💐9💐

2.7K 320 64
                                    

Terkadang hasrat membuat kita lupa akan segalanya, mulai dari kapan dan bagaimana itu bisa terjadi. Sampai kini taehyung dan irene saling berdiam diri dengan selimut yang menutupi tubuh telanjang mereka.

Setelah berjam-jam mereka melakukan hal yang seharusnya tidak mereka lakukan, semenjak itu taehyung dan irene berasa didalam fantasi mereka masing-masing. Entah itu menyesali apa yang telah mereka perbuat, kini taehyung beranjak dari ranjang dan memakai pakaiannya, lalu mendudukan diri disamping irene yang masih terdiam.

"Aku sangat menyesal, kurasa kita sudah membuat dosa besar, maka lupakan saja dan maaf kalau aku tidak bisa menahan nafsuku" Ucap taehyung penuh dengan penyesalan.

Disana taehyung merutuki dirinya sendiri, ia sama sekali tidak pernah berfikir akan berakhir sampai seperti ini, semuanya terjadi begitu saja.

"Tidak, tae. Disini aku yang salah karena aku yang memulainya"

"Sudahlah, tidak perlu ada yang disesali juga karena sudah terjadi. Sekarang aku akan pergi ke klinik untuk membeli pil pencegah hamil untukmu"

Irene mengangguk sembari menyesali dirinya sendiri, jika saja ia bisa menahannya saat itu juga, pasti hal itu tidak akan terjadi. Sungguh, ia sangat menyesal.

Setelah kepergian taehyung, irene memakai pakaiannya kembali yang berserakan dimana-mana, lalu bercermin, "Kau sangat bodoh! Tidak seharusnya kau melakukan itu dengannya, kau melakukan kesalahan yang besar, irene!" Ia mengusap wajahnya frustasi. Melempar alat makeup-nya yang ada dihadapannya hingga pecah.

Irene memegang bekas kemerahan di lehernya yang dilakukan taehyung, mulai hari ini ia harus memakai pakaian tertutup.

Lalu ponselnya berdering, ia mengamati panggilan tersebut, kedua sudut bibirnya terangkat ke atas.

"Sayang, kau sedang dimana sekarang? Aku mendapat kabar kalau kau diberi cuti satu minggu oleh atasanmu"

"Itu benar, dan sekarang aku sudah di Seoul. Aku mencarimu kemana-mana tapi tidak bisa menemukanmu, kau sebenarnya dimana?"

Lelaki disebrang sana terkejut mendengarnya.

"Kau serius sudah di Seoul sekarang?"

"Aku serius, kau dimana? Aku sangat merindukanmu"

"Aku juga, bisakah kita sekarang bertemu di restoran Choigozip Hongdae? "

"Tentu, aku akan bersiap-siap"

"Sampai bertemu~"

Tut tut.

Panggilan telepon sudah terputus, Irene segera bersiap-siap dan berpamitan terlebih dahulu pada neneknya sebelum pergi.










*****

"Apakah kau sudah menungguku lama?" Tanya irene pada Sang kekasih yang kini sedang membenarkan jas yang dipakainya.

Pria itu tersenyum, "Tidak, hanya sepuluh menit. Eum, bagaimana kabarmu?"

"Aku baik-baik saja, sayang. Bagaimana denganmu? Aku sangat merindukanmu, sungguh. Kemana saja kau selama ini? Dan apa yang kau lakukan selama disini?"

Pertanyaan beruntun itu membuatnya mendadak terdiam, dengan kedua alis yang diturunkan, gerakan tubuh dan ekspresinya yang memperlihatkan kebingungan yang menghiasi wajahnya.

"Kau tahu banyak sekali yang ingin bekerja sama dengan perusahaanku, bukan hanya satu atau dua, tapi lebih dari itu. Memang aku sibuk sekali sampai aku lupa untuk memberimu kabar, maafkan aku" Ujar pria itu sembari mengusap tangan irene, wanita itu hanya bisa menghela nafasnya kasar, "Kau tahu? Rasanya ingin mati saja, keberadaanmu membuatku bingung mencarimu kemana lagi"

Stay [Taennie]✔Where stories live. Discover now