Mianhae part 20

78 12 7
                                    

Bau obat menyeruak indra penciuman jimin,ia masih duduk gemetar di kursi tunggu depan ruang operasi,
Tak tau seberapa parah yuri,tapi dokter seokjin langsung membawanya keruang operasi,
Jimin sempat menelfon hoseok dan yoongi tadi,tapi hanya hoseok yang mengangkatnya.

Sudah hampir 2 jam yuri berada di ruang operasi tapi belum ada tanda tanda ia keluar dari sana,

Dari arah koridor hoseok berlari tergopoh gopoh,dengan keadaan yang terlihat tidak baik,matanya sembab.

Baru sampai di hadapan jimin,hoseok langsung mencengkram kerah baju jimin,menatapnya dengan tatapan membunuh,sedangkan jimin masih setia menunduk,
Jimin tak tau apa yang harus jimin katakan pada hoseok,ini semua salahnya,andai saja ia tak berakhir mabuk tadi ia pasti tidak akan di jebak,
Soal ria,jimin tidak peduli,yang ia fikirkan sekarang adalah yuri.

Hoseok menghempaskan tubuh jimin kearah tembok,mencekik lehernya dengan satu tangan.
Jimin hanya meringis kesakitan tanpa adanya perlawanan.

"Apa yang terjadi brengsek,bagaimana bisa yuri sampai tertabrak"

Jimin masih menunduk,tak terasa air matanya menetes lagi,bahunya bergetar,tangannya mengepal.
Melihat jimin yang sepertinya dalam keadaan yang tidak baik hoseok melepaskan cengkramannya,ia sadar bukan hanya dia yang terluka disini,bukan hanya hoseok yang khawatir disini,jimin juga,ia pasti juga sangat terpukul.

"Hyung hiks,maafkan aku"

Hoseok langsung menarik jimin,mendekapnya memberinya ketenangan dulu,sebelum ia menanyakan kronologinya.
Tangannya bergerak mengelus punggung jimin,tubuh jimin masih bergetar,air matanya masih setia merembes di pipinya,
Tak terasa air mata hoseok juga ikut merembes,ia sangat khawatir pada yuri.

Saat hoseok masih berusaha menenangkan jimin dan dirinya sendiri tentunya,pintu ruang operasi terbuka,
Brangkar di dorong keluar oleh 2 orang suster dan 1 dokter.
Hoseok segera melepaskan dekapannya menghapus airmatanya lalu mendekat kearah brangkar yuri.

"Sayang hiks bangunlah aku disini"

Bulir bening hoseok kembali merembes saat melihat keadaan yuri,kepalanya diperban,jarum infus menempel di tangan kanannya,wajahnya nampak pucat,kelopak matanya masih menutup.

"Dokter bagaimana?"

Seokjin menatap jimin dan hoseok bergantian,ia nampak menghela nafas panjang,tak tau bagaimana cara menjawab pertanyaan jimin.

"Kalian keluarganya??"

"Saya kekasihnya dok"

Hoseok segera menjawab pertanyaan dokter itu,
Yoongi dan ayah ibu yuri masih belum datang,tadi hoseok sudah menelfon yoongi.

"Kita bawa pasien ke ruang rawat dulu"

Hoseok dan jimin mengangguk,brangkar yuri di dorong menuju ruang rawat,tangan hoseok masih setia menggenggam tangan kiri yuri,matanya berkaca kaca,dadanya sesak.
Ia merasa gagal,gagal menjaga yuri.

Sedangkan jimin ia juga masih setia menggenggam tangan kanan yuri,ia menatap jarum infus yang tertancap di tangan yuri,
Ia benar benar merasa bersalah,jika sampai yuri kenapa napa ia tak akan segan menghukum dirinya sendiri.

Brangkar yuri perlahan didorong masuk kedalam ruang rawat VIP,dokter seokjin masih menatap mereka berdua,
Ia masih bingung bagaimana caranya mengatakan pada mereka,

Jantung hoseok berpacu semakin cepat,maniknya menatap dokter yang sedari tadi berdiri menatapnya,
Hoseok bingung,apa salahnya kenapa dokter itu menatapnya seperti itu,

"Dia selamat dalam 3 jam lagi mungkin ia akan sadar,tapi..."

Dahi hoseok berkerut begitu juga jimin,

"Tapi janinnya tidak bisa kami selamatkan,kami sudah melakukan operasi pengangkatan janin"

Tubuh hoseok langsung ambruk,kakinya lemas,
Yuri hamil,itu yang ada di fikirannya saat ini,dadanya semakin sesak,fikirannya semakin kacau.

Dokter itu langsung pergi setelah mengatakan semuanya,
Sedangkan jimin telinganya seperti menuli,kata kata dokter tadi masih berputar di kepalanya,tubuhnya semakin bergetar,
Apakah itu artinya janin itu anaknya,bulir matanya kembali menetes,
Mereka berdua masih sama sama terguncang.

