Main Pair : Jaehyun Jung X Taeyong Lee
Rate : NC - 21
Chapter : Ongoing
Status : Onhold - hiatus
☠️AU, YAOI, Crime, Romance, Profanity☠️
Mari melompat ke dasar kekacauan sekarang.
Semakin rusak dengan saling memeluk luka yang sama.
Tidak apa meskip...
Ten berjalan memasuki kamar. Membuka beberapa laci, tapi belum juga menemukan apa yang ia cari. Ia membuka satu-satunya laci yang tersisa. Dalam hati ia berbisik kesal, kalau sampai kekasih jangkungnya menghilangkan gunting kukunya, ia akan membiarkan Johnny tidur di ruang tamu salama beberapa hari, lihat saja.
Lelaki mungil itu terdiam. Laci itu berisi beberapa kertas dan satu foto yang menarik perhatiannya. Foto seorang lelaki cantik dengan rambut putihnya tengah tersenyum kearah kamera. Pikiran-pikiran negatif memenuhi kepalanya.
Ten berusaha mengenyahkan prasangka buruk pada kekasihnya. Tapi, ia tidak bisa menghilangkan pikiran itu sepenuhnya. Bagaimana jika ternyata kekasihnya bermain di belakangnya? Dengan perasaan kesal, ia mengembalikan foto itu lalu menutup laci dengan kasar.
"Aku jauh lebih cantik darinya!"
.
.
Falling down deep into the dark
.
.
"Eunghh.. " Taeyong mengerutkan keningnya. Dunia serasa berputar di sekelilingnya, diikuti rasa mual yang mendorong isi perutnya untuk keluar. Percayalah, tidak ada seorang pun yang menginginkan menyambut pagi dengan rasa mual dan pusing.
Saat ia memaksa dirinya duduk, dorongan dari dasar perutnya semakin menjadi. Ia dengan susah payah berlari menuju kamar mandi. Memuntahkan apa saja yang ada di perutnya.
Ini mengerikan. Pikiran-pikiran negatif mulai memenuhi kepalanya. Lelaki cantik itu benar-benar terdiam merenung, mengingat kembali apakah selama ini lelaki-lelaki brengsek itu pernah menumpahkan benih mereka di dalam dirinya?
Tapi, sejauh yang diingatnya, Taeyong tidak pernah sekalipun membiarkan mereka menyentuhnya tanpa pengaman. Dengan gontai ia berjalan keluar kamar mandi.
"Kau baik-baik saja?"
Taeyong tersentak sesaat mendengar suara seseorang begitu dekat di telinganya. Ia menoleh, menatap lelaki tampan yang berdiri di samping pintu kamar mandi.
"Kau masih mual?"
Sedetik kemudian lelaki cantik itu melayangkan tatapan curiga pada lelaki tampan itu. "Apa yang kau lakukan padaku, Jeff?"
Jeffrey mengangkat sebelah alisnya. "Apa maksudmu? Harusnya aku yang bertanya, apa yang kau lakukan pada persediaan champagneku?" ia mengedikkan dagunya pada tiga botol champagne yang berjajar di nakas.
"Apa? Kau marah karena aku menghabiskan champagnemu?" Taeyong mengangkat dagunya, nada mengejek menyembur begitu saja dari bibirnya.
Jeffrey memutar bolamatanya. "Terserah." Ia berjalan keluar dari kamar Taeyong. "Aku sudah membuat sup untukmu." Ucapnya sebelum menutup pintu.
.
.
Falling down deep into the dark
.
.
JDARR!
"Sialan!" Taeyong menutup kedua telinganya. Suara petir di luar sana menggetarkan seluruh tubuhnya. Apartement Jeffrey yang berada di ketinggian, memperburuk ketakutannya. Tidurnya yang semula nyenyak, harus dihancurkan oleh amukan petir yang terus bersahutan.
Taeyong terus menutup telinga saat kakinya memaksa berjalan menuruni ranjang. Biasanya dalam keadaan seperti ini, ia akan menyusup ke kamar Doyoung. Tapi kenyataan menamparnya saat tersadar ini bukan rumah sahabatnya.
Tidak ingin kepalang tanggung, lelaki cantik itu berjalan membungkuk ketakutan. Tidak ada pilihan lain selain berada di dekat sang pemilik apartement.
Taeyong berjalan cepat menuju pintu di samping kamarnya. Ia menghela napas lega saat Jeffrey tidak mengunci pintu kamarnya.
Masih berjalan membungkuk, ia segera melompat ke sisi kosong ranjang. Jeffrey yang semula tidur tak terganggu, tiba-tiba membuka matanya saat merasakan guncangan pada ranjangnya.
"Apa yang kau lakukan?" suara huskynya mengalun rendah. Dalam keadaan kurang cahaya seperti ini, ia bisa melihat tubuh kurus seorang lelaki tengah meringkuk di sampingnya.
"Kau takut petir?" Jeffrey masih diam di posisi semula.
Taeyong tidak membalas pertanyaan lelaki tampan di depannya. Ia sibuk menutup mata dan kedua telinganya.
Sebenarnya Jeffrey tidak keberatan, toh ranjangnya masih tersisa banyak ruang. Ia bisa melihat getaran pelan pada tubuh kurus itu.
"Kemarilah." Jeffrey mengulurkan tangannya.
Taeyong membuka mata. Ia menatap ragu uluran tangan Jeffrey. Namun ketakutannya lebih mendominasi saat ini.
Lelaki Jung itu merasakan tangan gemetar si cantik yang perlahan menyambut uluran tangannya. Ia segera menariknya mendekat lalu membungkus tubuh kurus itu dengan kedua lengan kokohnya.
JDAARR!
Taeyong tersentak. Ia semakin meringkuk hingga bibirnya menyentuh leher terbuka lelaki tampan yang kini membelai belakang kepalanya sambil merapalkan kalimat penenang.
Di tengah suara hujan yang ribut, Taeyong merasakan ada yang jauh lebih ribut. Suara detak jantungnya.
Entah disadari atau tidak, dekap hangat lengan kokoh di sekitar tubuhnya, membuat rasa nyaman enggan ia lepaskan. Taeyong begitu merasa terlindungi, seolah tidak akan ada yang bisa menyakitinya lagi setelah ini.
Sudah berapa lama ia mendambakan rasa hangat seperti ini?
. . .
Tbc
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Haloo..
Apa kabar? Sehat selalu ya, kalian~
Kita pasti bosan, pengen ketemu temen, jalan-jalan, melakukan aktivitas di luar rumah. Tapi tolong #dirumahaja sebagai bentuk peduli kita pada sesama.
Kita pasti bisa, kita mampu, semua bakal baik-baik aja. Tolong jaga kesehatan kalian.