Mianhae part 15

86 14 4
                                    

Sore menjelang,matahari mulai bersembunyi malu malu dibalik awan pekat menuju ufuk barat.
Suasana rumah jimin kembali senyap setelah beberapa saat yang lalu yuri berpamitan pulang,
Jimin memutuskan untuk melupakan saja soal pesan ancaman itu,ia yakin pesan ancaman itu tidak akan berpengaruh pada yuri.
Mau bagaimana pun jimin sudah terlalu mencintai yuri,hubungan itu harus tetap bertahan bagaimana pun caranya.
Lagipula jimin baru ingat saat awal mereka berhubungan badan ia tak sengaja menanam benih di rahim yuri.
Itu benar benar di luar kendali jimin,tapi setidaknya jika benih itu berkembang,
Yuri akan jadi miliknya seutuhnya,tak peduli mereka yang masih duduk di bangku sekolah menengah tingkat awal.
Jimin terlalu mencintai yuri.

.
Saat masih berkutat dengan pikirannya,pintu rumahnya di ketuk tak santai.
Tak ada yang membuka,orang tuanya sibuk dengan pekerjaan barunya di seoul,terpaksa ia bangkit lalu membuka pintu yang sedari tadi digedor,

Alisnya terangkat sebelah setelah membuka pintu,apa tujuannya datang,tamu yang bahkan tak pernah jimin angankan akan datang kerumahnya tengah berdiri angkuh menyilangkan kedua tangannya sambil tersenyum seringai padanya.

Tanpa disuruh ia masuk meninggalkan jimin yang masih berdiri di ambang pintu.

Mendudukan dirinya di sofa merah marun yang ada di ruang tamu jimin,matanya menelisik mentap setiap sudut rumah jimin.

"Rumahmu sepi sekali"

Jimin berjalan menghampirinya,mentapnya penuh slidik,
Apa yang dia inginkan,
Jimin tak ingat mereka pernah dekat sebelumnya,lalu apa tujuannya datang.

"Mau apa kau,aku tak ingat kita pernah dekat"

Gadis itu tersenyum,lalu bangkit dari duduknya mendekat kearah jimin mencondongkan dirinya kearah jimin.

"Kita tak pernah dekat,tapi aku rasa sekarang kita punya tujuan sama"

Dahi jimin berkerut ia segera menjauh darinya,menatapnya tajam,ia bingung apa sebenarnya maksudnya,tujuan mereka sama?sama darimana nya?.
.
Lagi lagi gadis itu tersenyum seringai lalu mendudukkan kembali dirinya ke sofa.

"Apa maksudmu ria-ssi"

_

_

Sebelumnya hoseok sudah mengira jika jimin menyukai yuri,tapi ia benar benar tak menyangka sejauh ini hubungannya dengan yuri,
Ia kecewa,hatinya sesak,tubuhnya menegang,tangannya mengepal keras.
Tak tau bagaimana menggambarkan keadaannya sekarang,kamarnya yang awalnya rapi dan bersih sudah seperti kapal pecah
Selimutnya sudah tak serapi tadi,bantal sudah berserakan di lantai,
Bahkan action figure koleksinya yang memiliki harga selangit itupun tak luput dari amukannya.

Ia harus meluruskan segalanya,
Diraihnya jaket denim yang sedari tadi menggantung di sandaran ranjangnya tak lupa kunci mobil.
segera ia raih knop pintu,maid yang sedari tadi menggedor pintunya bahkan masih ada didepan pintu kamarnya.
Ia tak memperdulikan mereka dan segera menuju mobil,lalu menginjak pedal gasnya dalam dalam menuju rumah yuri.

_

_

Belum lama yuri sampai rumah,ia baru saja selesai mandi ketika hoseok menelfonya.
Tiba tiba saja ia mengajaknya keluar,bukankah belakangan ini setiap pulang sekolah ia selalu belajar.
Yuri tak berfikir macam macam,mungkin hoseok hanya ingin bersamanya sebelum akhirnya mereka benar benar disibukkan ujian kenaikan mereka.

Ia segera mengganti bajunya yang sebelumnya hanya memakai piyama,
Tak berselang lama terdengar suara klakson mobil,ia segera turun lalu berpamitan pada yoongi, ibu dan ayahnya.

.
Mobil berwarna hitam sudah terparkir rapi didepan rumahnya,
Yuri segera naik,lalu hoseok melajukan mobilnya.
Yuri sedikit bingung,hoseok nampak berbeda.
Dia hanya diam sedari tadi,apalagi yang salah,setelah urusan jimin selesai sekarang kenapa lagi.

Perasaan yuri sudah tidak enak,bahkan ia sudah mengajak hoseok mengobrol sejak tadi,tapi dia hanya menjawab singkat tanpa menatap yuri.

Hoseok membawanya kearah sungai han,memarkirkan mobilnya di pinggir menghadap sungai.

Ia masih diam seribu bahasa,yuri benar benar bingung.

"Yuri...."

Belum sampai hoseok menyelesaikan ucapannya,bulir beningnya merembes dipipinya,
Lagi lagi yuri semakin panik,sudah dua kali dalam sehari laki laki menangis di hadapannya.
Ia segera melepas sitbeltnya lalu meraih hoseok memeluknya menyandarkan kepala hoseok di perpotongan lehernya,
Hoseok sama sekali tak membalas pelukannya,ia menarik nafas sebanyak yang ia mampu.

"Yuri,aku menyayangimu"

Hanya itu kata yang ia ucapkan,bahkan untuk marahpun ia tak mampu,
Hatinya selalu melunak saat berada di dekat yuri,apalagi saat berada di pelukannya.
Ia tak sanggup kehilangan yuri,bahkan ia sudah berjanji akan mempertahankan hubungannya bagaimana pun bukan.

Ia lebih memilih untuk berpura pura tidak tau,ia akan berusaha memisahkan yuri dan jimin bagaimana pun caranya,yuri miliknya dan selamanya akan menjadi miliknya.

~tbc

Mianhae✔[JHS,PJM]Where stories live. Discover now