Ch. 19 Number 11 Splitter

275 36 15
                                    

Pagi hari di Seido, seorang pemuda SMA tengah menutup telfonnya setelah melakukan sebuah panggilan dengan seseorang. Dia menyuguhkan senyum kecil setelah mendengar suara di balik telfon yang dia kenal sebagai kohainya dalam keadaan baik-baik saja. Tapi seseorang yang melihat kebahagian itu menjadi sedikit kesal karena sudah sejak sepuluh menit berlalu dia diabaikan oleh sahabatnya itu.

"Berhenti tersenyum dan dengarkan perkataanku ini Miyuki"

Kuramochi saat ini sedang tidak sanggup bersabar karena rekan yang ia ajak bicara sama sekali tak merespon pada percakapan mereka.

"Ah, maaf maaf. Sampai mana pembicaraan kita tadi?"

Kuramochi menghela nafas frustasi karena pikiran kaptennya sedang berada di tempat lain saat ini.

"Lupakan saja, kita akan membahasnya lagi saat rapat nanti siang. Jadi sekarang, ceritakan kabar anak itu sekarang!"

Kuramochi tahu bahwa sebelum ia mengajak bicara Miyuki, dia tengah berbicara dengan Sawamura lewat sambungan telfon. Sebab itu pula, Miyuki saat itu sedang tidak fokus dengan apa yang mereka bahas mengenai pertandingan yang akan datang.

"Dia baik-baik saja. Tapi anehnya, kami berbicara sangat canggung kekeke"

Dia tertawa setelah mengingat obrolan singkat mereka yang benar-benar sederhana dan singkat. Dibalik itu, ada kecanggungan yang terasa saat mereka harus mengutarakan perasaan mereka masing-masing.

"Itu mungkin karena kalian tidak berbicara cukup lama setelah kalian berpisah. Aku juga sempat memikirkan, catcher seperti apa yang akan menjadi partner Sawamura disana. Apa kau tak penasaran Miyuki?"

Pandangan mata Kuramochi tertuju langsung pada sosok dihadapannya tersebut, mencari jawaban yang mungkin hanya bisa ia temukan lewat sorot mata ketua timnya yang sedang duduk dihadapannya.

Sambil memainkan jemarinya dengan mengetuk permukaan meja, Miyuki sempat berpikir tentang pertanyaan Kuramochi. Dia tak pernah memikirkan hal sejauh itu, atau mungkin dia tak memperdulikannya. Jadi ia memberhentikan jemarinya yang sedang bermain di atas meja itu dan menjawab perkataan sahabatnya.

"Aku tak begitu memikirkannya. Tapi alangkah lebih baik jika dia bisa berpasangan dengan catcher yang sehebat diriku"

Kata-kata itu di akhiri dengan tawa kecil Miyuki dan di jawab dengan perkataan Kuramochi yang menganggap bahwa Miyuki benar-benar terlampau percaya diri.

Setelah percakapan singkat diantara kapten dan wakil kapten tersebut, waktu berlalu untuk anak SMA sewajarnya, dan belajar adalah kegiatan mereka kala itu.

***
Dibelahan benua lainnya, waktu telah berganti menjadi pagi hari. Pagi buta itu menyapa Sawamura yang sengaja menyetel alarmnya lebih cepat dari yang biasanya.

Ia terbangun dari tidur singkatnya. Tubuhnya mengerang karena lelah dan meminta lebih banyak untuk beristirahat walau hanya sekitar lima menit. Tapi apa daya, otak Sawamura meminta untuk bangun secepatnya.

"Hari ini, akan kupastikan aku yang pertama di Gym".

Benar. Sawamura bertekad untuk pergi ke Gym setelah kejadian tempo lalu, berharap dia bukanlah anggota yang datang terlambat saat berlatih.

Segera, Sawamura mempersiapkan dirinya dan memakai sepatu sambil melangkahkan dirinya kearah pintu. Belum juga melangkah keluar, Sawamura sudah dikejudkan dengan teman satu asrama dia yang berdiri tegap di depan pintu kamarnya.

"Morningggg, kau bangun 10 menit dari biasanya?".

"Apa itu pujian?"

Sawamura mendongak sambil menatap wajah Ray dengan senyum mengejek.

Diamond no Ace FanfictionWhere stories live. Discover now