"Masyaallah, Sup. Darah siapa itu?" Glacier terkejut, melihat darah di tangan Supra.

"Mana gua tahu!" Emosi Supra.

"Sebentar... Jangan bilang ini darah Pak satpam?!" Seru Blaze.

Seharusnya ada Pak satpam bernama Pak Asep. Ia selalu menjaga di area pagar sekolah. Karena itulah tugasnya di sekolah ini.

"Kita ke ruang pos satpam". Saran Gempa.

"Kok malah kesana, sih, Gem". Taufan, ia terlalu takut jika ada zombie yang berwujud Pak satpam tersebut.

"Hanya mengecek saja, bisa saja kunci dari gembok ini ada disana". Jelas Gempa.

"Ya udah, gua tunggu aja disini, ya, Gem". Halilintar, dan dijawab anggukan dari Gempa.

Sebenarnya jarak pos satpam tidaklah jauh hanya beberapa langkah belok kanan dari pagar sekolah. Disana terletak pos satpam yang kecil tapi nyaman untuk dipakai.

Dengan begitu Gempa, Taufan, Fang dan Blaze membentuk tim mencari kunci pagar sekolah.

"Assalamualaikum, Pak Asep. Ada di dalam?" Salam Blaze. Dan ditatap datar oleh ketiga orang lainnya.

"Enggak gitu juga kali". Ucap Taufan yang lelah melihat kelakuan Blaze tadi.

"Kembaran lo, ya, Fan". Fang, yang langsung mendapat tatapan tajam dari Taufan.

"Apa maksud lo, landak berkaki dua?!" Bentak Taufan. Ia tidak menerima perkataan yang dilontarkan oleh Fang.

"Eh! Kain kafan! Apa maksudnya landak berkaki dua?!" Kesal Fang.

"K-kain kafan?! Lo ngajak ribut, ya?!" Taufan, ia sangat tidak suka panggilan aneh yang disebutkan oleh Fang tadi.

"O-oi! Tenang, Kakak - kakak sekalian". Ucap Blaze menengahi. Tapi, diacuhkan oleh kedua orang yang masih adu mulut tersebut.

Pletak!  Pletak!

"Udah puas berantemnya? Kalo begitu, ayo kita masuk!"

Pada akhirnya, Gempa menyelesaikan masalah antara Fang dan Taufan. Walau ada sedikit hukuman yang diberikan oleh Gempa. Tetapi mereka bersyukur, Gempa tidak mengamuk lebih dari ini.

Kenop pintu diputar oleh Blaze karena tidak terkunci, ia membuka lebar pintu tersebut. Dan memasuki pos satpam yang hanya bisa dimasuki dua orang.

"Kalian berdua tunggu disini dan jangan bertengkar, mengerti!" Perintah Gempa. Dan hanya diberikan anggukan oleh Fang dan Taufan.

Kini Gempa menyusul Blaze yang sudah memasuki pos satpam. Bau amis sangat menyengat, Gempa langsung menutupi hidungnya.

"Bang Gem! Kuncinya ketemu, nih! Dan gua juga menemukan sesuatu yang bagus, Bang!" Seru Blaze sambil menghampiri Gempa.

"Bagus! Kalo begitu, kita langsung keluar dari tempat ini". Ucap Gempa yang sudah tidak tahan menahan bau amis yang mengelilingi ruangan itu.

•• •• •• •• ••

"Bagaimana? Kuncinya dapet?" Ice bertanya saat temannya sudah kembali dari pos satpam.

"Sudah dong!" Jawab Blaze dengan senyum selebar - lebarnya. Sambil menampilkan kunci dan beberapa barang yang tidak terduga.

"Dan menemukan senjata bagus!" Lanjutnya.

Ternyata barang tidak terduga itu adalah senjata yang biasanya dipakai oleh satpam untuk berjaga - jaga.

Ada empat pisau belati, dua stun gun, dua tonfa (tongkat berbentuk huruf T), dua parang dan tiga revolver.

"Gua pikir, ini bakal membantu. Kita 'kan kekurangan senjata". Tambah Blaze lagi.

"Lo? Sejak kapan lo pinter kayak begini, Blaze?" Tanya Ice tidak percaya. Blaze hanya memutar matanya.

"Bukannya ini bagus? Lihat ada revolver! Cocok untukmu, Solar!" Ucap Thorn dengan gembira.

Solar langsung mengambil dua revolver tersebut bersama isi pelurunya.

"Kalau begitu revolver ini milik gua, ya?" Tanya Solar pada Blaze.

"Ya sudah, kalo itu mau lo. Nah, buat kalian yang belum ada senjata, nih!" Ucap Blaze menyetujui Solar lalu membagikan senjata yang lain.

Blaze pun memberikan pisau belati kepada Halilintar, Gempa dan Taufan. Dua parang kepada Supra. Dua stun gun kepada Yaya dan Ying. Dan tonfa kepada Gopal dan Fang. Sedangkan revolver sudah diambil Solar.

"Eh? Gua udah punya cutter, Hali juga, kalo Gempa 'kan udah ada penggaris kayunya. Kenapa dikasih senjata lagi?" Taufan bingung.

Ia sudah memiliki senjata buat apa dikasih senjata lagi. Halilintar sepertinya tidak masalah, ia senang mendapat dua pisau belati di tanagannya.

"Supaya ampuh matiin zombienya". Jawab Blaze dan hanya diangguki oleh Taufan dan Gempa.

"Terus gua sama si Gopal kenapa dikasih tonfa?" Fang, ia sudah ada pisau dapur sama seperti Gopal. Namun Blaze mengasih senjata lagi.

"Pakai aja itu buat pertahanan kalian. Gitu aja pake nanya". Blaze menjawab dengan nada sedikit kesal. Sedari tadi orang - orang menanyakan hal yang sama.

"Nah, selanjutnya kita harus apa?"

Hai~ Hai~ Readers
Kalian lagi ngapain nih?
Pastinya kalian lagi banyak tugas gegara sekolah di rumah.
Tetap semangat kerjain tugasnya, ya~

Gempa : Author, jangan ngeledekin mereka yang lagi berjuang ngerjain tugas numpuk!

Author : Biarin!

Gempa : Nanti kena karma. Oh, iya! Readers, jaga kesehatan, ya! Tetap berada di rumah jangan keluar mulu

Author : Betul tuh!

Gempa : Apa yang betul?

Author : Ya, kamulah.

Taufan : Ciee, bisa aja Author gombalnya. Readers! Jangan lupa vote dan commentnya! Tinggal pencet gambar bintang disebelah kiri kalian, kok. Soalnya kalo kalian pencet gaji aku bakal bertambah! Muahahaha!

































Taufan : vote dan commentnya, ya~

RUN [Boboiboy]Where stories live. Discover now