-3

359 36 10
                                    

Cintamu cinta platonic

Sebongkah cinta seorang raja kepada rakyatnya

Senaif kasih seorang sejawat

Sedangkan aku,

Sesumbar sambil menapak dengan benar agar tidak hanyut

Kecuali yang datang bukan hanya air yang mengalir

Tetapi angin beserta perasaan

.

Nameless Past

By. callmetooru

.

Aroma kuat dari Hojicha Latte yang disuguhkan pramusaji café itu langsung masuk ke indera pembauan Yesung. Panas cup latte tersebut pas sekali di telapak tangannya yang membeku. Ini sudah hampir akhir Januari, tapi suhu kota Seoul masih belum bisa kompromi dengannya. Masih saja mengajaknya bertengkar. Yesung benci musim dingin, tahu?!

Mengecap sedikit latte yang dipesannya, Yesung merasa terselamatkan. Sedikit.

Dua hari belakangan lidahnya seolah mati rasa, hanya dapat mengecap rasa pahit disetiap ia memasukan apapun kesana. Persendiannya pun masih terasa ngilu paska demamnya kemarin lusa. Meski melewati sedikit drama sister complex di pagi hari dengan Seulgi, hari ini ia terpaksa harus sudah kembali bekerja, tentu saja karena tugas dari sang ibunda tidak bisa lagi menunggu.

Lonceng kecil yang sengaja dipasang di pintu café berdering. Awalnya Yesung tak peduli pada siapapun yang datang. Namun setelah mendengar samar-samar suara yang ia kenal dari arah counter café –yang sedang memesan minuman, mata Yesung berbinar sumringah mendapati sumber suara. Apalagi ketika si customer tadi menghampiri mejanya lalu duduk tepat dihadapannya.

"apa ini yang orang bilang takdir?"

Lelaki yang duduk disebrang mejanya hanya melirik, "aku tak sengaja melihatmu masuk ke café"

"bukankah cara kerja takdir memang seperti itu?"

"terserah kau saja.." Choi Siwon membuang nafas, melihat ke luar jendela café. Ia melihat sebuah mobil yang sebelumnya terparkir di sebrang café berlalu pergi, tepat setelahnya minuman yang Siwon pesan datang. Siwon mengesapnya sedikit, "bagaimana demam mu?"

"tidak cukup buruk untuk bisa membuatku istirahat lebih lama"

"kau masih bisa diam di rumah kalau kau mau"

"kalau aku sakit lagi, kau akan menjenguk?"

"kalau aku tahu kau sudah membaik, untuk apa?"

Mata Yesung mendelik sebal, memasang wajah sekesal mungkin. Setelahnya pun, Siwon terdiam. Dari pertama kali Siwon datang, Yesung bisa menangkap sedikit keresahan dari lelaki itu. Insting seorang pengagum, Yesung menyebutnya.

Ia mulai bertaruh, "sedang memikirkan sesuatu?"

Pertanyaan Yesung membuat Siwon menatapnya bermakna namun sepertinya belum berniat menjawab. Taruhannya benar.

"tentang Kim Heechul?" Yesung betaruh lagi.

Wajah Siwon menimbang sebelum menjawab, Yesung percis tahu. Siwon itu sebuah buku yang terbuka baginya, mudah sekali dibaca.

Euterpe; Nameless PastWhere stories live. Discover now