💐11💐

3.1K 332 49
                                    

"Bagaimana kondisimu, nak?" Tanya hera, ia sempat pingsan saat mendengar kabar bahwa putri kesayangannya dirawat di rumah sakit, dengan segera jiwon menenangkan istrinya itu.

"Sudah membaik, bu"

"Apakah ayah dan ibu sudah makan?" Pertanyaan itu membuat kedua orang tuanya menggelengkan kepalanya.

"Seharusnya kami yang bertanya seperti itu padamu" Ucap jiwon, jennie terkekeh pelan mendengarnya.

"Apakah kami perlu menginap disini?" Tanya hera, jennie segera menjawab, "Tidak perlu, bu. Taehyung yang akan menginap disini sampai aku diperbolehkan pulang"

"Yasudah, kau istirahat. Ayah dan ibu pulang dulu"

Sebelum pergi, hera dan jiwon bergantian mengecup kening putri kesayangan mereka.

"Jangan melewatkan makan malammu, mengerti?"

Jennie tersenyum, "Baik, bu"

Lalu taehyung datang dengan membawa paper bag yang cukup besar, "Suster memberikan ini, saat aku tanya dari siapa. Suster itu tidak menjawab"

"Simpan saja di sofa"

Sesuai perintah taehyung menyimpan paper bag itu disofa dan berjalan menghampiri jennie, "Kedua orang tuaku tidak bisa datang, ternyata ibuku juga sedang sakit dan ayah harus menjaganya"

"Tidak apa-apa"

"Untuk pasien bernama Kim Jennie saatnya makan malam~" Ujar suster pria sembari menyodorkan semangkuk bubur pada taehyung.

Pria itu membungkukkan tubuhnya, begitupun sebaliknya, "Terimakasih, suster"

"Tae, aku sedang tidak berselera untuk makan." Ujar jennie dengan suara lemahnya.

Karena tidak ingin memaksa, taehyung mengangguk mengerti, "Baiklah"

"Maaf"

"Eoh? Untuk apa?"

"Maafkan aku sudah menyakitimu selama ini" Jennie mulai menitikkan air matanya, tangannya gemetar, bahkan sorot matanya penuh dengan penyesalan dan rasa bersalah.

"Jen.."

"Aku tahu aku salah, maafkan aku tae. Jika kau sudah tidak bisa bertahan denganku, aku siap untuk bercerai denganmu"

"Jen.."

"Aku sudah berselingkuh dibelakangmu"

"Aku tahu itu"

Jennie menatap taehyung tidak percaya, "Kau tahu? Lalu kenapa kau tidak marah?"

"Aku terlalu mencintaimu, aku sudah tahu saat dia ke rumah kita, aku melihatnya"

Mendengar jawaban itu, jennie segera memeluk taehyung, ia benar-benar merasakan bersalah sekarang, "Kumohon maafkan aku.."

"Aku sudah memaafkanmu, sebelum kau meminta maaf padaku"

Taehyung melepas pelukan itu, menghapus air mata jennie yang meluncur deras, lalu berujar, "Jangan menangis"

"Apakah kau akan belajar untuk mencintaiku dan memperbaiki pernikahan yang penuh drama ini dengan saling mencintai?" Jennie mengangguk cepat.

Karena tidak bisa menahan bahagianya, wanita itu memeluk taehyung sangat erat, seolah-olah tidak ingin pria itu pergi.

Setelah mengingat ia tidak melihat keberadaan Sang anak, jennie lantas berujar, "Aku ingin bertemu dengan yeonjun"

"Ayah dan ibumu berniat membawa yeonjun kesini, tapi dia tertidur. Mungkin besok aku akan menjemputnya"

Wanita bermarga Kim itu memeluk leher pria yang dihadapannya kini, lalu mencium bibir itu lembut, belum ada balasan dari taehyung, namun beberapa detik selanjutnya mereka mulai saling melumat satu sama lain, berperang lidah dan bertukar saliva. Rasanya berbeda--jennie merasakan kelembutan dan kehangatan dalam ciuman mereka kali ini, begitupun dengan taehyung, ia merasakan ketulusan dalam ciumannya.

