3

5 1 0
                                    

Louwis telah sampai di kantor yang akan menjadi tempatnya untuk bekerja. Bukankah sangat mudah baginya untuk memanipulasi fikiran seseorang? Lagi pula bukan tanpa maksut dia memilih kantor ini untuk tempat pijakannya.

Saat keliling ruang kantor banyak sekali pasang mata yang melihatnya dengan antusias. Bahkan ada yang memujinya dengan terang terangan.

'bener bener tampan ya anak nya presdir Hwang'

'iya. Tapi kayaknya kok dingin ya orang nya'

'bener bener cool boy deh'

Dan masih banyak lagi pujian pujian yang dilontarkan untuk Louwis. Sebenarnya Louwis bangga dirinya dipuji oleh banyak kaum hawa. Tapi alangkah lebih bangga jika milik nya lah yang memuji dirinya.

Sepanjang perjalanan Louwis hanya melihat lihat dan memahami apa yang dijelaskan oleh ayah dan sekretaris nya. Sebenarnya dia sedang mencari seseorang yang tadi pagi sudah berani mengusir nya dengan sinis.

'akan kubalas kau Wiea' fikirnya degitu licik.

Setelah lama berkeliling. Kini saatnya untuk pergi ke lantai yang paling atas. Tempat singgah nya untuk menggantikan sang ayah. Ditambah dengan Louwis yang sudah tak sabar ingin bertemu Wiea.

Tak lama lif yang mereka naiki terbuka. Menampakkan kedua perempuan magang yang bertugas untuk menyambut kedatangan mereka di tempat singgah nya.

"selamat pagi" sapa Wiea dan Lesy bebarengan.

Presdir Hwang tersenyum membalas sapaan mereka. Berbeda dengan Louwis yang terlihat tak acuh. Lebih tepatnya ia sedang menikmati permainan yang telah dibuatnya. 'Sungguh senang bisa memberi kejutan kecil untuk my mine' fikir Louwis dalam hati.

Tanpa disadari Lesy, Louwis sebenarnya telah menatap Wiea dengan senyuman sinis. Membuat Wiea hanya bisa berdo'a dalam hati agar hidupnya dijauhkan dari orang orang yang menyebalkan.

"kalian berdua ikut saya ke dalam ruangan" pinta presdir Hwang tak terbantahkan.

"baik presdir" ucap Wiea dan Lesy dengan kompak.

Kemudian mereka berdua mengikuti presdir dari belakang. Tak lama kemudian mereka telah sampai di ruangan presdir Hwang.

"kalian berdua duduk lah. Putra ku yang akan interview kalian. Juga jabatan apa yang cocok untuk kalian akan ku serahkan kepada putra ku." jelas presdir Hwang.

Wiela dan Lesy segera menuruti apa yang di perintahkan oleh sang presdir setelah mengangguk. Mereka duduk dengan gugup yang mendampingi.

"Louwis, sekarang kau mulai kerja. Ayah akan ke ruangan mbak Windy dulu buat pengarahan" ucap presdir yang di angguki oleh Louwis.

Setelah pamit, presdir Hwang segera pergi dari ruangan dan di ikuti mbak Windy di belakang nya.

"siap buat interview?" tanya Louwis dengan nada dingin, dan jangan lupakan tampang datar nya yang bisa membuat semua orang mati kutu saat berhadapan dengannya.

"siap pak" jawab mereka bersamaan.

"saya akan interview kalian satu satu. Jadi salah satunya silahkan keluar" jelas Louwis.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 17, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

pleasant "EMERGENCY"Where stories live. Discover now