29 - Resmi

3.4K 494 76
                                    

Bona itu punya cara tersendiri menilai pasangannya. Ia suka Minhyun. Bona melihat Yuta yang baru saja keluar rumah. "Ehh, mau beli sarapan, Yut?" tanya Bona. Perempuan itu gelisah. Yuta menaikkan satu alisnya. "Lo ngapain di sini, Bona? Jangan bilang kayak kemaren ya?"

Bona tidak menjawab. Matanya mengarah pada rumah di sebelah Yuta. "Nyariin apaan sih, Lo?"

"Enggak ada." Bona menarik Yuta, lalu mendorongnya. "Sama deh Lo pergi. Tu mamang bubur ayamnya nanti pergi lagi." Yuta tak menanggapi, ia hanya berpendapat Bona sinting.

Bona bernapas lega. Yuta sudah pergi. Ia tidak mau siapapun tahu tentang hubungannya dengan Minhyun. Mungkin Jisoo yang hanya tahu. Biar jadi kejutan saja, kalau dia yang menang taruhan.

Perempuan itu melihat ke arah Minhyun yang baru saja keluar. "Nunggu lama?"

Bona tersenyum. "Enggak kok. Bentar." Padahal ia sudah menunggu tiga puluh menit dan menurut Bona pribadi itu sudah mampu membuat kakinya pegal. Tapi, karena sedang bucin Bona berdusta sedikit.

***

Lisa tak hentinya mengutuk Bona. Sejak masuk kantor tadi. Ia sudah kesal karena foto kencan Bona sudah terpampang nyata di layar ponsel. Lisa bahkan merajuk. Agak cemas sedikit sebenarnya. Kalau kalah taruhan bagaimana?

"Udah punya pacar, Mbak Jis?" tanya Lisa penasaran karena Jisoo santai-santai saja saat teman-teman yang lain membicarakan hubungan Bona yang lagi hangat-hangatnya.

Lisa merasa terancam, ia takut kalah taruhan. "Kok Lo santai sih, Mbak? Gak takut lo?" tanya Lisa curiga. Jisoo mengangkat bahu. Lalu meraih lembar tugasnya. "Gak tuh, lagian ya Lis. Gue gak kere-kere amat buat bayarin Bona liburan."

Lisa bergumam, "Sialan, Mbak."

Jisoo hanya tersenyum, masih menutupi sedikit kecemasannnya, yang jelas ia tidak takut kalah, juga tidak yakin menang. Tetapi feeling Jisoo mengatakan dirinya yang akan menang. Sedetik kemudian senyuman itu luntur saat mengingat bagaimana perasaannya pada Sehun.

Wajah Lisa mulai cemas, ia mondar-mandir menunggu kedatangan Bona-si pelaku utama-yang sampai sekarang belum memberi kejelasan terhadap rumor yang beredar di kalangan tim desain.

"Lis, si Yuta sama gue juga belum dapat pacar. Jadi lo tu tenang aja, deh. Lagian ini masih rumor." Jisoo berjalan melewati Lisa yang sedang berdiri menunggu di depan pintu kaca ruangan mereka. Saat Jisoo berjalan menuju pantry, Sehun menyegat tangannya. "Ada apa ya, Pak?"

"Buatin saya kopi, gulanya sedikit. Kalo Kemanisan kamu sendiri yang bakalan ngabisin kopinya." Sehun keluar, Jisoo mengangguk lalu beralih memegang gelas. Ini Sehun lagi ada aksi protes dengan Jisoo karena sedang digantungin. Jisoo tidak habis pikir.

"Lisa kenapa, Jis?" tanya Yuta yang baru saja masuk dan meletakkan makanan ringan dan es krim kesukaannya di dalam kulkas. Jisoo terkejut saat Yuta memulai pembicaraan dengannya. Gadis itu menoleh. Yuta juga jadi kaku. Mungkin lupa kalau tidak sedang bertegur sapa.

"Jis, maaf ya." Yuta mendekat berhasil membuat Jisoo meletakkan kembali kopi instant itu. "Gue sayang lo. Bakalan terus sayang sama lo. Sikap gue kekanakan dengan gak tegur lo. Gue ngerasa sepi akhir-akhir ini." Yuta berujar lantang.

"Yut, guu yang seharusnya minta maaf. Lo bisa dapet yang lebih dari gue."

"Jis," panggil Yuta. "Boleh peluk?"