Jennie melepas ciuman itu sepihak, lalu berujar, "Maaf, aku tidak ingat sekarang kita sedang dirumah sakit"

Taehyung terkekeh, "Aku akan menahannya sampai kau diperbolehkan pulang"

Keduanya tertawa, mereka saling berpelukan, menyalurkan rasa cinta dan rindu menjadi satu, Tuhan memang sudah merencanakan untuk membuka hati jennie, membuat wanita itu sadar akan cinta taehyung yang besar. Bukan hanya sekedar ucapan dari mulut semata.











*****

"Kau tunggu disini, aku akan pulang ke rumah untuk mencuci baju kotormu" Ucap taehyung sembari mengusap puncak kepala jennie. Wanita itu tersenyum menjawabnya.

Sepuluh menit setelah kepergian taehyung, pria yang selama ini menjadi selingkuhan jennie datang tanpa izin, "Y-yoongi?" Jennie melebarkan matanya saat melihat presensi seorang pria yang tidak lagi asing baginya.

Pria itu mengulas senyum tipisnya, namun wajahnya tetap terkesan dingin, "Bagaimana bisa kau sampai dirawat dirumah sakit, hm?"

"Aku ingin kita putus, kita akhiri hubungan ini, aku sudah sadar. Kau boleh pergi sekarang"

Yoongi sudah mengepalkan tangannya, wajahnya memerah penuh dengan emosi, "Apa kau bilang? Putus? Dan kau menyuruhku pergi?"

"Apa yang sudah taehyung lakukan padamu? Apakah dia memakai sesuatu yang membuatmu seperti ini, huh?"

"Tuhan yang menyadarkanku bahwa pria yang terbaik untukku adalah taehyung, bukan dirimu"

Yoongi memeluk jennie, namun kali ini wanita itu memberontak dengan sekuat tenaga, "Lepaskan aku!"

"Aku sangat mencintaimu, kau tahu itu'kan? Kau berjanji padaku akan menikah denganku dan menceraikan taehyung secepatnya, kau harus menepati janjimu itu, jen!" Ucap yoongi dengan penuh penekanan disetiap katanya.

Hingga taehyung datang, lalu mendorong yoongi sampai jatuh tersungkur, taehyung menangkup kedua pipi istrinya itu, "Kau tidak apa-apa'kan?"

Jennie hanya menggeleng pelan.

Namun yoongi membalas taehyung dengan mendorong tubuhnya lebih kuat hingga menbentur dinding, "Tae!" Jennie berteriak histeris.

Karena sudah terbakar emosi, yoongi memberikan pukulan pada taehyung dibeberapa bagian, seperti pipi dan perut. Bahkan sudut bibirnya mengeluarkan darah, pria berkulit pucat itu menyeringai, "Kau tidak pantas dengannya! Kau sebaiknya mati saja!"

Yoongi terus memberikan pukulan yang membuat taehyung lemas, sudah tidak sanggup membalasnya. Ia menatap jennie--seolah-olah ia mengatakan lewat tatapan matanya bahwa ia baik-baik saja.

"Kumohon..berhenti.." Jennie menutup kedua telinganya, ia tidak ingin mendengar perkelahian itu, terlebih menyaksikan secara langsung taehyung yang lemas tak berdaya karena perbuatan yoongi.

Tak lama suster wanita dan dua security datang dengan menahan yoongi yang hendak kabur, "Anda sudah membuat keributan, lebih baik anda keluar!"

Sementara suster wanita tersebut segera membawa taehyung untuk mengobati lukanya, jennie menangis. Ia tidak sanggup melihat keadaan taehyung sekarang, sungguh.

"Jennie, kau harus menikah denganku! Kau sudah berjanji padaku!"

Security itu membawa yoongi keluar dari sana, keributan yang terjadi beberapa menit yang lalu membuat kepalanya pusing dan dadanya terasa sesak, ia berusaha mengontrolnya dengan menarik nafasnya pelan--melakukannya sebanyak tiga kali.

"Kuharap kau baik-baik saja, tae"

"Kuharap kau baik-baik saja, tae"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sisa dua chapter lagi ya:)

Stay [Taennie]✔Where stories live. Discover now