Chapter 2: Lightside

67 10 6
                                    

Daniel membuka matanya perlahan. Kegelapan langsung menyergapnya. Ia butuh waktu agar matanya dapat menyesuaikan diri di tingkat kegelapan seperti ini.

Ia bangkit dari posisi tidurnya, kepalanya menoleh ke segala arah, mencari satu sosok yang menemaninya datang ke hutan ini.

"Karra!" Daniel bangkit berdiri. Rasa takut menyelimutinya tatkala ia hanya melihat pohon-pohon menjulang tinggi dengan kabut tebal disekitarnya. "KARRA!" Daniel meneriakkan nama itu lebih keras.

Bohong kalau anak itu tak merasa khawatir. Ia takut terjadi sesuatu pada Karra ketika ia sedang tertidur. Berbagai macam pikiran buruk masuk ke otaknya tanpa bisa dicegah.

Mungkin Karra dimakan binatang buas...?

Mungkin Karra pergi meninggalkanku karena aku tertidur...?

"Karra! Kau dimana?! Heii, jangan tinggalkan aku sendiri! Aku bisa tersesat!" Suaranya bergetar menahan tangis. Matanya berkaca-kaca.

"Kar--"

Teriakannya terhenti ketika melihat sebuah pancaran cahaya tak jauh darinya. Ia mendekati sumber cahaya. Dan...

Sebuah portal?

Ia mengernyit heran. Ia menatap tajam ke arah portal berbentuk lingkaran itu.

Sampai akhirnya...

Bruk!

"Aaaaaaa!"

"Aaaaaaaa!"

Deg. Deg.

"Karra! Kau darimana saja! Kupikir kau meninggalkanku... kau jahat!" Air mata Daniel turun deras tanpa bisa dicegah olehnya. Sementara itu, Karra yang baru saja menubruknya hingga terjatuh tengah mengatur deru nafasnya yang cepat.

Daniel masih menitikkan air matanya. "Kau tahu tidak, aku sangat khawatir terjadi sesuatu padamu!" Daniel memeluk Karra yang masih bergeming.

"Hey, sudahlah... aku tidak apa-apa." Akhirnya sebuah kalimat keluar dari mulut Karra. Ia mengelus punggung Daniel guna menenangkannya.

Daniel mengangguk. Ia menatap Karra yang tengah tersenyum tipis. Dan kemudian pandangannya beralih ke balik tubuh Karra, dimana sebuah portal berbentuk lingkaran dengan cahaya putih memancar dari sana.

"Kau... habis dari sana? Apa yang kau lakukan?" tanya Daniel heran.

Karra mengalihkan pandangannya dari Daniel. Ia mengusap tengkuknya. "Err... soal itu, nanti kuceritakan. Ayo kita pulang sekarang." Karra menarik tangan Daniel agar ikut bangkit berdiri.

Di tengah perjalanan mereka...

"Karra, ceritakan padaku. Apa yang kau temukan di sana?" Daniel memecah hening yang sedari tadi melingkupi mereka.

Karra menghela nafas. "Kurasa... aku sudah memasuki sisi lain,"

Mata Daniel membelalak kaget, "Apa maksudmu?! Lightside?"

"Ku... kurasa begitu..."

"Oh, benarkah? Ceritakan padaku! Jadi portal itu adalah penghubung kedua sisi ini! Padahal kukira--"

"Ssshh! Jangan keras-keras. Darksiders lain bisa dengar."

"Maaf." Daniel terkekeh pelan.

"Setelah aku memasuki portal itu. Aku berada di sebuah ruangan," kisahnya. "Kemudian aku melihat sebuah pintu. Aku membuka pintu itu dan, aku melihat sebuah kota besar dengan gedung tinggi dimana-mana." Karra berhenti sejenak. Mengeratkan genggamannya di tangan Daniel. "Kota itu tampak cerah. Tempatku saat itu berada jauh dari kota. Di sekitarku tak ada siapapun...

"Kota itu sangat mencerminkan Lightside yang selama ini kita ketahui,

"Kemudian, saat aku berbalik, ingin kembali menghampirimu. Seseorang memanggilku..." Karra menggigit bibirnya cemas. "Aku terlalu takut untuk menoleh, jadi aku langsung berlari dan memasuki portal itu, dan akhirnya bertemu denganmu yang ternyata sudah terbangun." Karra menyelipkan sebuah senyuman tipis di bibirnya.

Daniel menatap takjub pada Karra. "Cerita itu benar! Semua yang kita pelajari benar! Lightside memang ada..."

"Tapi, Karra, seandainya yang memanggilmu itu seorang Lightsiders, bagaimana? Bagaimana kalau kau akan di--"

"Aku tidak suka kau yang sering berpikiran buruk, Daniel." Karra menggeleng. "Seandainya itu memang seorang Lightsiders, mereka bisa apa? Mereka tak tahu apapun tentang kita, mereka bahkan tak tahu kalau dunia sudah dibagi menjadi dua sisi, atau tentang mereka bisa membangkitkan sebuah kekuatan terpendam dalam diri mereka, mereka bahkan tidak tahu itu, bukan?" cecar Karra langsung.

"Berdasarkan cerita dari sang Ratu, itu benar." sahut Daniel.

"Ya sudah, kalau begitu kita tak perlu khawatir." Karra tersenyum, dan Daniel ikut tersenyum.

"Sudah sampai, besok aku akan menghadap ibumu, untuk menceritakan soal portal itu."

"Aku berani bertaruh bahwa nanti kau dengan beberapa Darksiders lain akan diperintahkan untuk pergi ke Lightside." cetus Daniel.

"Kau menyebalkan," desis Karra. "Sudah sana! Sampaikan salamku pada Ratu."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ratu menganggukkan kepalanya mendengar cerita Karra. "Kau sudah menemukannya..." lirih sang ratu.

"Sebenarnya, aku sudah menyembunyikan portal itu sejak lama. Portal itu juga sudah kukunci agar tak ada siapapun yang bisa melihatnya. Tapi sepertinya sekarang... sang pemegang kunci sudah membuka portalnya kembali..." Ratu terkekeh pelan.

"Apa maksudmu, Ratu? Aku--"

"Ya, Karra Keene. Kau adalah kunci portal itu. Aku sengaja menyembunyikan kunci portal itu ke dalam tubuhmu." ujar sang Ratu.

"Lalu, apa yang harus kulakukan, Ratu?" tanya Karra dengan kepala yang menunduk, tanda bahwa ia menghormati lawan biacaranya saat ini.

"Pergilah ke Lightside, pelajari segalanya tentang Lightside, dan jika sudah tiba saatnya, kita akan menguasai Lightside." Ratu menyeringai. "Kau tahu artinya kan?" Wanita itu berhenti sejenak. Menatap wajah Karra. "Kekuatanmu akan dengan paksa dibangkitkan, resikonya cukup besar. Karena usiamu yang baru menginjak 17 tahun. Tetapi kau tahu hasilnya akan sangat menguntungkan. Dengan pelatihan di usia yang cukup muda, kau dapat menguasai dengan baik kekuatanmu dan mengembangkannya sehingga menjadi lebih dahsyat."

Halo gesss, i'm back!
Masih amatir nih, maaf yahh

Ini dia tokoh utama kitaa
Karra Keene!!
>_<

Jangan lupa vote and coment yahhh♡


Lightside And DarksideWhere stories live. Discover now