Part 3 Misi

392 81 163
                                    

Tepat setelah perjanjian mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Tepat setelah perjanjian mereka. Hari ini, Amanda dan kedua sahabatnya akan pergi menjalankan misi mereka. Ketiga gadis itu akan pergi ke kediaman Gibran untuk sekadar meminta nomor ponsel cowok itu kepada orangtua. Ajaib memang, gadis itu benar-benar nekat untuk mendapatkan nomor ponsel sang pemilik hatinya.

Syfa, dan Aira saat ini berada di rumah Amanda. Mereka sedang memikirkan strategi, tentang bagaimana caranya agar bisa masuk ke dalam rumah Gibran dengan alasan yang masuk akal.

Syfa bersorak ketika dirinya mendapatkan ide. "Aha! Gimana kalo kita bawa nama basket. Nah, di sini kan Amanda juga ketua basket putri tuh, nanti kita bilang aja kalau tadi di sekolah Gibran nggak kasih nomornya ke kita gara-gara dia nggak hafal nomornya, gimana? Ide gue cemerlang, kan?" Amanda dan Aira terdiam. Mendengarkan ide yang dijelaskan oleh Syfa. Apakah mereka harus melakukan itu?

Amanda tersenyum lantaran mendengar penjelasan yang diberikan oleh Syfa. Rencana mereka akan berhasil dengan mengatakam seperti ini. Terlebih, sifat Gibran yang dingin akan menjadikan rencana ini berjalan lancar.

"Ide yang bagus. Tuben otak lo encer!" seru Amanda. Kedua gadis itu mengangguk. Syfa merasa dirinya patut dipuji karena otaknya sudah mau bekerja sama untuk memikirkan rencana ini.

Amanda dan kedua sahabatnya masuk ke dalam mobil. Gadis itu mulai menancapkan gas dan menjalankannya dengan kecepatan rata-rata menuju kediaman Gibran. Entah kenapa dia sempat lupa jalan menuju rumah cowok itu, sedangkan tadi di sekolah ia sudah mencari tahu di mana kediaman laki-laki itu berada. Apakah ini diakibatkan rasa gugupnya? Hm mana bisa Amanda yang terkenal bar-bar merasa gugup dan menjadikan dirinya lupa seperti ini?  Sudah tiga puluh lima menit berada di dalam perjalanan, akhirnya gadis ini sudah berada di sebuah perumahan elit.

Gadis itu lalu turun dari mobil meninggalkan Syfa dan Aira yang berada di dalamnya. Amanda berniat bertanya kepada satpam penjaga perumahan elit itu agar mempermudah mereka menemukan rumah milik kepala sekolah mereka.

Setelah bertanya kepada satpam tersebut. Akhirnya, gadis itu tahu di mana letak rumah Gibran. Ia lalu tersenyum kepada satpam itu dan kemudian berpamitan. Amanda berjalan menuju mobilnya, menghampiri kedua sahabatnya yang berada di sana, ia lalu membawa mobilnya dengan senyum yang terus berada di bibirnya setelah satpam itu memberitahukan kepadanya.

Sekitar lima menit masuk ke dalam perumahan tersebut Amanda kemudian menghentikan mobilnya tepat di sebuah rumah yang sangat megah. Maps tersebut mengatakan jika ini tempat yang mereka cari. Jalan yang di arahkan oleh aplikasi tersebut berhenti di sini. Apakah ini kediaman tempat cowok itu tinggal? Jika itu benar, rumah ini mampu membuat mata Amanda melihatnya tenang. Cat yang digunakan berwarna biru dan sungguh itu warna kesukaan Amanda. Halaman yang cukup luas dengan bunga-bunga yang tersusun rapi dan lapangan yang dipenuhi dengan rerumputan hijau. Sangat segar bukan saat dipandang?

Amanda mematikan mesin mobilnya. Memarkirkan tepat di depan gerbang rumah Gibran. Gadis itu sedikit gugup, ia sangat nekat mendapatkan sesuatu yang diinginkannya.

GIBRANWhere stories live. Discover now