Jisoo tersenyum lalu mengangguk. "Apasih yang enggak buat temen gue ini?" Jisoo menepuk punggung Yuta. Ada rasa sedih yang menjalar saat Yuta memeluknya. "Gue bakalan berusaha lupain lo, Jis."

Jisoo menjauh. "Yut, kita bakalan tetap temen, kan?"

Yuta menggeleng, Jisoo cemberut. "Jis, tahu gak? Perempuan dan laki-laki gak ada istilah temen di antara mereka. Gue bakalan tetap temenan sama lo. Tapi mungkin gak sedekat dulu. Kita gak bisa kayak dulu."

Jisoo paham yang dimaksud Yuta. "Kalau ada apa-apa, lo bisa cerita ke due tentang apapun. Gue siap denger." Jisoo berbalik, kinimenuangkan air panas ke dalam cangkir. "Tentang Lisa tadi, gak tahu tuh, dia cemas pas dengar kabar Bona sudah punya pacar."

Yuta tertawa. Ia membuang plastik sampah ke dalam tempatnya yang diletakkan di sudut ruangan. "Gila, Bona udah konfirmasi?"

Jisoo menggeleng. "Belum."

"Lalu, ngapain Lisa cemas? Wong orangnya aja belum klarifikasi." Yuta mengambil cangkir kopi yang tadinya Jisoo buat. "Makasih, ya, Jis. Lo makin cantik, deh. Gue jadi susah move on." Yuta mengedipkan sebelah matanya bermaksud menggoda Jisoo.

"Ishh ... kampret. Itu buat Pak Sehun." Yuta hanya melenggang pergi tanpa mau mendengar teriakan Jisoo yang memanggil namanya.

Tok.. Tok.. Tok

Jisoo mengintip-melihat. Apakah ada Sehun di dalam? Ternyata pria itu sedang menelepon seseorang dan memberi kode untuk meletakkan kopinya di atas meja. Jisoo menurut. "Harus ya buat kopi pakai acara ngerumpi?" Dia sudah selesai berbicara di telepon dan sekarang menatap Jisoo tajam.

"Ha?" Jisoo tak paham maksudnya. Ia marah karena Jisoo lama membuat kopinya atau dia marah karena Jisoo berbicara dengan Yuta?


"Pak, jangan macem-macem ya." Jisoo mundur saat Sehun mendekat. Jangan sampai kejadian kemarin terulang lagi. "Kamu gak pake name tag. Tadi jatuh di depan pintu ruangan." Jisoo mengikuti gerakan tangan Sehun saat mengalungkan name tag gantung itu.

"Jis, kamu gak nyaman sama aku karena apa sebenarnya?" Jisoo tercekat, masih belum paham Sehun berkata apa.

Sehun tertawa. "Santai aja kali, Jis, cuman nanya doang. Sekarang kamu jawab. Kalau belum jawab gak aku kasih tanda tangan di berkas yang itu." Sehun menunjuk berkas di atas meja.

Jisoo mencibir. "Maksa." Kemudian menggeleng. "Siapa bilang gak nyaman?"

Sehun tersenyum. "Kamu nunjukin gerak-gerik kayak gitu. Jadi gimana?"

"Apanya?"

"Jawaban kamu tentang ajakan waktu itu."

Jisoo mengambil napas. "Mau."

"Serius?"

Jisoo mengangguk. "Iyalah. Memang aku bercanda tentang perasaan. Gak pernah ya."

"Bagus deh, berarti liburan kantor kali ini bakalan ada pacar."

Jisoo mengiakan. "Memang kapan bakalan liburan?"

"Akhir tahun. Nanti akhir tahun bakalan ada liburan kantor ke Bali semua divisi ikut."

"Jangan senyum gak jelas, gemes tahu." Sehun mengusap kepala Jisoo. "Rambut kamu berantakan." Laki-laki itu merapikannya.

"Nah, kalau gitu kencan pertama, pacar Mas ini mau diajak ke mana?"

Jisoo menginjak kaki Sehun. "Mas, pokoknya ini jadi rahasia kita ya, gak boleh ada yang tahu kalau kita pacaran."

TBC

Ada chapter Bona ke rumah Yuta. Itu sebenarnya mau ke rumah Minhyun. Rumah mereka satu komplek.


Deskripsikan tentang Sehun dan Jisoo. Pengen tahu aja.

Division | Jisoo • Sehun [✔] Where stories live. Discover now