18.persetujuan✓✓

4.3K 495 44
                                    

Yuni tau, saat ini Yeonjun pasti telah meninggalkan nya pulang lebih dulu. Jelas-jelas Yeonjun marah kepadanya, bahkan Yeonjun mengancamnya tadi. Entah apa yang akan dilakukan Yeonjun dirumah kepada Yuni

Dengan langkah gontai Yuni berjalan di trotoar menuju rumah Yeonjun, ia menatap keindahan langit yang mulai berubah menjadi orange bercampur kuning dan merah. Sungguh indah, iya cukup menikmati perjalanan pulangnya kali ini. Rasanya ia ingin menatap langit itu lebih lama jika bisa.

"Tuhan,aku harap aku masih bisa menatap keindahan yang kau berikan lebih lama" batin Yuni, lalu ia tersenyum dan melanjutkan perjalanannya.

Sesampainya di rumah Yeonjun, ia langsung mengganti bajunya dan mulai bekerja yaitu merapikan kamar Yeonjun dan tentunya pasti ada sedikit pertengkaran nantinya dan Yuni harus mengalah.

Yuni masuk ke kamar Yeonjun dan menemukan kamar yang berantakan dengan baju seragam sekolah yang berceceran dan sampah sampah Snack. Itu biasa terjadi

Yeonjun memandangi Yuni ketika gadis itu masuk ke kamarnya. Yuni malas untuk membuka percakapan lebih dulu karena ia akan selalu salah dan memicu pertengkaran.

"Lo ngapain malah ngasi kotak makan itu ke dia? Kan gue udah bilang kalo Lo nggak boleh kasi masakan lo buat orang lain. Trus gelang murahan yang lo kasi ke gue juga kenapa malah lo oper ke tu cowok?" Akhirnya Yeonjun yang membuka suara lebih dulu.

"Kenapa masalah itu harus diperpanjang sih? Yeonjun. Aku lagi nggak mau ribut sama kamu. Jadi tolong jangan perpanjangan masalah itu lagi" ucap Yuni lelah dengan Yeonjun yang suka memperpanjang masalah.

Yeonjun langsung menarik Yuni dan membantingnya ke ranjang. Tidak lupa juga Yeonjun mengunci pergerakan Yuni dengan mengukungnya agar gadis itu tidak bisa kabur.

"A-apa Yeonjun? Minggir deh, aku mau lanjutin kerjaan aku dan mending kamu mandi. Ini udah sore" Yuni berusaha lepas dari kungkungan Yeonjun yang menatapnya lamat-lamat

Pria itu semakin mendekatkan wajahnya dan.....

Tok tok tok

"Yeonjun, papa mau bicara sama kamu. Boleh papa masuk?" Ucap Seojun dari luar kamar

Yeonjun langsung bangkit dan Yuni bernafas lega karena lepas dari kungkungan Yeonjun yang membuat dirinya keringat dingin karena tatapan Yeonjun tidak seperti biasanya

"Ada apa pa?" Yeonjun mengembalikan raut wajahnya agar terlihat biasa saja

"Tadi udah papa bicarain sama keluarga Soya tentang perjodohan kamu dan Soya, karna kamu bilang kalo nggak mau dijodohin sama soya jadinya papa ngomong secara baik-baik sama keluarganya kalo perjodohan kalian papa batalkan, tadi Soya sempet nangis dan dia tetep mau dijodohin sama kamu, tapi akhirnya keluarga dia bisa ngasi penjelasan. Jadi perjodohan kamu resmi dibatalkan" ucap Seojun.

Yeonjun tidak percaya ternyata papa nya mengerti perasaannya dan mau membatalkan perjodohan yang sangat tidak ia inginkan.

"Makasih pa, udah ngerti sama aku" ucap Yeonjun dan Yuni yang sedari tadi berdiri dibelakang ikut tersenyum karena itu.

"Ooh iya pa,dua hari lagi sekolah aku ngadain perkemahan dalam rangka ulang tahun sekolah dan masing-masing orangtua siswa disuruh tanda tangan disurat persetujuan" ucap Yeonjun

"Coba papa liat suratnya"

Yeonjun langsung mengambil surat itu dari tas nya

"Berarti Yuni juga dapet surat ini kan?"

"Iya, saya juga dapet suratnya. Tapi boleh minta tolong nggak untuk tuan tandatanganin surat saya juga, soal orang tua saya kan nggak ada disini" ucap Yuni

"Tapi saya rasa saya tidak mengizinkan kalian ikut ke perkemahan itu" ucap seojun yang membuat Yuni dan Yeonjun terkejut.

