdua diam seketika memandang pada arah yang sama dimana ponsel Guanlin diletakkan

Choi Yena♡ is calling...

Aku sempat ingin egois, ingin menahan Guanlin lebih lama disini dan melanjutkan apa yang seharusnya kami lakukan tapi Guanlin sendiri yang memilih menjauh setelah meraih ponselnya. Ia berdiri dengan wajah tegangnya

"Halo? Kambuh lagi? Iya tante Alin kesana sekarang" Guanlin seperti orang kesetanan, dia buru-buru menghampiriku yang masih menatapnya bingung, dia memegang kedua pundakku

"Aku harus pergi sekarang, Yena kambuh lagi" tanpa mendengar jawabanku Guanli pergi begitu saja, padahal aku ingin menahannya. Namun, walau ku tahan apa Guanlin masih tetap akan disini?

Yena sakit, tapi Guanlin tidak pernah bercerita lebih lanjut tentang penyakit apa yang anak itu alami namun sepertinya parah, karena Guanlin sering sekali mendapat panggilan telepon mendadak dari keluarga Yena hanya untuk mengabari anak itu kalau dia sedang kambuh. Aku juga tidak bertanya lebih jauh, toh Guanlin juga bukan seseorang yang lebih dari kata sahabat untuk apa aku mengetahui cerita tentang anak itu

🐥🐥🐥

Aku sedang merenung di ruang teve, mengenggam gelas berisi coklat panas yang baru ku seduh. Guanlin sudah pergi sejak sepuluh menit yang lalu dan aku masih belum beranjak dari sana

"Teh, teteh!" Aku melirik ke arah suara iyu berasal, Jinyoung tengah berdiri dengan bingung memandang kearahku

"Eh Young, kenapa?"

"Gue tadi mau ke toilet, tapi gue liat teteh melamun. Kenapa teh? Kak Guanlin mana?" Jinyoung duduk tepat disebelahku, menelisik mencari tahu apa yang sebenarnya tengah terjadi

"Guanlin pergi tadi, ada keperluan mendadak. Lo ga main sama yang lain?"

"Disini aja sama teteh, siapa tau lo mau cerita gitu?" Jinyoung menatap wajahku, lalu pandangan kami bertemu sebentar tanpa dipaksa air mataku turun begitu saja entah karena sebab apa

"Teh, kok nangis? Cerita dulu!" Dia terdengar merengek, seperti Jisung kalo lagi ada maunya. Aku ingin bercerita pada anak ini tapi anak kecil sepertinya tau apa?

"Teteh suka sama Guanlin" ucapku akhirnya

"Oh... tau" jawaban tidak terduganya membuatku mengangkat kepala dan menatapnya tidak percaya

DIA | Alzheimer (1)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon