2

5 1 0
                                    

Kringg kringg kringg...

Suara dering alaram begitu melengking memekakan telinga. Membuat sepasang insan yang sedang berpelukan dalam tidurnya menjadi terganggu.

"Enghh..." Rancau Wiea saat merasa pergerakannya tertahan.

Ia mencoba menyingkirkan tangan Louwis yang ada di pinggangnya. Tapi bukannya terlepas malah Louwis lebih mengeratkan pelukannya di pinggang Wiea.

"biarkan seperti ini dulu" ujar Louwis tak mau lepas.

"kau gila? Bagaimana kalau nanti mama ku sampai kesini dan melihat mu?" geram Wiea.

"ckk.. Mama mu sungguh merepotkan" ucapnya sebal dengan mengubah dirinya menjadi posisi duduk.

"seharusnya aku yang bilang begitu tuan Louwis" ucap Wiea dengan sinis.

Kemudian Wiea segera melangkahkan kaki nya menuju lemari untuk menyiapkan pakaian kerjanya.

Tok tok tok...

"Wiea apa kamu sudah bangun sayang?" tanya mamanya dengan mengetuk pintu.

"sudah ma. Sekarang Wiea baru mau mandi" jawab Wiea.

"selesai mandi jangan lupa ikut sarapan bersama. Mama sama papa akan menunggu mu turun. Jangan membuat dirimu tersiksa dengan sering melupakan sarapan. Tubuh mu tidak sekuat yang kau kira" nasihat mama nya panjang lebar.

"baik ma.. " jawab Wiea dengan pasrah.

"tuh kan, untung saja mama ku tidak masuk. Kalo sampai mama ku tahu ada kau di sini kan bisa gawat nanti" gerutu Wiea dengan sebal.

"mandilah, aku akan pergi. Kau benar benar tak sopan telah mengusir tamu" sebalnya dengan sedikit cemberut kemudian menghilang bak terbawa angin.

Wiea yang melihat itu ingin terbahak,namun segera di urungkannya. Ia ingat kalo di rumah masih ada orangtuanya yang bisa mendengar tawanya. Akhirnya Wiea hanya tersenym lebar.

Menurut Wiea Louwis sungguh menggemaskan. Entah mengapa keadaan yang mengancam ini membuatnya sedikit... menikmati?

Wiea segera mandi dan bersiap siap untuk ke kantor kalau dia tidak ingin telat. Setelah semuanya selesai, Wiea segera turun untuk mengikuti sarapan pagi bersama dengan keluarganya.

"pagi ma, pagi pa" ucap wiea dengan mencium pipi kedua orangtuanya.

"pagi juga sayang" jawab orangtuanya kompak.

Kemudian mereka melaksanakan ritual sarapan paginya dengan hikmat. Tanpa ada pembicaraan yang menurut mereka tidak sopan bila dilakukan saat makan. Beberapa menit kemudian mereka selesai sarapan.

"kenapa kamu berangkat pagi Wiea?" tanya sang papa penasaran.

"anak dari pemilik Trictton group nanti akan datang untuk menggantikan presdir Hwang. Kemungkinan besar kalau presdir Hwang akan menyerahkan jabatannya kepada anaknya. Jadi aku yang masih bimbingan ini harus membantu untuk menyiapkan semuanya kalau tidak ingin dipandang buruk" jelas Wiea panjang lebar.

"kamu benar. Meskipun kamu masih tergolong magang di sana. Tapi kamu harus tetap menekuni nya kalau kamu ingin menjadi karyawan tetap. Jangan biarkan orang lain memandang kamu dengan rendah" ucap papa nya menasihati.

"benar yang dikatakan papa mu sayang. Kamu harus giat di sana. Jangan sampai pekerjaan kamu di pandang buruk. Karena nanti kamu yang akan rugi sendiri" tambah sang mama.

"makasih masih mau nasihatin Wiea. Wiea sayang mama sama papa" ujar Wiea dengan menghampiri dan memeluk kedua orang tuanya.

Setelah pembicaraan selesai, Wiea segera pamit untuk bekerja. "Wiea berangkat dulu mah, pah" sapa nya.

pleasant "EMERGENCY"Where stories live. Discover now