O4:: jebakan tikus

4.9K 597 14
                                    

Kini Yuni sedang mengambil tangga untuk naik ke pohon karena Yeonjun sengaja menyangkutkan bola basket nya di pohon dan Yuni harus mengambilnya, jika tidak maka Yeonjun tidak akan makan dan mengganti bajunya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kini Yuni sedang mengambil tangga untuk naik ke pohon karena Yeonjun sengaja menyangkutkan bola basket nya di pohon dan Yuni harus mengambilnya, jika tidak maka Yeonjun tidak akan makan dan mengganti bajunya.

Seperti anak kecil saja, padahal umurnya sudah 18 tahun dan lebih besar dari Yuni. Mau tidak mau ia harus mengambilkan bola itu dengan memperkuat tekadnya karena pohon itu cukup tinggi

"Gimana kalo aku jatuh?" Ucap Yuni sambil menaiki tangga nya

"bagus dong, apalagi kalo lo langsung meninggal di tempat upss!. berati gue udah berhasil buat lo pergi dari sini dalam waktu kurang dari 1 Minggu. Karna gue punya misi yaitu, bikin semua yang jadi baby sitter gue itu nggak betah dan pergi dari sini dalam satu Minggu. Dan lo udah jadi baby sitter gue selama 2 hari, berati sisa 5 hari waktu gue buat bikin lo pergi dari sini" ucap Yeonjun

"Oh oke liat aja nanti, kamu nggak akan bisa karna aku bakal bertahan" ucap Yuni yang tak terasa sudah sampai di atas dan berusaha meraih bola basket milik Yeonjun,namun tidak sampai jika hanya ia meraih nya dari tangga.

Yuni harus naik ke salah satu dahan pohon itu, dengan perlahan ia berhasil menduduki salah satu dahan pohon itu dan berhasil meraih bolanya lalu melemparnya ke Yeonjun yang dengan sigap menangkap nya.

Yuni tidak sadar jika Yeonjun sudah menurunkan tangganya.

"Yeonjun! Tangga nya kenapa di turunin? Trus aku sekarang gimana?" Ucap Yuni

"Katanya lo punya seribu satu cara, yaudah gunain aja seribu satu cara itu buat turun dari sana. Misalnya lompat gitu dari atas ke bawah. byee semoga berhasil. Gue mau makan abistu mandi dan tidur" Yeonjun pergi membawa bola basketnya dan meninggalkan Yuni yang masih diatas pohon.

"YEONJUNNNN!!"

Yuni tidak bisa berfikir sekarang. Dia berada di tempat yang tinggi dan sekarang sudah malam hari. Hembusan angin malam membuatnya kedinginan dan akhirnya pasrah sampai ada seseorang yang berbaik hati menolongnya.

Setelah makan dan mandi, Yeonjun hendak tidur namun ia ingat dengan Yuni yang tersangkut di pohon. "Dia berhasil turun atau masih nyangkut ya?" Batin Yeonjun dan memilih pergi ke balkon dan mendongak karena tinggi pohon itu melebihi balkonnya yang lantai 2.

Ternyata Yuni masih disana dengan wajah yang tampak menyedihkan, dan.... apa? Tampak Pucat?

Yuni yang melihat Yeonjun yang sedang menatapnya dari balkon, langsung segera memelas meminta bantuan.

"Yeonjun, aku mohon bantuin aku ya? Tolong balikin tangga nya. Pliss aku mohon" ucap Yuni dan entah mengapa Yeonjun merasa kasihan dan akhirnya berniat mengembalikan tangga itu.

"Oke, hari ini gue lagi baik. Jadi gue balikin tangga itu. Lagipula masih ada waktu lagi 5 hari dan gue bakal pake cara lain" ucap Yeonjun.
Setelah berhasil turun, Yuni langsung pergi dan meninggalkan Yeonjun di taman belakang rumah karena kesal.

Yeonjun menghampiri Yuni yang sedang di kamar membersihkan kamarnya karena memang sedari tadi ia tidak dapat mengurus kamarnya sendiri.

