-7

722 52 32
                                    

Sukmamu sengaja kau buat tersesat di antara labirin

Egoku datang mengawasi namun ikut buat kau tersesat

Sedang aku yang lain sudah menandai di mana kau bisa bebas

Menyiapkan kursi hangat, jamuan megah, dan cinta kasih di pintu keluar

Sambil mencoba melepas duri-duri pelindung yang kau pasang di sekitar tubuhmu

Yang menusuki relung hati yang terdalam

Namun, kau tak kunjung datang

.

.

.

Nameless Past

By. callmetooru

.

.

.

Angin musim dingin sudah berubah lebih sejuk, sisa-sisa putih salju sebagian sudah mencair. Walau begitu angin tetaplah angin, yang hanya mengikuti bagaimana musim berhganti. Hembusannya tak bisa menembus hati manusia, yang sekalipun terasa hangat tak mampu membuat mereka yang kesepian merasa lengkap.

Dan disinilah Kim Yesung dengan senyum luas miliknya seolah tak pernah ada pilu di sana, ia tak butuh angin untuk mempengaruhi hatinya, karena memang tak pernah ada yang bisa menembus ke dalam sana sekalipun orang yang ia kasihi. Pemuda itu memsuki sebuah café diikuti gadis remaja –adik perempuannya. Ada beberapa paper bag yang mereka bawa di tangan, mereka letakan di kursi yang kosong sebelum memesan beberapa cake dan minuman.

"Ingatkan aku nanti jika punya kekasih untuk tidak ikut menemaninya belanja" Yesung berucap sarkas sambil melihat jam yang melingkar di tangannya, lalu mendapat pukulan jenaka dari wanita yang ia ajak bicara.

"Wanita itu lebih mudah jatuh hati kepada pria yang rela menghabiskan waktunya demi menemaninya melakukan hal yang dia suka. Pantas saja oppa sulit sekali punya pacar"

"Berarti aku hanya perlu mencari wanita yang tidak suka belanja"

"Tidak ada wanita yang seperti itu" Seulgi meneguk minuman yang ia pesan, "Oh mungkin ada, tipe-tipe orang yang hanya mengurusi pekerjaan, orang yang mirip dengan Choi Siwon mungkin cocok dengan seleramu"

Mati kutu, tiba-tiba di dalam kepala Kim Yesung tidak ada kalimat yang tepat untuk menjawab perkataan Seulgi. Seperti semua syaraf otaknya berhenti bekerja.

"Ku pikir juga begitu" Yesung menjawab ambigu. Setelahnya perbincangan mereka bergelut seputar persiapan pesta besok malam yang dibumbui dengan urusan bisnis. Seulgi banyak bertanya tentang calon prodi sekolahnya, membuat Yesung merasa miris karena ia tahu Seulgi sangat senang dengan dunia seni lukis –mengingatkannya kepada Celine.

Akan tetapi Yesung tidak akan bertanya mengenai alasan Seulgi, ia tak siap mendengar jawabannya secara langsung jika yang dikatakan Soyoung memang benar. Biarlah ia tidak tahu, ia akan kembali menjadi Yesung yang dulu yang hanya akan menerima apa yang hidupnya berikan tanpa banyak mempertanyakan.

Seulgi mulai bercerita tentang teman-teman sekolahnya dulu yang terkejut karena tiba-tiba ia akan bertunangan, yang ditanggapi Yesung dengan sebaik mungkin. Karena saat ini setengah dari kesadarannya tengah melanglang buana enah kemana.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 21, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Euterpe; Nameless PastWhere stories live. Discover now