"Kok gitu sih pa? Pokoknya aku harus ikut! Nggak mau tau!" Bantah Yeonjun dan Yuni hanya diam saja tidak ingin ikut membantah

"Tapi papa ngelarang kalian untuk ikut" ucap seojun.

Dan mulailah perdebatan antara ayah dan anak itu. Seojun tetap melarang Yeonjun dan Yuni untuk ikut perkemahan itu, namun Yeonjun memaksa agar seojun menandatangani surat itu dan menyetujui nya.

"Udah Yeonjun, pokoknya papa ngelarang kamu dan Yuni buat ikut ke perkemahan itu" ucap seojun final lalu meninggalkan Yeonjun dan Yuni

Yeonjun kesal,bahkan sangat kesal. Karena ia dan teman-temannya sudah merencanakan apa yang akan dilakukan disana dan apa saja yang akan mereka bawa kesana termasuk membawa minuman beralkohol secara diam-diam dan party bersama didalam tenda. Namun seojun malah melarang nya ikut ke perkemahan itu.

"Heh, pokoknya gue nggak mau tau lo harus bujuk papa supaya ngizinin gue buat ikut perkemahan itu" ucap Yeonjun

"T-tapi papa kau udah ngelarang banget. Mending gausah kesana" ucap Yuni

Brak!

Yeonjun menggebrak meja dengan keras "gue nggak mau tau pokoknya lo harus berhasil bujuk papa. Cepet!"

Yuni pun keluar dari kamar Yeonjun dan menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskan nya perlahan.
Ia harus coba bicara sekali lagi dengan Seojun. Sebenarnya Yuni menurut saja jika tidak diizinkan untuk ke perkemahan itu, tetapi Yeonjun memerintahnya untuk membujuk Seojun dan akhirnya mau tidak mau Yuni harus melakukan itu.

"Mmm tuan, saya ingin bicara. Apa boleh?" Tanya yuni dan Seojun mengangguk tanda memperbolehkan Yuni untuk membicarakan hal yang ingin ia katakan

"B-begini, Yeonjun sangat ingin ikut ke perkemahan itu. Apa tuan benar-benar tidak memberi izin?" Ucap Yuni

"Tidak"

"A-alasanya?"

"Karena perasaan saya tidak enak saja jika kalian ikut ke perkemahan itu" ucap Seojun

"Maksudnya?"

"Maksudnya, Yeonjun itu anak yang manja dan hidup serba modern. Nanti apa bisa dia  bertahan jika ikut berkemah selama 5 hari?" Ucap seojun padahal bukan itu yang sebenarnya ia khawatirkan

"Kan ada saya, jadi saya akan mengurus semua keperluan Yeonjun, saya juga akan menjaga Yeonjun" ucap Yuni

"Kelas kalian berbeda, apa kamu bisa senantiasa nantinya untuk mengurus Yeonjun dan apa tidak kerepotan nantinya? Karena pasti ada kegiatan yang diselenggarakan dari sekolah dan itu menyibukkan siswa masing-masing. Apa sempat untuk mengurus Yeonjun?" Ucap Seojun

"Percaya pada saya, tidak perlu khawatir akan itu. Tapi mohon beri kami izin karena Yeonjun sangat ingin ikut ke perkemahan itu" ucap Yuni

Seojun ragu, bahkan sangat ragu. Namun dengan berat hati akhirnya ia menandatangani kedua surat milik Yuni dan Yeonjun.

"Terimakasih tuan" Yuni membungkuk hormat lalu pergi membawa surat yang sudah ditandatangani itu untuk Yeonjun bahwa ia telah berhasil membujuk Seojun.

"Yeonjun, aku berhasil bujuk papa kamu dan kita di izinin ikut kemah" ucap Yuni dengan bahagia nya

"Bagus kalo gitu" Yeonjun langsung mengambil surat yang diberikan Yuni.

Yuni menatap Yeonjun sejenak, seketika ia ingat kejadian tadi, wajah Yeonjun yang menyeramkan dan mengungkung nya. Yuni langsung mundur beberapa langkah.

"Lo kenapa gitu? Lo takut sama gue?" Yeonjun bangkit dari kursinya dan berjalan mendekati Yuni

"E-enggak, kayanya aku harus ke kamar dulu" Yuni langsung cepat-cepat keluar dari kamar Yeonjun.

               -BabyBoy||Yeonjun-
________________________________________
TBC

Kalo kalian peka dan perhatiin sebenarnya dichapter ini terselip satu kalimat yang akan jadi ending dari cerita ini. Ada makna dan maksud tersirat dari kalimat itu. Kalo kalian peka. Hihi

5 April 2020

✓『BABY BOY』Kde žijí příběhy. Začni objevovat