Sejin sungguh sudah muak sekarang. Bangtan yang sekarang benar-benar bukan Bangtan yang Sejin kenal. Tidak ada lagi persaudaraan di antara mereka. Bangtan pecah. Itu menurut Sejin.

"Hyung.."

Ahh Sejin lupa, masih ada Hoseok di depannya.

"Sepertinya aku sudah tidak tahan lagi dengan situasi sekarang. Aku tidak nyaman tinggal disini dengan mereka. Malam ini aku izin untuk menginap di studio."

"Hoseok-ah? Jungkook bagaimana? Kalian tega meninggalkan Jungkook sendiri?"

"Jungkook juga sepertinya membenci kami hyung."

Sejin mengusap wajahnya kasar. Sejin benar-benar tidak tahu apa yang harus ia lakukan.

"Hoseok-ah.."

"Maafkan aku hyung. Biarkan aku menginap di studio malam ini."

"Terserah kau. Tapi jangan macam-macam."

Hoseok mengangguk lalu segera pergi dari dorm. Tidak ingin terlalu lama terjebak dengan situasi canggung tersebut.

Bukan canggung, tapi Hoseok lebih merasa bersalah pada Jungkook. Jungkook sekarang mendiaminya. Tentu saja ini karena keegoisan mereka. Hoseok tahu itu.

"Jungkook, maafkan aku.."

***

Pemuda kelinci itu akhirnya keluar dari kamarnya saat di rasa semua hyungnya pergi dari dorm.
Jungkook sebenarnya mendengar saat Taehyung pamit padanya.

Begitu juga Sejin yang akan membeli makanan untuknya.
Jungkook berani keluar saat semua tak ada di dorm. Matanya sembab, bibirnya yang masih pucat, namun tidak mengurangi wajah tampannya.

Mata bulatnya menelusuri ruang tamu yang sedikit berantakan dengan cake yang berceceran di lantai. Jungkook juga tahu, itu ulah Taehyung.

Ia terduduk di hadapan cake tersebut. Matanya mulai mengembun, seakan meratapi cake yang sudah hampir di makan semut itu.

"Hiks.. Kenapa seperti ini?"

Jungkook memeluk lututnya. Air matanya sudah tidak bisa ia tahan. Apapun yang berhubungan dengan hyungnya adalah titik lemah Jungkook.

Jadi jangan salahkan Jungkook jika sekarang ia terlihat lemah karena melihat keadaan hyungnya.

Belum sembuh luka karena kepergian Seokjin, dan kali ini Jungkook harus kembali terluka. Hyungnya yang lain dengan tega menabur garam di luka hati Jungkook yang belum mengering.

Mengingat Seokjin, mungkin jika Seokjin masih ada, Seokjin pasti sudah memarahi mereka habis-habisan, menghukum mereka karena sudah membuat Jungkook menangis.

Atau mungkin seandainya
Seokjin masih ada, tidak akan ada kejadian ini.

Iya seandainya, itu kata mustahil untuk terjadi.

Seokjin tak akan bisa memarahi mereka, Seokjin tak akan bisa memeluk Jungkook saat ini.

"Jin hyung.. Aku takut mereka akan meninggalkanku. Aku takut sendirian. Hiks."

" Hyung, Aku merindukanmu.. Aku harus bagaimana sekarang hiks.." Isak Jungkook.

Jungkook sungguh merindukan Seokjin.

"Jungkook-ah?"

Jungkook lupa, masih ada Jimin di dorm. Jungkook mengusap wajahnya kasar lalu menatap datar Jimin. Namun, Jimin malah memberikan senyumnya pada Jungkook. Senyum yang menenangkan untuk Jungkook.

"Kenapa disini? Ahh maafkan ya Kook, Taehyung tidak sengaja menjatuhakn cake nya. Kau ingin makan cake itu? Kajja hyung akan membelikannya lagi!"

Jungkook menggeleng lemah.

Home - Jeon Jungkook (Sequel kim Seokjin) Where stories live. Discover now