Saat mereka masih berperang dengan pikiran mereka masing masing,pintu kamar yuri terbuka,menampilkan yoongi yang terlihat lebih kacau dari pada mereka berdua.

Yoongi langsung berlari kearah ranjang yuri,kakinya lemas melihat keadaan adiknya,air matanya keluar tanpa seijinnya,
Dadanya benar benar sesak,adik kesayangannya,adik yang selama ini ia jaga mati matian,kini terbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit.

Bola matanya merotasi menatap hoseok dan jimin bergantian,perlahan kakinya mendekat kearah mereka,tangannya sudah mengepal,matanya merah menunjukkan kemarahan,sedangkan jimin hanya bisa menunduk merasa bersalah.

Setelah dekat yoongi langsung melayangkan tinjuan kewajah jimin,ia memukulnya berkali kali.
Hoseok sudah berusaha memisahkan mereka,tapi percuma,yoongi sudah seperti orang kesurupan,ia tak terkendali,menghajar jimin tanpa ampun,
Kedua tangannya mencengkram kerah jimin,matanya menatap jimin penuh kemarahan.

"Harusnya kau yang berada di ranjang itu brengsek"

Petugas keamanan langsung mengamankan mereka setelah mendengar keributan di kamar yuri.

Jimin segera di bawa ke UGD untuk mendapatkan perawatan,karna pelipis dan ujung bibirnya banyak mengeluarkan darah,sedangkan yoongi di bawa petugas keamanan.

Tinggal hoseok yang berada di kamar yuri,pelahan ia mendekat kearah brangkar yuri,maniknya menatap yuri sendu,dadanya sangat sesak mengingat ucapan dokter tadi.
Yuri kekasihnya,hamil anak orang lain,bahkan sahabatnya sendiri yang menghamilinya.

Tangannya terayun mengelus pipi yuri yang nampak lebih tirus dari biasanya,bulir beningnya perlahan turun lagi membasahi pipinya,
Entah sudah berapa banyak air matanya keluar hari ini,
Ia sangat kecewa,tapi hatinya berkata ia sangat mencintai yuri.

Pintu kamar yuri terbuka,hoseok segera menghapus air matanya,dari arah pintu ibu yuri berlari kearah ranjang yuri,
Air matanya tak terbendung lagi melihat putri kecilnya lemah tak berdaya seperti ini.
Ayah yuri juga ikut menitikan airmata,tangannya masih setia menopang bahu istrinya.

.
Pintu kamar terbuka lagi,kali ini menampilkan tubuh ringkih jimin yang berjalan perlahan kearah brangkar yuri,
hoseok dan orang tua yuri menatapnya,ada plester didahinya,dan beberapa luka lebam di wajahnya.
Ia perlahan mendekat kearah mereka,

Badannya merosot,kakinya digunakan sebagai tumpuan,tangannya bergetar meraih tangan ibu yuri.

"Maafkan aku,ini salahku"

Ibu yuri masih bingung,siapa laki laki ini,kenapa tiba tiba ia berlutut dan meminta maaf padanya,tangannya bergerak kearah bahu jimin,lalu membantunya berdiri.

"Ini salahku,yuri seperti ini karna salahku,yuri sempat mengandung anakku,tapi janinnya tidak bisa diselamatkan"

Tangan ibu yuri yang sedari tadi berada di bahu jimin perlahan merosot,kakinya lemas,pandangannya kabur karna kelenjar airmatanya mulai bekerja lagi,
Ia benar benar terpukul,ia merasa gagal menjaga putri semata wayangnya,tubunya limbung saat kesadarannya mulai hilang,ayah yuri segera menangkap tubuh istrinya membaringkannya di sofa sebelah ranjang yuri.

Setelah membaringkan istrinya,tangannya mengepal,rahangnya mengeras,maniknya menatap jimin penuh kemarahan,
Dengan kasar ayah yuri mendorong jimin keluar dari kamar putrinya,ia tidak akan membiarkannya mendekati yuri lagi,
Sedangkan jimin hanya bisa pasrah,ia tau ini memang salahnya,
Tapi ia juga tak kalah terpukulnya dari mereka,bahkan bisa dibilang jimin lah yang peling terluka disini,
Ia tak menyangka semua akan berakhir seperti ini,
Ia tak tau kalau yuri mengandung anaknya,
Andai saja dia tidak di jebak tadi mungkin kabar kehamilan yuri akan menjadi kabar yang paling membahagiakan dalam hidupnya.

Tapi semuanya sudah berakhir,yuri pasti membencinya,anaknya juga sudah tidak ada,bahkan orang tua yuri juga sangat membencinya.

~tbc

Mianhae✔[JHS,PJM]Where stories live. Discover now