00

95.2K 4.9K 223
                                    

Lonceng terdengar dari sebuah gereja  tua yang masih terjaga keindahannya.

Dua insan manusia disatukan dalam ikatan pernikahan dengan janji dan sumpah hidup setia hingga maut memisahkan.

Namaku Arian dan orang yang berdiri disamping kanan ku adalah Hindra seorang Direktur utama dari sebuah perusahaan pakaian terkenal Liam Grup.

Dan hari ini adalah pernikahan kami.

".. dan Hindra Liam Senjaya, apa kau bersedia menerima Arian Swany sebagai omega mu baik susah maupun senang ?"

Ku lirik wajahnya yang terlihat sangat datar.

"Aku bersedia" jawabnya singkat jelas dan padat.

Blush! Semburat merah muda terlihat jelas di kedua pipi ku.

Kami memasang cincin pernikahan dijari manis kanan secara bergantian, lalu kembali menatap kearah pendeta.

"...kalian diberkati dan disatukan dalam ikatan pernikahan sekarang.. mempelai alpha dipersilahkan mencium omeganya"

Hindra membalik tubuhnya kearah ku.

Kedua mata kami bertemu.

Deg..deg..deg.. jantungku berdebar kencang.

Perlahan hindra menyentuh kedua pundaku. Dada ku semakin berdetak kencang.

Semua tamu undangan terlihat senang melihat pemandangan yang menurut mereka sangat romantis dan manis ini tapi berbeda dengan ku.

Ini ciuman pertama ku.. dan pria ini, baru ku temui 3 hari.

Aku tidak bisa menganggap semua ini romantis dalam waktu sesingkat itu.

Perlahan hindra memiringkan kepalanya mendekat. Spontan aku menutup mataku rapat.

Bisa ku rasakan benda kenyal dan hangat menyentuh bibirku singkat.

Aku tidak tau kalau ciuman terasa membingungkan dan terjadi sesingkat itu.

Deg! Aku membuka mataku.
Tanpa melihat wajah ku, Hindra mengenggam erat tanganku.

"Um.." aku meremas celana yang ku pakai, entahlah.

Aku tidak bisa mengartikan perasaan ini.

Tapi...

.
.

20:30 malam.

Gemercik air terdengar dari kamar mandi dimana Hindra sedang mandi di dalam sana.

Dan aku... duduk diam di atas kasur dengan perasaan yang bercampur aduk.

'Ughhh...!' Aku benar-benar takut.

Mereka bilang pengalaman pertama sangat sakit, ada darah juga.

Membayangkannya saja tubuhku tiba-tiba terasa sakit.
Apa aku harus kabur ?!
Aku tidak bisa melakukan semua ini!

Krekk!

Deg!

Aku langsung melirik pintu kamar mandi yang terbuka menampilkan hindra yang keluar dari dalam kamar mandi dengan bertelanjang dada juga handuk yang melingkar di pinggangnya.

Tetesan air turun mengikuti tubuh terbentuk milik Hindra.

Glup.
Aku menelan saliva ku berat dengan wajah yang sudah semerah tomat.

"Maaf.. aku lama,." Hindra berjalan kearah ku lalu berhenti di dekat kasur.

".. aku ingin dua.."

"Ah.. apa ?" Aku tersenyum kaku, aku tidak mengerti apa yang barusan dia katakan.

".. aku ingin laki-laki dan perempuan atau keduanya laki-laki.. terserahlah" Hindra naik keatas kasur lalu mendorong tubuh ku yang mau tidak mau membuat aku terbaring dibawahnya.

Hindra mengurung ku diantara tangan kekarnya.

"Aku mau keduanya lahir bersamaan"

"Eh.. yang Anda maksud kembar ?" Tanya ku dengan wajah polos.

"Iya" jawabnya singkat.

"Ah.. haha.. " aku hanya tertawa paksa, serius.. aku benar-benar belum siap untuk mengandung dua anak sekaligus.

.
.

Bersambung ...

Married (Tamat, Omegaverse BL 21+)Where stories live. Discover now