"Gimana? Udah mulai nggak betah? Udah mulai kesel?" Ucap Yeonjun bersandar di pintu masuk Yuni

"Siapa bilang hah? Aku nggak kesel kok. Biasa aja tuh dan aku akan bertahan karena aku butuh banget uang. jadi jangan harap bisa nyingkirin aku. Karna aku bakal tetep bertahan!" Ucap Yuni

"Oh oke" Yeonjun langsung pergi dengan senyum yang sulit diartikan

◦•●◉✿ . ✿◉●•◦

Keesokan paginya, Yuni kembali harus membangunkan Yeonjun untuk kesekolah. Walaupun sudah memasangkan alarm, tetapi tetap saja Yeonjun masih enggan untuk bangun sendiri.

Harus dengan cara paksaan. Namun saat memasuki kamar Yeonjun, tiba-tiba saja kaki Yuni terjepit oleh sebuah benda yang berjeruji

"A-AWW APAAN NIH?!" Teriak Yuni menahan rasa sakit di kakinya dan melihat ternyata kakinya terjepit jebakan tikus dan itu membuat kakinya berdarah.

Yeonjun yang mendengar teriakan Yuni langsung terbangun dari tidurnya "Upss maaf, gue naruh jebakan tikus itu karna memang sering ada tikus lewat sana. Tapi bukannya tikus yang kecepit malah lo. mungkin lo tikusnya" Yeonjun tertawa sangat keras melihat Yuni menahan rasa sakit dan menangis, meski tidak mengeluarkan suara.

"J-jahat banget, setidaknya jangan pake cara gini dong. Kalo aku sakit ntar aku nggak bisa ngurusin kamu, bangunin kamu tiap pagi, ngambilin kamu makanan juga hiks" ucap Yuni sambil menatap Yeonjun dengan air matanya yang mengalir di pipinya.

Dengan susah payah menahan rasa sakit pada kakinya, akhirnya ia berhasil melepaskan jebakan tikus yang menjepit kakinya.

"Kamu cepet mandi dulu, aku siapin sarapan buat kamu dan nanti kesekolah sendiri ya sama supir yang anter kamu. Aku ngga sekolah dulu hari ini, karna harus bersihin dan obatin kaki aku supaya nggak infeksi jadi bakal lama dan kalo aku sekolah bakal telat banget. Nanti pulang sekolahnya aku jemput dan bawain tas kamu" ucap Yuni lalu keluar dari kamar Yeonjun dengan jalan yang terpincang-pincang.

"Kok dia nggak marah sih? Malah masih aja ngurusin gue dan peduli sama gue?" Batin Yeonjun.

Seojun yang baru pulang dari panggilan nya ke luar kota dan melihat Jang Yuni yang berdarah serta jalannya yang terpincang-pincang.

"Loh? Kamu kenapa? Pasti ini semua kelakuan Yeonjun ya?" Tanya Seojun.

"Eeh bukan kok tuan, aku tadi masuk ke kamar Yeonjun buat bangunin dia dan mau rapiin meja dia trus aku lupa kalo kemaren aku naruh jebakan tikus di bawah meja yang mau aku rapiin dan aku malah nggak sengaja nginjek jebakan yang aku taruh sendiri. Ya jadinya gini deh" ucap Yuni yang tentu saja kalian tau itu adalah kebohongan.

"Yaudah sekarang kamu obatin kaki kamu dan suruh satu pelayan buat bantuin kamu dan saya mau panggilin dokter dulu" ucap Seojun.

"N-ngak usah tuan, ini cuma diobatin dan di perban aja udah cukup kok, Nggak perlu panggil dokter" Ucap Yuni.

"Kamu memang anak yang mandiri ya" puji Seojun.

Mereka tidak sadar bahwa Yeonjun menatap mereka dari lantai atas dan mendengar semua percakapan mereka.

"Dia malah bilang itu salah dia sendiri. Padahal itu semua gara-gara gue. Kalo baby sitter yang sebelumnya malah ngadu sama papah kalo gue udah nakalin mereka" batin Yeonjun.

◦•●◉✿ . ✿◉●•◦

TBC
30 Januari 2020

✓『BABY BOY』Where stories live. Discover now