Ch. 11 Tiba

395 69 15
                                    

Masih berjuang dengan latihan sehari-hari mereka di SMA Seido. Sawamura kini sedang berada di tempat lain.

Saat itu langit terlihat kekuningan karena matahari sudah tidak berada pada masa puncaknya bersinar, tapi cahayanya menerangi langit benua itu dengan sinar yang hangat. Langit asing di negeri Paman Sam tersebut terlihat tidak memiliki banyak awan putih diatasnya. Sehingga menjadikan penampakan kota yang dituju Sawamura terlihat sangat jelas dari atas langit.

Sawamura yang sedang tertidur karena perjalanan yang jauh mulai membuka matanya. Ketika membuka matanya, apa yang terlihat dihadapannya adalah sebuah panorama yang terlihat indah dengan banyaknya bangunan tinggi, dan pemandangan alamnya berbaur menjadi satu dalam nuansa modern. Suasana yang terasa asing tersebut terhampar luas di mata Sawamura yang sedang memandang ke arah luar jendela.

Perjalanan yang membutuhkan waktu sembilan jam tiga puluh satu menit tersebut membuat badan Sawamura lelah karena harus terus duduk di pesawat. Mereka akhirnya bisa melihat bandara di depan mata mereka.

Suara bising pesawat menunjukkan para penumpang akan segera mendarat. Sawamura yang sedang melihat keluar jendela terlihat tersenyum dengan mata kecoklatannya.

Alex dan John juga mengetahui bahwa anak yang sedang bersama dengan mereka terlihat mengagumi pemandangan di luar jendela pesawat. Alex yang juga sudah tidak sabar dengan kejutan apa yang akan di lakukan oleh Anak jepang tersebut saat ini mencoba untuk tidak terlalu bersemangat. Membayangkannya saja terasa menyenangkan baginya.

Tidak lama kemudian, Sawamura, Alex, dan John mendarat di bandara LAX yang terletak di baratdaya Los Angeles di kota Westchester. Letaknya sekitar 16 mil dari pusat kota. Ini memang bukan Washington tapi LA adalah tempat istimewa bagi para pemain MLB profesional.
Di tempat yang asing yang kental dengan nuansa modern tersebut, ada sisi yang istimewa bagi para atlet baseball.

Setelah pesawat benar-benar mendarat, ketiga orang tersebut kemudian turun dari pesawat. Ketiga laki-laki tersebut kemudian pergi ke bagian barang bawaan untuk mengambil koper mereka. John yang kemudian berkata bahwa mobil jemputan mereka sudah datang berkata bahwa mereka harus segera pergi dari bandara ini secepatnya. Sawamura yang hanya mengiyakannya mengangguk setuju. Sedangkan Alex malah tersenyum pada John, sambil berkata

"Kenapa harus terburu-buru? Kita masih ada waktu siang ini" kata laki-laki berambut pirang itu.

John yang kemudian membenarkan posisi kacamatanya berkata bahwa omongan Alex seperti bualan saja. Dia sudah sangat familiar mengapa John menyuruhnya untuk segera pergi dari Bandara. Dilain sisi, John kemudian mengeluarkan kacamata hitam dari balik saku blazernya, dan memberikannya pada Sawamura.

"Kau akan membutuhkannya" kata John dengan wajah cuek apa adanya.

Alasan di balik sikap John tersebut tidak lain adalah...

"Hei disana.. cepat foto.".. *clik clik clik. 
"Astaga, dia sangat tampan".
"Hei, Alex, aku mencintaimu".

Itu adalah segerombolan wartawan dan para Fansnya yang sudah menunggu kedatangan Alexander Hauskin. Hari ini memang sudah tersebar bahwa Alex akan datang dari Jepang, jadi wartawan sudah siap meliput berita yang sedang menjadi bahan pembicaraan orang-orang.

"Wow.. apa-apaan ini, aku tidak bisa melihat".
Kilatan flash dari kamera wartawan itu terlalu menyilaukan mata Sawamura.

"Pakai apa yang aku berikan padamu" kata John pada Sawamura.

Popularitas Alex yang sudah tidak diragukan, membuat Sawamura terkesan dengan sosok yang ada di hadapannya saat ini. Di lain sisi, Sawamura saat ini sedang benar-benar tersingkir ketika berjalan di dekat Alex dan John. Dia bukanlah siapa-siapa untuk diliput. Jadi tidak ada Wartawan yang terlalu memperhatikan Sawamura saat mereka keluar bersama. Dia bahkan di anggap anak kecil yang sedang pergi berlibur. Astaga.. Sawamura bahkan belum mulai apapun, tapi dia benar-benar frustasi karena tertinggal oleh mereka berdua.

Diamond no Ace FanfictionUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum