Ch. 4 Mungkinkah ini Takdir?

567 77 7
                                    

Pagi ini para pemain Seido berkumpul untuk melakukan latihan pagi seperti biasanya. Bau udara yang sama seperti biasa. Tanah coklat dan kering sebelum di injak terasa seperti biasa. Latihan rutin yang juga sama seperti biasanya. Seperti biasa, tidak ada yang spesial dari latihan pagi itu. Semangat yang menggebu-gebu dan terus menerus berusaha untuk melampaui batasan diri mereka sendiri adalah cerminan dari para pemain Seido.                                                         

Meskipun begitu, pagi itu bukanlah hari biasa bagi salah satu pemain Seido. Ia tidak bisa memejamkan matanya dengan tenang. Pada ahirnya pemain itu pergi ke lapangan untuk melakukan pemanasan dengan berlari dengan menarik ban di pagi buta. Sendirian. Hanya ditemani matahari yang masih enggan untuk menampakkan dirinya.

Disaat semua orang masih terlelap dan mengistirahatkan badan dan jiwanya. Pemain itu terus menerus berlari hingga ia mulai terganggu dengan sesuatu yang menatapnya dari balik pagar lapangan Seido. Dia pikir itu mungkin hanyalah imajinasinya saja karena tidak mendapat cukup tidur saat itu. Namun, kegelisahannya tak berujung hilang. Semakin ia berlari, tatapan misterius yang ia rasakan di balik punggungnya terus membuatnya merinding. Tatapan itu semakin lama semakin terasa sangat dekat dengan tubuhnya. Untuk menghilangkan kegelisahannya itu, dia terus menerus menggerutu.

"tidak ada hantu, tidak ada hantu, tidak ada hantu, tidak ada hantu, tidak ada hantu, tidak ada hantu, tidak ada hantu, tidak ada hantu, tidak ada hantu, ada?

haaaaannnnnnnntu" Sambil terkejut dan menutup matanya, sesuatu mulai melompat kearah Sawamura secepat kilat.

"kumohon ampuni aku, aku tidak akan menyakitimu, jadi pergilah, aku ini tidak takut hantu"

Meskipun Sawamura berkata seperti itu pada sosok hantu yang masih belum jelas ia lihat, reaksi tubuhnya sudah menggambarkan jelas bahwa ia ketakutan. Lebih dari ucapan, tubuhnya benar-benar tidak bisa berbohong.

"Guk"

Sosok 'hantu' itu mulai membuat suara yang terdengar imut dan familiar.

"Guk?"

Sawamura mulai mengulangi suara itu dengan ragu-ragu. Sawamura mulai berfikir bahwa hantu tidak akan membuat suara seperti anjing untuk menakutinya. Dengan berani ia lalu membuka matanya pelan-pelan. Wajah Sawamura mulai terkejut heran saat itu dengan sosok yang berada di hadapannya saat itu. Sosok yang ia anggap 'hantu' adalah seekor anjing husky yang sangat gagah.                                                          

"Hei, darimana kau berasal? ini bukan lapangan untuk anjing sepertimu"

Sawamura mulai mengomel dan menasehati anjing itu yang tengah terduduk di tanah. Tiba-tiba, anjing itu mulai berlari seakan akan mengajak Sawamura untuk berlomba lari dengannya. Ia yang seakan akan mengerti keinginan anjing itu menerima tantangan nya.

"Kau akan menyesal telah menantangku" 

dengan senyum lebar dan percaya diri yang tinggi, Sawamura melakukan jogging paginya dengan di temani seekor anjing yang tidak jelas darimana asalnya. Setelah lama berlari, nafas Sawamura mulai terengah-engah, sedangkan anjing itu terlihat baik-baik saja. Mungkin pemilik anjing itu suka mengajaknya lomba lari atau semacamnya?

"Hosh... Hosh... Hossh.. Kau boleh juga - anjing" kata Sawamura dengan senyum lebar dan terengah-engah.                                                                                                                                                                    

" Guk guk guk (itu karena aku hebat)" anjing itu mulai berpose dengan gagah karena telah berhasil menang dari Sawamura.

Hal yang saat ini belum disadari Sawamura adalah asal usul anjing itu. Karena terlalu fokus berlomba ia mulai akrab dengan anjing itu dan mulai melupakan asal usul anjing itu.

Diamond no Ace FanfictionWhere stories live. Discover now