25

3.4K 656 440
                                    

AHH KALIAN JAGO BENER BIKIN AKU BAHAGIA SAMA KOMEN 😭😭😭

Nih update cepet nih, lopyu❤️


Happy reading!^^



~°~°~



"Aku baik-baik saja, kenapa kau segininya sih?" keluhku sambil menyikutnya kesal. Tapi, bukan menjauh Vernon justru lebih merapatkan tubuhnya padaku.

"Diam saja," protesnya, "kau berisik!"

Aku mendecak sebal kemudian memutar bola mataku. Sebal karena sikap berlebihannya yang mendadak.

Memang iya kakiku terkilir dan rasanya sakit sekali, tapi setelah diputar tanpa perasaan olehnya kakiku bisa berjalan meski perlu diseret. Kenapa ia bersikeras memapahku begini sih?!

Aku seperti anak sekolah yang hampir pingsan ketika mendengarkan pengumuman panjang di lapangan!

"Kenapa kau tidak bisa diam sih?" keluh Vernon tiba-tiba.

Aku membulatkan mataku dan langsung menoleh. "Sejak tadi aku diam!"

"Kau pasti mengeluh dalam hati," sahutnya. "Itu menggangguku, tahu?"

Aku menampar pelan pipinya dan menarik paksa tubuhku menjauh. "Hatimu beku atau apa sih? Menyebalkan ...."

"Kalau tidak menyebalkan kau patut curiga," sahutnya. "Berarti bukan aku."

"Menurutmu ada orang yang mau menyamar jadi dirimu?" tanyaku kesal. "Ha! Kubayar satu juta won kalau ada!"

Vernon kembali mengoceh. Malas berdebat, aku memutuskan untuk memperhatikan kompas saja. Memastikan bahwa benda itu terus menyala—artinya kami tidak tersesat.

Aku tersentak ketika Vernon tiba-tiba menarik tanganku. Kupikir ada hal membahayakan—makhluk aneh nan menyeramkan lain—dan aku melewatkannya karena terlalu fokus. Tapi, ketakutan akan hal itu pudar ketika Vernon dengan tidak berperasaannya menyentil dahiku.

"Kalau jalan lihat-lihat!"

Aku mengusap dahiku kemudian menatap lurus ke depan. Aku baru sadar bahwa gua yang kami cari sudah berada di depan mata dan aku akan menabrak bibir gua kalau Vernon tidak menghentikanku.

"Aku akan masuk lebih dulu," ucapnya kemudian masuk ke dalam gua. Pasrah, aku pun mengikuti dari belakang. Toh kakiku juga tidak bisa berjalan cepat-cepat.

Bagian dalam gua persis seperti visi yang diberikan Anora. Bentuknya seperti lorong panjang. Agak lebar sehingga tak terkesan sempit. Guanya pun cukup terang. Obor-obor kayu menghias setiap sisi gua sehingga cahaya kemerahan menjadi penunjuk jalan kami.

Lama-lama aku jadi curiga pada Almer. Makhluk dunia bawah sebagai penjaga gua, api sebagai sumber penerangan, dan cahaya merah memenuhi gua. Getaran gua ini terasa mirip dengan getaran yang kurasakan ketika menjejakkan kaki di istana dunia bawahnya tempo dulu.

Kalau sampai mengerjaiku, aku akan mengimpori Jun dan memintanya memrotes sang ayah karena usil.

"Jalannya bercabang," ucap Vernon kemudian menghentikan langkah. Sontak membuatku ikut diam dan memperhatikan jalan di depan kami.

Dia benar ... jalannya terbelah dua.

"Mungkin karena inilah Anora mengirim dua orang sekaligus," ucap Vernon. "Tongkat itu berada di dua tempat yang berbeda."

"Tapi, jalan mana yang harus kulalui dan mana yang harus kau lalui?" tanyaku seraya melirik ke arahnya.

Vernon ikut melirik. "Mau nekat dan memilih secara acak saja?"

Half Blood 3 (Secret Of Roseline) [Seventeen Imagine Series]Where stories live. Discover now